Jumlah Korban Tewas Akibat Kebiadaban Israel Mencapai 60.0000 Jiwa
JAKARTA, KABARINDO--Kebiadaban Israel masih terus berlanjut dan sangat mengerikan. Jumlah korban jiwa akibat agresi militer entitas Zionis itu di Jalur Gaza terus melonjak. Hingga Selasa (29/7), otoritas kesehatan Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 60.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak konflik pecah pada awal Oktober 2023.
Angka ini menjadi indikator mengerikan dari intensitas dan skala serangan yang tak berkesudahan di wilayah padat penduduk tersebut. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir saja, kantor berita WAFA melaporkan, militer Israel menewaskan 112 orang dan melukai 637 lainnya. Penambahan ini menjadikan total korban tewas kini mencapai 60.034 orang, sementara korban luka melonjak hingga 145.870 orang.
Data ini, yang dirilis oleh otoritas kesehatan setempat, menunjukkan bahwa setiap hari, puluhan hingga ratusan nyawa melayang di tengah gempuran serangan Israel.
Tragisnya, diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Keterbatasan akses bagi ambulans dan tim pertahanan sipil menjadi hambatan utama dalam upaya evakuasi. Kondisi ini memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, di mana infrastruktur medis dan penyelamatan telah lumpuh akibat blokade dan serangan.
Pada Selasa, serangan udara Israel kembali menargetkan permukiman padat penduduk. Sedikitnya 30 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangkaian serangan yang menghantam rumah-rumah di kamp pengungsi al-Nuseirat, Jalur Gaza tengah. Rumah Sakit Al-Awda yang berada di kamp tersebut mengonfirmasi jumlah korban tersebut, menambah panjang daftar warga sipil yang menjadi korban.
Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IIDF) pada hari yang sama menyatakan bahwa angkatan udara dan daratnya telah melancarkan serangan terhadap puluhan 'target teroris' di Jalur Gaza. Pernyataan ini merupakan respons standar dari Israel dalam menggambarkan operasi militernya di wilayah tersebut.
Konflik yang melanda Gaza ini bermula pada 7 Oktober 2023, menyusul serangan mendadak yang dilancarkan kelompok Hamas terhadap Israel selatan. Serangan Hamas tersebut, menurut otoritas Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik 251 sandera.
Sebagai balasan, Israel melancarkan operasi militer skala besar di Jalur Gaza dengan tujuan menghancurkan Hamas. Namun, operasi ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah dan jumlah korban sipil yang terus meningkat di Gaza.
Inggris Akui Palestina
Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris Jonathan Reynolds, yang mengisyaratkan pengakuan negara Palestina sebelum pemilihan umum 2029. Pernyataan ini jelas menjadi sorotan, mengingat posisi Inggris yang selama ini terkesan 'abu-abu' dalam konflik Israel-Palestina.
Berbicara kepada Sky News pada Senin (28/7/2025), Reynolds tak ragu menyatakan niat pemerintah. "Para menteri ingin dan akan mengakui negara Palestina," tegasnya.
Ketika didesak apakah pengakuan itu akan terwujud dalam periode parlemen saat ini, ia menjawab, "Dalam parlemen ini, ya. Maksud saya, jika hal itu memberikan terobosan yang kita butuhkan."
Comments ( 0 )