Gerak Lincah ASDP Menggerakkan Ekonomi di Perbatasan Negeri
KONEKTIVITAS : Kapal PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersiap sandar di pelabuhan Telaga Punggur Batam, Kepulauan Riau. ASDP menjadi salah satu pemain kunci ekosistem transportasi air di Nusantara. (FOTO/KABRINDO.COM).
BATAM, KABARINDO – Suhu udara cukup menyengat di pelabuhan Telaga Punggur, Batam. Ratusan penumpang antre masuk ke terminal penumpang setelah sebelumnya melakukan scan barcode tiket di pintu masuk. Untuk masuk ke pelabuhan, masyarakat kini hanya perlu menempelkan telepon pintar (smartphone) nya di gate. Ya, digitalisasi sudah sampai hingga pelosok negeri.
Arie Hidayat bersama delapan orang anggota rombongannya tampak menenteng ransel dan koper ukuran kabin. Di dermaga dua pelabuhan RoRo Telaga Punggur mereka antre rapih menunggu giliran scan barcode. Saat tiba gilirannya, Arie menempelkan smartphone yang sudah terpasang aplikasi Ferizy ASDP di gate. “Kami hendak melanjutkan perjalanan ke Tanjung Uban. Melihat patung Buddha,”ujarnya kepada Kabarindo.com belum lama ini.
Patung yang dimaksud Arie berada di Vihara Dharma Shanti, Tanjung Uban, Bintan Utara. Patung Buddha Tidur di Wat Pho, Bangkok dengan ukuran mencapai 16 meter. Lokasi Vihara ini hanya sekitar 5 menit dari pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tanjung Uban.
Baru pertama kali menggunakan moda transportasi penyeberangan, Arie merasa terkesan lantaran kemudahan dan kenyaman perjalanan. Dermaga dua yang dikelola oleh ASDP merupakan dermaga moveable bridge dengan tipe quay wall berkapasitas 80 ton.
Panjang dermaga ini 5 meter dan lebar 12 meter serta kedalaman 4,12 meter. Dermaga modern itu mampu disandari kapal berukuran 560 GRT hingga 5.000 GRT. Sedangkan dermaga 1 memiliki kapasitas 30 ton dan bisa disandari kapal maksimal 1.500 GRT.
Rute kapal RoRo ASDP dari Telaga Punggur melayani lima tujuan utama, yakni Tanjung Balai Karimun, Kuala Tungkal, Mangkapan Buton, Dabo, dan Tanjung Uban. Dalam kondisi normal, sekitar 14 kapal diberangkatkan setiap hari untuk melayani seluruh rute ini.
“Jadwal kapal cukup banyak, jadi kami bisa sesuaikan dengan kebutuhan perjalanan kami,”imbuh Arie. Pilihan ke Tanjung Uban bisa menggunakan KMP Barau atau KMP Tanjung Burang milik ASDP. Sedangkan untuk rute Telaga Punggur – Mengkapan, ASDP mengoperasikan KMP Lome. Sementara rute Telaga Punggur – Kuala Tungkal dilayani oleh KMP Sembilang.
Di sebuah kafe di pelabuhan penyeberangan Telaga Punggur, Hiersya Calvin Marcellino tampak asyik memainkan ponselnya. Pria berusia 27 tahun asal Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan itu memiliki tujuan yang sama dengan Arie. Perbedaannya, Calvin, begitu dia minta disapa, membawa mobil pick up yang berisi bahan makanan pokok. “Dari Tanjung Uban saya bawa sayuran, dari Batam bawa macam-macam. Seperti makanan produksi pabrikan, mie instan dan bahan makanan lain,”ujarnya.
Dia mengaku sekali dalam sepekan melakukan perjalanan Tanjung Uban-Batam pergi pulang. “Jika menyewa speed boat ongkosnya mahal, barang yang dibawa juga terbatas. Menggunakan kapal ASDP lebih efisien, murah dan fleksibel,”ungkapnya.
Menurut Calvin, ASDP memberikan layanan yang melebihi ekspektasi. Begitu sampai di pelabuhan, dirinya tinggal mengikuti petunjuk dari petugas. “Mereka sangat membantu, bahkan sering mengarahkan ke loket tiket dan area antrean. Proses check-in untuk kendaraan dan barang juga cepat, jadi tidak perlu menunggu lama,”ungkapnya.
Pemuda yang lahir pada Maret 1998 itu menilai, armada kapal yang digunakan untuk angkutan barang sangat memadai. Ruang kargo di bawah kapal sangat luas, sehingga bisa menampung banyak kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga truk besar. “Saya merasa tenang karena kendaraan dan barang yang saya kirim aman selama perjalanan. Petugas juga profesional dalam mengatur penempatan kendaraan, sehingga tidak ada barang yang rusak,”urainya.
ASDP, lanjut dia, menyodorkan jadwal keberangkatan yang sangat teratur dan konsisten. Hal itu memudahkan Calvin dalam merencanakan perjalanan. “Saya bisa memperkirakan kapan barang akan sampai di tujuan, yang sangat penting untuk bisnis. Kalau ada jadwal yang berubah, biasanya ada pemberitahuan sebelumnya, jadi tidak merugikan,”imbuhnya.
Dengan tarif yang sangat kompetitif. Jasa pengangkutan yang dihadirkan ASDP dinilai Calvin membantu menekan biaya operasional usahanya. “Dengan tarif yang terjangkau, saya bisa menawarkan harga yang lebih bersaing kepada konsumen di Bintan,”katanya.
Peran PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di kawasan Kepulauan Riau (Kepri) tidak bisa dianggap remeh. Sebagai tulang punggung transportasi laut, ASDP memegang peran krusial dalam menghubungkan pulau-pulau di Kepri, yang sebagian besar merupakan wilayah kepulauan. Dengan jadwal penyeberangan yang teratur dan armada yang memadai, ASDP telah menciptakan “jembatan” yang memungkinkan pergerakan barang dan orang secara efisien.
ASDP pun terus memperkuat konektivitas dan sektor logistik khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. “ASDP memiliki peran sangat penting, karena sebagai jembatan yang menghubungkan nusantara hingga pulau terpencil,”ujar Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi kepada Kabarindo.com.
Peran ASDP dalam kelancaran logistik cukup krusial. Mulai dari hasil pertanian, produk perikanan, hingga barang-barang kebutuhan pokok, semuanya diangkut menggunakan kapal-kapal feri. “Tanpa ASDP, distribusi barang dari satu pulau ke pulau lain akan sangat terhambat. Ini secara langsung membantu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas di wilayah-wilayah terpencil,”sebutnya.
Tak hanya logistik, dengan rute penyeberangan seperti Telaga Punggur (Batam) ke Tanjung Uban (Bintan), ASDP memfasilitasi perjalanan wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bintan dan sekitarnya. Arus wisatawan ini mendorong pertumbuhan sektor jasa, seperti perhotelan, kuliner, dan kerajinan lokal, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lokasi geografis Kepri yang strategis, berdekatan langsung dengan Singapura dan berpusat di Batam sebagai zona ekonomi khusus, memberikan potensi ekonomi yang luar biasa. Kawasan ini telah lama dikenal sebagai gerbang perdagangan dan investasi, yang didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah untuk menarik investor asing.
Memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, untuk mengakselerasi pertumbuhan di kawasan Kepri tentu bergantung pada konektivitas. “Di sinilah peran ASDP menjadi krusial. ASDP mempermudah pengiriman bahan baku dan produk jadi antar pulau, sehingga rantai pasok industri dan perdagangan lokal berjalan tanpa hambatan,”tegas Siswanto.
Dari sektor pariwisata, kehadiran ASDP sebagai sarana transportasi yang terpercaya dan terjangkau memungkinkan lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk menjelajahi berbagai pulau di Kepri. Hal ini bisa memantik pertumbuhan ekonomi di sektor jasa dan pariwisata.
Dengan menghubungkan pulau-pulau utama, lanjut dia, ASDP secara efektif mengintegrasikan ekonomi Kepri menjadi satu kesatuan. Ini memungkinkan spesialisasi ekonomi, di mana satu pulau bisa fokus pada sektor tertentu, misalnya industri di Batam, pariwisata di Bintan, sementara ASDP bertugas mengangkut barang dan jasa yang dibutuhkan. “Dengan komitmen ASDP menjaga konektivitas, potensi besar yang dimiliki kawasan Kepri bisa dimaksimalkan,”tegas Siswanto.
Senada dengan Siswanto, Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning memaparkan, ASDP memiliki peran strategis sebagai jembatan nusantara yang menghubungkan antarpulau maupun antarkawasan.
Dia pun menyodorkan data keunggulan yang dimiliki oleh ASDP. Diantaranya, armada 220 kapal yang mampu melayani kawasan dengan coverage area cukup banyak. Ada 37 pelabuhan yang dikelola dengan 309 rute yang dilayani, serta melayani lebih dari 50 juta penumpang dan 13,6 juta kendaraan per tahun.
“ASDP juga punya long distance ferry. Untuk menopang perdagangan antarpulau, jarak pendek di laut maupun sungai dan danau, ASDP punya peran dan keunggulan lebih dibandingkan perusahaan lain,”ungkap Saut Gurning kepada Kabarindo.com.
Salah satu kapal yang dioperasikan ASDP untuk mengangkut kendaraan. (FOTO/DOK.ASDP)
Untuk terus mendorong peran ASDP dalam menyokong ekonomi nasional, perlu ada integrasi multi moda. Caranya, dengan melakukan sinergi bersama BUMN lain maupun kolaborasi dengan swasta. “Logistik yang diangkut ASDP bisa langsung dari asal barang. Lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kontainer,”ungkap Saut Gurning.
Hal itu lantaran logistik yang diangkut menggubakan kapal ASDP bisa door to door dan tak lagi port to port yang membutuhkan biaya ekstra. “Menggunakan kontainer lebih mahal dibandingkan menggunakan angkutan ASDP. Khususnya di daerah Jawa menuju Indonesia timur. Sehingga ASDP memiliki peran kuat dan krusial. Mereka perlu terus masuk ke kawasan rural sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi,”paparnya. Saat ini, ASDP memiliki 70 persen rute perintis, dan 30 persen rute komersial.
ASDP, lanjut dia, memiliki fasilitas yang lebih baik. Yang perlu dilakukan saat ini dari sisi angkutan logistik, adalah mengakselerasi rute-rute yang menyambungkan ke wilayah asal dan tujuan barang. “Kerjasama dengan pihak lain perlu ditingkatkan. Misalnya mengangkut kendaraan seperti mobil milik pabrikan,”sarannya.
Pemerintah juga perlu mendorong agar ASDP bisa berkompetisi dan lebih efisien dengan memberikan regulasi yang mendukung. “Potensi yang dimiliki ASDP cukup besar. Tak hanya konektivitas antarwilayah di nusantara, tetapi juga antarnegara seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand,”tutupnya.
ASDP sendiri, sudah memiliki rencana memperluas jangkauan rute hingga ke Malaysia. Rute tersebut akan menghubungkan Batam, Kepulauan Riau, di Indonesia dengan Johor di Malaysia.
Pertumbuhan Ekonomi dan Peran Kunci ASDP
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) semakin meneguhkan posisinya sebagai penghubung utama logistik nasional melalui anak usahanya, PT Jembatan Nusantara (JN). Sepanjang Januari–Juli 2025, JN sukses melayani lebih dari 1,3 juta kendaraan dan 463.700 penumpang di 19 lintasan penyeberangan strategis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Dikutip dari publikasi ASDP, kinerja ini tak hanya memperlancar arus distribusi barang antar pulau, tetapi juga menjadi motor baru pertumbuhan pendapatan perseroan di luar sektor angkutan penumpang.
Suasana di pelabuhan penyeberangan Merak, Banten yang menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. (FOTO/DOK.ASDP)
Dari total kendaraan yang diangkut, 805.501 unit merupakan kendaraan roda dua, 173.714 unit mobil penumpang, dan 405.333 unit kendaraan barang yang menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional. Saat ini, JN mengoperasikan 53 kapal untuk melayani 19 lintasan aktif, terdiri dari 18 lintasan short distance ferry (SDF) dan 1 lintasan long distance ferry (LDF).
ASDP pun terus memperkuat perannya menggerakkan ekonomi di kawasan timur Indonesia. Salah satunya, lintasan LDF Balikpapan (Kalimantan Timur) – Parepare (Sulawesi Selatan) menjadi jalur vital yang menghubungkan kawasan Indonesia Tengah dan Timur. Rute sejauh 250 mil laut dengan waktu tempuh sekitar 22 jam ini berperan besar menopang arus logistik dan mobilitas penumpang.
Selama 2024, lintasan ini telah melayani 38.883 penumpang dan 10.124 unit kendaraan. Tren positif berlanjut di semester I 2025 dengan 29.235 penumpang dan 7.569 unit kendaraan yang terdiri dari kendaraan pribadi, golongan II, dan truk logistik. Permintaan terus meningkat, mencerminkan peran strategis layanan LDF dalam memperkuat rantai pasok dan perdagangan nasional.
Selain Balikpapan – Parepare, ASDP juga memperkuat dua rute tambahan LDF dari Pelabuhan Patimban (Jawa Barat), yakni Patimban–Pontianak dan Patimban–Banjarmasin. Rute ini dilayani oleh KMP Ferrindo V dengan kapasitas angkut 145 unit kendaraan campuran. Waktu tempuh mencapai 38 jam ke Pontianak (420 mil laut) dan 40 jam ke Banjarmasin (444 mil laut). Layanan rute ini menjadi solusi strategis untuk kelancaran distribusi barang dari Pulau Jawa menuju Kalimantan, terutama bagi kendaraan logistik berskala besar.
Selain rute LDF, JN juga mengoperasikan lintasan-lintasan SDF strategis yang tersebar di berbagai wilayah, di antaranya Ketapang – Gilimanuk, Lembar – Padang Bai, Lembar – Jangkar, Bajoe – Kolaka, Merak – Bakauheni, Kayangan – Pototano, Batulicin – Kota Baru (Tg Serdang), Tanjung Api-api – Muntok, Kariangau – Panajam, Kariangau – Mamuju, Kariangau – Taipa, Air Putih – Sei Selari, Telaga Punggur – Tanjung Uban, Telaga Punggur – Kuala Tungkal, Telaga Punggur – Sei Selari, Dumai – Rupat, Bardan – Siantan, serta Amolengo – Labuan.
Lintasan-lintasan ini melayani arus harian kendaraan dan penumpang yang krusial bagi distribusi bahan pokok, konektivitas antarwilayah, serta penguatan ekonomi lokal.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, menegaskan peran strategis PT Jembatan Nusantara (JN) sebagai anak usaha yang mendukung konektivitas antarwilayah, sekaligus memperkuat layanan logistik yang berperan penting dalam pemerataan distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
“Sebagai bagian dari keluarga besar ASDP, Jembatan Nusantara menjadi mitra penting dalam memastikan kelancaran pergerakan orang, barang, serta logistik yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Kami berkomitmen agar masyarakat di berbagai wilayah, khususnya daerah kepulauan, tetap mendapatkan akses transportasi yang terjangkau, andal, dan selamat,” ujar Heru.
Angkutan logistik yang dilakukan ASDP menggerakan ekonomi kawasan Indonesia timur. (FOTO/DOK.ASDP).
ASDP mengoperasikan 207 lintasan perintis yang menjangkau wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Kehadiran layanan perintis ini menjadi tulang punggung logistik masyarakat di berbagai daerah, di mana beberapa wilayah bahkan masih sangat bergantung pada kapal ferry untuk pemenuhan pasokan bahan pokok hingga layanan kesehatan.
Dengan demikian, JN berperan sebagai penguat backbone konektivitas di jalur besar antar-pulau, sementara ASDP memastikan keterhubungan hingga ke wilayah 3T. Keduanya membentuk ekosistem transportasi ferry yang saling melengkapi, menjaga kelancaran arus barang dan penumpang dari pusat pertumbuhan ekonomi hingga daerah terluar. Selama Januari–Juni 2025, ASDP membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,44 triliun, dengan laba bersih Rp 298 miliar.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin, menambahkan, Jembatan Nusantara saat ini telah menjadi backbone dalam layanan long distance ferry (LDF), khususnya pada lintasan Balikpapan–Parepare yang menghubungkan Kalimantan dan Sulawesi. Jalur ini dilayani oleh dua armada utama, yaitu KMP Swarna Bahtera dan KMP Madani Nusantara. Dengan semangat Transformation For Growth, ASDP Bangga Menyatukan Nusantara dan berkontribusi untuk rakyat.
“Kolaborasi ASDP dan JN memperkuat posisi kami sebagai perusahaan transportasi terintegrasi. Layanan LDF yang dioperasikan JN terbukti menjadi jalur vital dalam menjaga kelancaran pasokan logistik, mulai dari hasil pertanian, bahan kebutuhan pokok, hingga material pembangunan,” jelas Shelvy.
Shelvy menegaskan, sinergi antara ASDP dan JN bukan hanya soal menjaga arus penyeberangan antarwilayah besar, tetapi juga memastikan pemerataan logistik hingga ke daerah terpencil. “Konektivitas inilah yang menjadi fondasi penting bagi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga roda ekonomi lokal dapat terus bergerak,” ujarnya.
Dengan penguatan armada JN dan jangkauan layanan ASDP di lintasan perintis, keduanya berkomitmen menghadirkan transportasi yang inklusif dan adaptif. Kehadiran layanan ferry, baik di rute utama maupun rute 3T, diyakini menjadi solusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan, stabilitas logistik, dan daya saing ekonomi daerah.
Tak sekedar berfokus pada pertumbuhan ekonomi, ASDP juga memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan. Salah satunya melalui program green port, ASDP kini menghadirkan pelabuhan yang ramah lingkungan di dua simpul utama penyeberangan nasional, yakni Pelabuhan Merak, Banten dan Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Program ini diwujudkan melalui pemasangan solar panel berkapasitas besar, pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), serta penyediaan ruang limbah B3. Inovasi tersebut dirancang tidak hanya untuk mendukung efisiensi energi, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam melindungi ekosistem laut dan lingkungan sekitar pelabuhan.
Di Pelabuhan Merak, solar panel dipasang di Dermaga 5 dan 7 dengan kapasitas 61,6 Kwp. Energi yang dihasilkan mampu mengefisiensi hingga 81,94 MWh di Dermaga 5 dan 80,38 MWh di Dermaga 7 per tahun.
Sementara itu, Pelabuhan Bakauheni menghadirkan solar panel berkapasitas lebih besar, yakni 196 Kwp di atap gangway Dermaga 1 dan 2. Energi yang dihasilkan dapat menghemat hingga 166 Kwp per hari, menambah manfaat dari lampu solar panel yang sebelumnya sudah dipasang pada 2023 dengan efisiensi mencapai 6.000 watt per hari. Dengan demikian, pelabuhan utama ASDP kini semakin mandiri energi sekaligus mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis fosil.
Selain energi terbarukan, ASDP juga memperkuat pengelolaan limbah. Di Pelabuhan Merak, 8 titik IPAL akan dipasang, mencakup area dermaga, ruang tunggu, hingga toilet gangway. Sementara di Bakauheni, IPAL diproyeksikan menjangkau 9 cluster utama, yang mampu menampung dan mengolah limbah air secara menyeluruh.
Langkah ini menjadi krusial untuk mencegah pencemaran laut yang bisa merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan masyarakat pesisir.ASDP juga melibatkan masyarakat dalam gerakan lingkungan melalui pemasangan Reverse Vending Machine (RVM) di ruang publik. Mesin ini memberi insentif kepada masyarakat untuk menukar botol plastik dengan poin manfaat, membangun kesadaran kolektif dalam mengurangi sampah plastik.
Upaya ASDP ini selaras dengan komitmen Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 14 (Ekosistem Laut). Implementasi green port dan RVM menjadi bukti nyata bahwa sektor transportasi dapat menjadi motor penggerak mitigasi perubahan iklim sekaligus pelestarian laut.Shelvy Arifin, menambahkan bahwa keberhasilan program lingkungan ini tak lepas dari peran serta seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat pengguna jasa.
“Setiap langkah kecil, seperti memilih energi terbarukan atau memilah sampah plastik, akan memberi dampak besar bagi bumi di masa depan. ASDP ingin mengajak seluruh masyarakat untuk ikut bergerak bersama, karena menjaga lingkungan bukan hanya tugas perusahaan, melainkan tanggung jawab kita semua demi anak cucu kita kelak,” ungkap Shelvy.
Comments ( 0 )