Bunda Arsaningsih Ajak Praktikkan Proses Energi dalam “Bedah Karma”
Bunda Arsaningsih Ajak Praktikkan Proses Energi dalam “Bedah Karma”
Surabaya, Kabarindo- Banyak orang yang berpikir Tuhan tidak adil, karena memberikan cobaan yang berat terhadap diri mereka, sehingga memberikan penderitaan, sementara sebagian orang lainnya sangat kaya raya dan berfoya-foya.
Mereka kecewa, marah dan membenci Tuhan. Juga menyalahkan orang-orang lain atas semua yang dialami dalam hidup mereka. Padahal mereka merasa telah berbuat banyak kebaikan kepada orang-orang lain dan melakukan kebajikan di dunia ini. Lalu kenapa mereka menderita? Apa salah mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini terus mengganggu benak mereka, karena tak menemukan jawaban yang memuaskan.
Guru Meditasi Bunda Arsaningsih mengatakan, dalam perjalanan hidup, sering kali kita dihadapkan pada berbagai cobaan yang tak terhindarkan. Namun, apakah kita menyadari bahwa semua itu sebenarnya merupakan bagian dari takdir atau karma atas apa yang telah kita tanam pada masa lalu?
“Takdir atau karma berasal dari pikiran yang mewujud menjadi tindakan. Karma adalah jejak tindakan dan perbuatan termasuk pikiran-pikiran pada masa lalu yang membentuk kita hari ini. Cobaan-cobaan yang datang dalam kehidupan saat ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan pada masa lalu,” ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Arsa ini.
Menurut ia, takdir bisa dipahami melalui proses energi. Membekali diri dengan pemahaman takdir atau karma, dapat membantu kita untuk menerima dan mengubah apa yang akan kita terima. Maka upaya memantaskan diri untuk mendapatkan masa depan yang baik, tidak hanya dilakukan secara berfisik namun juga dalam proses berpikir. Hal ini bersifat universal, tidak terkotak-kotak agama.
Bunda Arsaningsih mempercayai bahwa apa yang ditanam, itulah yang akan dituai. Apa yang kita pikirkan dan lakukan akan menjadi buah takdir atau karma yang akan kita terima.
“Cobaan yang kita alami bukan diberikan oleh Tuhan, namun merupakan hal yang pernah kita tanam atau lakukan sebelumnya,” ujar perempuan kelahiran 1968, pendiri Yayasan Cahaya Cinta Kasih ini.
Untuk mengupas hal tersebut, Yayasan Cahaya Cinta Kasih menggelar talkshow interaktif “Bedah Karma” di Surabaya pada Minggu (26/5/2024) yang menghadirkan Bunda Arsa. Kegiatan ini diikuti hampir 700 peserta.
Bunda Arsa memberi kesempatan kepada para peserta untuk bertanya serta jika ingin diri mereka ditelaah dan dibedah karmanya. Pada momen itu sangat mungkin jejak karma masa lalu mereka “dibaca” dan ditelaah kemudian mendapat solusi berdasarkan hasil telaah.
“Proses interaktif ini diharapkan menjadi proses pembelajaran bagi semua peserta dan menjadi salah satu upaya dalam merancang masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Pada akhir sesi Bedah Karma, Bunda Arsa mengajak seluruh peserta untuk melakukan SOUL Reflection untuk melepaskan semua ganjalan batin dan bersikap ikhlas terhadap apa yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
“Kita belajar ikhlas menerima apapun yang terjadi dalam hidup ini. Maka kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik,” tuturnya.
Sebelumnya talkshow digelar di Denpasar yang diikuti 500 peserta, kemudian di Kota Mataram dengan 300 peserta, disusul di Kabupaten Badung-Bali dengan 1.500 peserta. Selanjutnya akan hadir di Yogyakarta pada 9 Juni 2024. Bunda Arsa bersama dr. Rastho Mahotama sebagai host akan terus melakukan roadshow ke kota-kota besar lainnya.
dr. Rastho mengatakan, keragaman dan warna pengalaman serta hasil bedah di setiap kota akan berbeda sesuai dengan para peserta yang ditelaah.
Ia mengatakan, dalam talkshow di Denpasar ada 3 peserta yang bersedia ‘dibedah’ dan masalah mereka berkaitan dengan bullying. Sedangkan dalam talkshow di Mataram, ada peserta yang mengungkapkan masalah keluarga.
Comments ( 0 )