Jusuf Kalla: Materi Ceramah Ulama dan Dai Harus Kombinasikan Pengetahuan Kehidupan Dunia dan Akhirat
KABARINDO, PALU - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan para dai, ulama dan imam untuk mengkombinasikan ilmu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat dalam menyampaikan materi dakwah. Dengan kombinasi dua pengetahuan tersebut, JK yakin, umat Islam di Indonesia akan lebih mudah mencapai kehidupan Baldatun tayyibatun warabbun gafur.
"Saat ini jangan hanya masalah akidah, akhlak yang disampaikan, tapi harus mengkombinasikan dengan ilmu kehidupaan, ilmu perniagaan, ilmu pertanian dan ilmu kemajuan baru lainnya," tegas JK saat bersilaturrahmi dengan para peserta pelatihan da'i, imam dan santri di Ponpes Insan Cita, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat, 25 November 2022.
Menurut JK, pengetahuan para dai, ulama maupun imam juga perlu di up grade sesuai perkembangan zaman. Para penceramah harus bisa menyampaikan pentingnya umat Islam mengejar kehidupan dunia. Sebab itu sesuai dengan doa-doa yang selama ini digaungkan oleh umat Islam, atau yang biasa disebut dengan doa sapu jagat
"Di ujung doa pasti yang kita minta adalah kehidupan dunia bru kehidupan akhirat. Itu berarti, kehidupan dunia yang baik baru akan mudan mencapai kehidupan akhirat yang lebih baik. Itu baru baldatun tayyibatun warabbun gafur," ungkap pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan tersebut.
Untuk mewujudkan hal itu, JK mengusulkan agar kegiatan pelatihan dai, tidak hanya untuk melancarkan bacaan quran, tajwid serta materi keagamaan lainnya. Sebaiknya pada kegiatan-kegiatan selanjutnya menghadirkan insinyur pertanian, ahli ekonomi islam, perkoperasian, peternakan dan ilmu lainnya.
"Ilmu ini bisa menjadi modal bagi penceramah untuk meningkatkan produktvitas di masyarakat. Dulu marak soaal perkoperasian tapi banyak yang ambruk. Nah, jika para penceramah yang menyampaikan perkoperasian akan lebih mudah diterima masyarakat karena dilengkapi dengan dalil-dalil," terangnya lagi.
Saat ini, JK menyadari, jika perekonomiana umat Islam Indonesia tertinggal jauh dan lebih banyak dikuasai oleh pengusaha non muslim. Bagi JK, kondisi tersebut berdampak pada kemampuan sebagian masyarakat Indonesia yang tidak mampu melaksanakan rukun Islam ke 4 dan 5.
"Rukun Islam 4 dan 5 itu butuh kemampuan perekonomian. Sama halnya kita selalu gembar gemborkan soaal potensi pajak tapi pemasukan selalu kurang. Kenapa? karena penerima zakat lebh banyak dibanding pembayr zakat," ujar Ketua Umum PMI tersebut.
Olehnya itu, JK juga mengingatkan para peserta pelatihan dai dan santri tersebut untuk mencontoh kehidupan Rasulullah Muhammad SAW. JK menegaskan, jika kehidupan Rasulullah lebih lama menjadi pedagang dibanding menjadi Rasul.
Lebih jauh JK juga memaparkan jika Indonesia membutuhkan tidak kurang dari 1 juta dai, imam maupun ulama. Jumlah tersebut untuk memenuhi jumlah masjid dan mushallah di Indonesia yang berjumlah tidak kurang dari 800 ribu unit. Foto: Ist
Comments ( 0 )