Sukses Penyaluran Qurban hingga ke Manca Negara, BMH Resmi Luncurkan Buku "Bahagia dengan Berqurban"

Sukses Penyaluran Qurban hingga ke Manca Negara, BMH Resmi Luncurkan Buku "Bahagia dengan Berqurban"

KABARINDO, JAKARTA - Sebuah buku dari perjalanan sukses penyelenggaraan hewan Qur'ban ke pelosok Nusantara hingga manca negara yang dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) akhirnya resmi diluncurkan di Pusat Dakwah BMH, Jalan Cipinang Cimpedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (28/08/2024).

Belum lama ini,  program qurban di bulan Dzulhijjah kemarin yang digelar BMH telah berjalan sukses. Penyaluran hewan kurban hingga ke pelosok Nusantara bahkan mancanegara pun meninggalkan sejumlah cerita.

Kisah perjalanan yang syarat dengan makna ini kemudian dirangkum dalam sebuah buku berjudul "Bahagia dengan Berqurban." 

Buku yang mengangkat tema ibadah dan kepedulian sosial ditulis oleh Imam Nawawi, Ainuddin Chalik, Adam Sukiman, Azim Ar-Rasyid Sofyan, Bustanol Arifin, Puji Asmoro dan Rizki Ulfahadi.

Direktur Utama BMH, Ustadz Supendi menjelaskan bahwa buku ini merupakan bentuk komitmen BMH dalam menjalankan amanah ibadah qurban dari para mudhohi dan donatur, serta sebagai wujud nyata upaya dalam memberdayakan umat dan memperkuat solidaritas sosial.

"Buku ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang makna sejarah dan perkembangan kurban dalam Islam serta bagaimana BMH mengelola dan mendistribusikan daging kurban dengan cepat tepat sasaran dan multi manfaat," ujar Supendi  saat peluncuran buku.

Dalam buku ini diuraikan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari dalil-dalil syariat, nilai-nilai spiritual dan sosial, hingga tantangan dan inovasi dalam pengelolaan qurban di era modern. Selain itu juga diuraikan berbagai program pemberdayaan sosial yang terbangun dalam ekosistem program qurban, baik untuk kemandirian Pesantren, Da'i dan masyarakat pedalaman.

"Kami berharap buku ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berkontribusi dalam kebaikan dan pemberdayaan umat," tutur Ustadz Supendi lagi.

Sementara itu, Imam Nawawi salah seorang penulis menyampaikan, didalam buku ini digambarkan pelaksanaan ibadah kurban di pelosok desa, terpencil, pedalaman, pesisir hingga tapal batas negara. Dimana setiap Idul Adha, mereka hanya berharap, adakah yang mengirim hewan qurban ke desanya.

Bahkan lanjut Imam, ada yang selama 20 tahun tidak pernah menikmati lezatnya daging, karena tidak ada yang berqurban disana. Namun fakta itu tidak boleh menjadi kesedihan, melainkan dapat bergerak dengan menguatkan gotong royong sebagai sebuah tindakan yang relevan.

"Setidaknya melalui momentum qurban kita bisa buktikan bahwa upaya pemerataan konsumsi daging itu bisa. Siapa yang paling potensial mampu menjembatani soal ini, tidak lain adalah lembaga-lembaga filantropi Islam," ucap Imam yang juga sebagai Kepala Humas BMH Pusat.

Laznas BMH menjadi salah satu filantropi Islam sekaligus lembaga amil zakat nasional yang memiliki konsentrasi program ke titik pedalaman, pesisir, pelosok hingga tapal batas negara. Hal ini karena dukungan dari jaringan dakwah Hidayatullah berupa pesantren dan Da'i yang tersebar di 600-an titik di seluruh Indonesia.

"Khusus dalam program qurban, Da'i tangguh menjadi person terdepan dalam implementasi," ujarnya.

Ia pun berpesan, sebagai umat Islam harus berpikir apa langkah yang bisa kita berikan untuk kemajuan bangsa ini. Kalau kita sudah bisa memberikan satu langkah baik, maka kebaikan itu bagaimana kita lipat gandakan. 

Karena itu, upaya menerbitkan buku ini harus menjadi sebuah kesadaran bersama untuk menjadikan literasi sebagai sebuah arus yg menjadikan umat dan bangsa ini semakin cinta pada kebaikan.


"Kalau kita lihat filosofi qurban itu adalah tentang bagaimana seorang manusia betul-betul mengenal Tuhan-Nya, yang dia berorientasi untuk mendapatkan cinta dari Tuhan dan dengan cinta dari Tuhan itulah dia bisa menjadi orang menebarkan cinta, kasih sayang dan pembangunan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pegiat Literasi Kang Maman Suherman mengungkapkan, banyak hal bisa dipetik dari buku "Bahagia dengan Berqurban." Dirinya berharap, kisah program qurban bersama BMH tidak hanya berhenti disini, tapi ada buku-buku berikutnya yang semakin menambah literasi bagi masyarakat.

Lebih lanjut ia memaparkan, Buku ini turut menggambarkan qurban itu juga merupakan bagian dari diplomasi politik, kemanusiaan dan peradaban. Ada empat point yang harus dilakukan dari buku ini, yakni sebar, tebar, abadikan dan bahagiakan. Foto: Ist