Kompol DR. Muhammad Ardilla Amry Luncurkan Buku 'Lifestyle Related Shaming dalam Penanggulangan Drug Relapse di Indonesia'
KABARINDO, JAKARTA - Penggunaan narkoba merupakan kasus yang akhir – akhir ini sedang hangat diperbincangkan. Narkoba tidak hanya menyerang kalang tertentu melainkan sudah menyerang ke berbagai kalangan dan tidak mengenal baik usia, jenis kelamin, statussosial, atau tingkat pendidikan seseorang.
Seperti yang dilansir oleh Badan NarkotikaNasional (BNN), peredaran narkoba di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin marak.
Hal ini diindikasikan dari berbagai fakta dan data tangkapan kasus, hasil wawancara dengan informan kunci, dan konfirmasi ke berbagai pihak.
Terlihat dari peningkatan kasus yang ditangani oleh BNN pada tahun 2010 berkisar 26 ribu kasus dan29 ribu kasus pada tahun 2011 (P4GN, 2012).
Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dandapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan yang berat.
Salah satu jenis narkotika yang banyak digunakan adalah heroin. Heroin tergolong opioida semisintetik, yang dibuat dari morfin yang terdapat pada getah tanaman candu melalui perubahan kimiawi yang sederhana.
Peredaran Narkoba tidak hanya merusak generasi muda atau bangsa tetapi juga sangat merusak perekonomian. Hal ini yang diungkapan oleh Mohamad Omar, S.IP, MA, Duta Besar Republik Indonesia untuk Perancis dalam sambutannya dalam gelaran launching dan bedah buku Life Style Related Shaming dalam Penanggulangan Drug Relapse di Indonesia karya DR. Muhammad Ardilla Amry, secara virtual, Kamis (8/9/2022).
Menurutnya sangat penting bagi semua warga masyarakat baik sebagai pribadi, masyarakat maupun suatu bangsa bagaimana bahayanya peredaran narkoba. Dampaknya yang timbul dan jangka Panjang efeknya terjadi baik dari segi medis, ekonomi maupun secara sosial bagi indivdi, keluarga, masyarakat maupun bagi suatu bangsa.
“Jadi bagaimana pentingnya penangan Narkoba di Indonesia, Disebabkan warga masyarakat yang terkena penyalahgunaan Narkoba adalah warga masyarakat produktif antara usia 15-54 tahun,” paparnya mengawali sambutannya.
Ia melanjutkan, walau pun sudah diterapkan ancaman yang sangat keras dan luar biasa. Sudah ada 140 orang terpidana mati diantaranya 111 orang wNI dann 29 orang WNA. Secara umum kita bisa eksplor apa dampaknya terkena Narkoba ini yang paling simpel terganggu kesadarannya, berhalusinasi, dehidrasi, mengubah komposisi sel otaknya dan mulai kecanduan dan ujungnya bisa kematian.
“Plus, jangan kita lupa dampak sosialnya pada warga terdekat sekitar, perekonomiannya, dalam kontek jutaan korban berapa kerugian bangsa. Jika bicara emas Indonesia 2045, banyangan kita yang tidak ada penyalahgunaan narkoba dalam jumlag signifikan bagaimana kita bsia mencapai income yang 12 ribu sekian lebih dollar per orang per tahun jadi negara no 4 terbesar di dunia secara ekonomi jika Narkoba tetap berkecamuk jadi magnitut dari penanganan ini ,” lebarnya lagi.
Sementara itu Prof. Drs. Andrianus Meliala, M.Sc, PhD, dosen pembimbing Kompol DR. Ardilla mengucapkan selamat atas peluncuran bukunya, tentunya sangat berkesan dan membanggakan dari UI Jakarta.
Menurutnya, buku ini adalah adaptasi dari desertasi yang dibuat oleh DR. Ardilla Amry dan lulus tahun lalu dengan Cumloude di bawah bimbingannya di mana pada intinya berisi kritik teori atas teori dari kriminolog dari Australia yang mengatakan bahwa dalam rangka penanggulangan masalah narkoba itu jangan pakai dar der dor, tapi juga jangan peragai penyuluhan dan bimbingan harus diikuti dengan penciptaan rasa malu atau shaming terhadap penggunanya.
“Masalahnya adalah Shaming seperti apa, dalam bentuk apa atau Shaiming yang ramai-ramai yang dilakukan oleh semua elemen. Kemudian Dr. Ardilla melihat ternyata ada kelemahan dari teori tersebut Ketika dipakai diaplikasikan dalam kontek populasi di Indonesia. Salah satu yang menjadi temuan yangf bersangkutan Jika Shaming dikaitkn dengan lifestyle dari yang bersangkutan maka terhadap mereka yang sudah melakukan relapse moga-moga tidak relapse saja sebagai suatu uraian teortik tentu ada perbedaannya dengan aplikasi di lapangan,” papar Prof Andrianus yang berhatap buku ini bsia dibedah secar kritis oleh Penlis Gloria Trully Etrelita, Kandidar Dokter Center Asie Du-Est Ehess / Co-Founder Altersea.
Ucapan dari berbagai tokoh bangsa dan negarawan terlontar atas peluncuran buku ini diantaranya Mantan Wakil Presiden Drs. Muhammad Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Puan Maharani,, Ketua DPR RI, Sandiaga Salahudin Uni, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, mengucapkan selamat dan semoga bukunya tersebut menjadi literatur akademis dalam meningkatkan khasanah dan pengetahuan tentang konsep shaming untuk menurunkan angka kriminalitas kepada para penyalaggunaan narkoba di Indonesia.
“Sukses terus Kompol DR. Ardilla Amry, Kami menunggu kontribusil lainnya dan jangan pernah bosen untuk menjadi agen perubahan di manapun Ardilla berada,” papar Jusuf Kalla. Foto: Tangkapan Layar
Comments ( 0 )