Hari AIDS Sedunia 2021: Maju, Berani, Akhiri AIDS, Akhiri ketidaksetaraan, dan Akhiri Pandemi
KABARINDO, Jenewa - Empat puluh tahun telah berlalu sejak AIDS ditemukan pada tahun 1981.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah kondisi kronis dan berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV menyerang sistem kekebalan, melemahkannya ke titik di mana ia tidak dapat melawan infeksi.
Menurut UNAIDS, ada 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia pada tahun 2020, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 1,5 juta orang terinfeksi HIV pada tahun 2020.
Hari AIDS Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Desember, didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan pandemi AIDS dan berduka bagi mereka yang telah meninggal karena penyakit tersebut.
HIV/AIDS telah membunuh hingga 36,3 juta orang dan menginfeksi 79,3 juta selama 40 tahun terakhir. Meskipun angka kematian telah turun hampir 50 persen sejak 2010, sekitar 680.000 orang meninggal karena penyakit terkait AIDS pada tahun 2020.
Pada kesempatan Hari AIDS Sedunia 2021, UNAIDS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para mitra berkumpul di acara khusus di Jenewa, Swiss, dalam rangka menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengakhiri ketidaksetaraan ekonomi, sosial, budaya dan hukum yang mendorong Pandemi AIDS dan pandemi lainnya di seluruh dunia.
“Kami mengeluarkan peringatan darurat. Hanya dengan bergerak cepat untuk mengakhiri ketidaksetaraan yang mendorong pandemi AIDS, kita dapat mengatasinya,” kata Winnie Byanyima, Direktur Eksekutif UNAIDS. “Para pemimpin dunia harus segera bekerja sama untuk mengatasi tantangan secara langsung. Saya mendorong Anda: Beranilah dalam mencocokkan kata-kata dengan perbuatan. Sungguh keterlaluan bahwa setiap menit yang berlalu, kita kehilangan nyawa yang berharga karena AIDS. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan.”
Dalam semangat yang sama, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengatakan, “Bahkan sebelum pandemi COVID-19 melanda, banyak populasi yang paling berisiko tidak dapat dijangkau dengan layanan tes, pencegahan, dan perawatan HIV.”
Dia menambahkan, “Pandemi telah memperburuk keadaan, dengan terganggunya pelayanan kesehatan esensial, dan meningkatnya kerentanan orang dengan HIV terhadap COVID-19. Seperti [halnya untuk mengatasi] COVID-19, kita memiliki semua alat untuk mengakhiri epidemi AIDS, jika kita menggunakannya dengan baik. Di hari AIDS Sedunia ini, kami memperbarui seruan kami pada semua negara untuk menggunakan setiap alat di kotak peralatan untuk mempersempit ketidaksetaraan, mencegah infeksi HIV, menyelamatkan nyawa dan mengakhiri epidemi AIDS.”
Jika dunia tidak mengatasi diskriminasi dan ketidaksetaraan, UNAIDS dan WHO memperingatkan bahwa pada dekade berikutnya dapat terjadi 7,7 juta kematian terkait AIDS.
Pembicara acara mendesak semua negara, mitra, dan masyarakat sipil untuk berani menjalankan komitmen yang dibuat dalam Deklarasi Politik tentang AIDS yang diadopsi pada Pertemuan Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang AIDS tahun 2021 dan dalam Strategi AIDS Global 2021–2026: Akhiri Ketidaksetaraan, Akhiri AIDS.
“Kita dapat melihat pentingnya strategi UNAIDS, dengan penekanan untuk mengakhiri ketidaksetaraan,” kata Stephanie Seydoux, Duta Besar Prancis untuk Kesehatan Global. “Inilah yang memungkinkan kami membuat kemajuan dalam perang melawan pandemi ini, dan untuk memastikan kesehatan bagi semua orang.” *** (Foto: UNAIDS, Infografik: Al-Jazeera)
Comments ( 0 )