Malaysia Terendam Banjir, 11.000 Lebih Dievakuasi
KABARINDO, KUALA LUMPUR – Hujan deras terus-menerus sejak Jumat (17/12) telah merendam setidaknya enam negara bagian di Malaysia. Melaka, Selangor dan Negri Sembilan menjadi negara bagian terakhir yang dilanda banjir setelah Kelantan, Pahang dan Terengganu lebih dulu terendam.
Dinas Pengairan dan Drainase (DID) melalui portalnya melaporkan, ketinggian air dua sungai utama di Kelantan sudah mencapai titik rawan. Hingga Sabtu (18/12), Sungai Golok di Kampung Jenob, Tanah Merah terukur 24,36 meter, Sungai Kelantan di Kampung Jenob, Tanah Merah 24,62 meter, dan Sungai Kelantan di Kuala Krai 25,51 meter.
Portal DID juga melaporkan bahwa ketinggian Sungai Dungun di Pasir raja telah menembus titik bahaya, yaitu 37,97 m (tingkat bahaya 37,5 m).
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada konferensi pers Sabtu (18/12) malam bahwa lebih dari 66.000 personel dari polisi, tentara dan pemadam kebakaran telah dikerahkan secara nasional untuk membantu menyelamatkan orang-orang yang terdampar oleh air banjir dan membawa mereka ke tempat penampungan.
Prioritas Pemerintah
Prioritas utama pemerintah Malaysia dalam menangani banjir parah ini adalah menyelamatkan nyawa dengan mengevakuasi orang-orang yang terjebak dan memastikan bahwa makanan diberikan kepada para korban banjir, terutama di Lembah Klang, yang merupakan wilayah yang paling parah dilanda.
“Kita tidak bisa menunggu, (bantuan lain) akan dibicarakan nanti; yang penting sekarang adalah menyelamatkan korban yang terdampar terlebih dahulu dengan memindahkannya ke tempat yang aman. Kami akan mengerjakan bantuan keuangan dan jenis bantuan lainnya nanti,” tegas PM Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.
Banjir di Malaysia biasa terjadi selama musim hujan tahunan antara Oktober dan Maret, khususnya di pantai timur negara itu. Namun hujan yang dimulai pada Jumat pagi dan berlanjut hingga Sabtu melanda paling buruk di negara bagian barat Selangor - wilayah terkaya dan terpadat di Malaysia di sekitar ibu kota Kuala Lumpur.
"Agak kacau di Selangor sekarang ... di negara bagian lain, persiapan akan dilakukan lebih awal untuk musim hujan. Tapi di Selangor, ini terjadi hampir tiba-tiba," kata Ismail Sabri.
Tetap Waspada COVID-19
Sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah infeksi COVID-19, Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengungsi yang bergejala, berisiko, atau positif COVID 19 akan diisolasi di pusat karantina.
Dia mengatakan, sebelum diizinkan memasuki pusat bantuan, para pengungsi akan disaring untuk memastikan apakah mereka memiliki gejala faktor risiko COVID-19, sementara kasus positif akan diisolasi di karantina COVID-19 dan pusat perawatan berisiko rendah, pusat khusus atau dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan kebutuhannya.
Hingga pukul 11 malam, 188 pusat bantuan dibuka untuk menampung 11.384 pengungsi dari 4.500 keluarga di enam negara bagian yang dilanda banjir menyusul hujan deras sejak kemarin. ***(Sumber: Bernama, MalayMail, Reuters; Foto: Reuters, MalayMail, Straits Times, Google Maps).
Baca juga: Super Topan Rai Hantam Filipina, Hampir 100.000 Orang Mengungsi
Comments ( 0 )