Disokong Indosat, Soto Seger Bening Hj.Tjipti Berdayakan Ekonomi Masyarakat

Disokong Indosat, Soto Seger Bening Hj.Tjipti Berdayakan Ekonomi Masyarakat
Disokong Indosat, Soto Seger Bening Hj.Tjipti Berdayakan Ekonomi Masyarakat

DUKUNGAN INDOSAT : Djoko Mulyoko (61) pemilik Kedai Soto Seger Bening Hj. Tjipti di Jakarta Timur sedang memantau kinerja karyawannya. Popularitas kedai soto milik pria asal Wonogiri, Jawa Tengah itu semakin melejit berkat dukungan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). (FOTO : KABARINDO.COM/ANTON.C)

____________________________________________

JAKARTA -- Tak biasanya Djoko Mulyoko datang ke kedai Soto Seger Bening Hj. Tjipti di Jalan Delima Raya No. 11 RT 4/RW 2, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun hari ini, Minggu (14/12/2025), pria berusia 61 tahun itu tampak sibuk meladeni pelanggannya. “Tolong satu soto ayam kosong (tanpa nasi),”kata Djoko kepada karyawannya. Setiap akhir pekan, kedai soto milik Djoko ramai pengunjung.

Pria asal Wonogiri, Jawa Tengah itu membuka kedai soto yang menjadi salah satu favorit warga Jakarta sejak 2018 silam. Dia berkisah, ketertarikannya membuka kedai soto lantaran pengalaman keluarganya yang menekuni usaha kuliner. Hidangan berkuah kaya rempah yang merupakan warisan kuliner Nusantara itu memang tak lekang oleh waktu.

Di tengah gempuran tren makanan modern, popularitas kedai Soto Seger Bening Hj. Tjipti kian meroket. “Sebenarnya saya sudah merencanakan membuka usaha kuliner sejak masih bekerja. Untuk persiapan masa pensiun,”ungkap Djoko kepada Kabarindo.com di kedai Soto Seger Bening Hj. Tjipti, Minggu (14/12/2025). Rencana Djoko itu terpantik oleh kondisi para senior di tempat dia bekerja yakni perusahaan migas nasional, yang setelah pensiun mengalami berbagai tantangan hidup. Tak mau kejadian serupa menimpa dirinya di masa tua, Djoko pun berpikir keras terkait usaha yang akan dilakoninya. Hingga pada suatu waktu dia ditugaskan di stasiun gas PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara.

“Salah satu pengusaha Tionghoa memotivasi saya untuk membuka usaha. Saya diajari untuk membeli tanah dipinggir jalan dan disarankan menjual makanan,”kisahnya. Pertemuan pada 2005 itu membuat Djoko memutuskan membuka kedai sate di kampung halamannya pada 2006. “Namanya sate Pak Wid Purwantoro Wonogiri,”imbuhnya. Keputusan Djoko membuka kedai sate itu sungguh tepat. Usahanya terus berkembang, dan kini dikelola oleh adik kandungnya. Sukses di Wonogiri membuat Djoko tancap gas untuk membuka kedai soto di Jakarta Timur. “Awalnya dengan sistem franchise dan ramai pengunjung karena menggunakan merek terkenal,”kenangnya.

Djoko Mulyoko sedang memantau transaksi harian di kedai Soto Seger Bening Hj. Tjipti. (FOTO : KABARINDO.COM/ANTON C).

__________

Namun, nasib tak baik menimpa Djoko. Pemilik merek membatalkan kerjasama sepihak di tengah jalan. “Kontraknya dua tahun, namun baru setahun diputus. Alasannya, keluarga pemilik merek tidak berkenan mereknya digunakan,”paparnya. Djoko pun panik, dan bergegas memacu mobilnya ke Boyolali, Jawa Tengah, rumah pemilik merek. “Tetapi tetap ditolak,”katanya. Djoko pun lantas meminta kepada pemilik merek untuk memberikan izin menjual soto bening, meskipun di dalam klausul disebutkan setelah masa berakhir kontrak, Djoko tak boleh menjual makanan yang sama di lokasi yang sama. “Akhirnya pemilik merek setuju saya menjual soto di lokasi yang sekarang ini,”tuturnya.

Tanpa berpikir panjang, pria yang memiliki tiga orang anak ini menggunakan nama istrinya Hj. Tjipti sebagai merek usaha kulinernya di lahan seluas 220 meter persegi itu. “Pada 2018 saya menggunakan merek sendiri, dan alhamdulillah hingga kini selalu ramai,”katanya. Kini, Djoko berhasil membukukan omzet bulanan sebesar Rp140 juta hingga Rp200 juta. “Itu bruto belum dipotong pajak dan lainnya,”ungkapnya.

Sebagai mantan pegawai kantoran yang pensiun pada 2020 silam, Djoko sadar betul pentingnya pembukuan yang rapih. Karenanya, Djoko menggunakan aplikasi pembukuan dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan beragam teknologi yang disodorkan IOH untuk kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Saya menggunakan aplikasi Indosat. Selain tersambung dengan kasir, juga terambung dengan CCTV langsung ke handphone,”ungkapnya. Aplikasi itu dipasang di smartphone miliknya dan istrinya. Dengan menggunakan aplikasi dari Indosat, Djoko mengaku bisa memantau kondisi kedai soto miliknya. Juga transaksi harian, hingga pengeluaran untuk belanja bahan baku. “Dengan aplikasi Indosat saya bisa memantau darimana saja. Karena itulah saya jarang datang mengunjungi kedai, cukup saya pantau dari rumah saja,”paparnya.

Bahkan, saat dia mengunjungi anak bungsunya yang sedang menyelesaikan studi di Jerman, Djoko pun bisa memantau kondisi kedai, termasuk jumlah transaksi hariannya melalui telepon selulernya. “Aplikasi Indosat ini bisa dibuka dimana saja, bahkan di luar negeri,”kata Djoko.

Menurut Djoko, konsistensi dalam menjaga kualitas kuah bening yang gurih, irisan daging yang empuk, dan sambal yang 'nendang' menjadi kunci menjaga kesetiaan pelanggan. Djoko meracik bumbu dari rempah murni yang diolah agar selalu segar dan tahan lama. Sehingga, pelanggan merasakan sensasi kesegaran saat meneguk kuah soto hasil racikannya.

Di tengah popularitas yang terus melejit, Djoko menyadari, di era digital, konsistensi rasa saja tidak cukup. Dibutuhkan kemampuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan mengelola operasional yang semakin kompleks. Karenanya, sebagai pelanggan Indosat lebih dari tiga dekade, Djoko memanfaatkan betul fitur-fitur yang disodorkan Indosat untuk kalangan UMKM. “Kami berlima, saya, istri, dan tiga anak saya semua menggunakan Indosat. Nomor kami sepuluh digit, artinya kami sudah lama menjadi pelanggan setia Indosat,”paparnya.

Selain di Duren Sawit, Djoko juga memiliki kedai soto bening di Perumahan Taman Pulo Indah Jl Raya Penggiligan. Saat ini, Djoko mempekerjakan total 15 orang karyawan. Djoko juga melakukan monitoring aktivitas usahanya di kedai Taman Pulo itu juga dari handphonenya. “Menggunakan Indosat cocok, saya bisa monitor semua. Misalnya, ada orang datang berarti ada transaksi dan ada notifikasi. Selain pembayaran, juga inventory atau belanja bisa saya pantau langsung,”tegasnya.

 

Dukungan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH)

Kisah sukses Djoko itu bukan hanya tentang kelezatan resep, melainkan juga tentang adopsi teknologi digital yang didukung oleh Indosat.Bagi Djoko, dukungan yang diberikan Indosat sangat penting untuk memperkuat sistem manajemen para pelaku UMKM. Dengan sinyal yang kuat dan koneksi yang stabil, Djoko pun merasa sangat terbantu dalam menjalankan usahanya.

“Saya menggunakan Indosat pascabayar. Dengan tagihan Rp200 ribuan per bulan. Sedangkan istri saya menggunakan prabayar namun bayarnya yang tahunan Rp1,5 juta,”ungkapnya. Menurut Djoko, tak sekadar menghadirkan kemudahan, Indosat juga menghadirkan keamanan dan kenyamanan. “Saya jarang mendapat SMS spam. Bagi kami, ekosistem digital yang dihadirkan Indosat sangat membantu usaha kami,”kata Djoko.

Pelanggan Soto Seger Bening Hj. Tjipti usai menikmati soto dengan rempah khas nusantara. (FOTO : KABARINDO.COM/ANTON C).

______________________

Dengan mengkombinasikan pemasaran tradisional dan digital, kini Djoko memiliki banyak pelanggan. Selain perorangan, Djoko juga sering mendapatkan pesanan dari BUMN migas, BUMN karya, kantor pemerintahan hingga kepolisian. “Saya bersyukur jumlah pelanggan stabil, dari perusahaan juga pemerintahan,”paparnya. Dengan usahanya itu, Djoko mampu membiayai anaknya yang bersekolah di Jerman yang membutuhkan dana 1.000 Euro per bulan, atau Rp18 juta.

Tak hanya bagi dirinya dan keluarganya saja, kesuksesan Soto Seger Bening Hj.Tjipti juga memberikan berkah bagi masyarakat. Di kedai Duren Sawit misalnya, pengamen dengan genre musik keroncong kerap tampil menghibur pengunjung. “Mereka saya gratiskan makan. Untuk tips, kadang mendapatkan Rp100 ribu per orang dari pengunjung. Jika kondisi ramai, bisa mencapai Rp300 ribu per orang,”ungkapnya.

Tak hanya pengamen yang ikut menikmati berkah laju kedai soto Djoko, masyarakat kalangan bawah pun juga mendapat kesempatan untuk menjajakan produknya di kedi soto Hj. Tjipti. “Untuk rempeyek misalnya, dipasok dari warga di pinggir rel Klender. Sedangkan rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan lainnya dipasok dari petani di Wonogiri. Untuk teh, dari Solo,”kata Djoko. Djoko mengaku, dirinya berencana untuk membuka kedai ketiga di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. “Sedang mencari lahan yang cocok,”pungkasnya.

Indosat sendiri, terus konsisten mendukung UMKM melalui program Indosat Digital Ecosystem (IDE) by Indosat Business. Program ini menyediakan platform digital lengkap (IDE Advisory, Akademi, Marketspace) untuk pelatihan, wawasan pasar, dan jejaring bisnis, serta solusi digital seperti UMKM Super Combo dan RCS Business Messaging untuk produktivitas dan promosi. Dukungan juga mencakup pelatihan literasi digital, perluasan akses produk telekomunikasi, dan kemitraan strategis untuk memperkuat UMKM agar siap bersaing di era digital. "Kami percaya bahwa teknologi yang bermakna adalah teknologi yang menggerakkan. Melalui konektivitas, kami ingin pelaku UMKM bisa fokus melayani, tanpa cemas soal transaksi. Kami ingin pengunjung bisa menikmati pengalaman mereka tanpa hambatan," ujar EVP Head of Circle Jakarta Raya (JAYA) IOH, Chandra Pradyot Singh.

Indosat juga meluncurkan IM3 Platinum sebagai transformasi layanan pascabayar IM3. Produk ini menawarkan pengalaman digital premium berbasis Kecerdasan Buatan (AI) dengan jaringan prioritas, layanan pelanggan super responsif, maksimal 30 detik, dan kuota besar hingga 1TB. Serta paket khusus keluarga dan profesional, dengan migrasi otomatis untuk pengguna lama.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Vikram Sinha menegaskan, perusahaan yang dipimpinnya menempatkan fokus utama pada pengalaman pelanggan.​"Transformasi yang kami jalankan berbasis Kecerdasan Buatan (AI) telah membuka cakrawala baru dalam menciptakan nilai dan memperkaya pengalaman digital,”katanya. Dengan fondasi yang kokoh, ditambah inovasi yang terarah, IOH sangat optimistis bisa mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan dan memberikan kontribusi substansial bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia

​Dia menambahkan, komitmen Indosat untuk bertransformasi menjadi Perusahaan berbasis AI (AI Company) diwujudkan melalui serangkaian inovasi bernilai tinggi. Pada kuartal ketiga, Indosat meluncurkan Solusi Anti-Spam dan Anti-Scam yang ditenagai oleh platform AIvolusi5G. Langkah ini sangat signifikan dalam meningkatkan benteng keamanan digital dan menjaga kualitas interaksi yang aman bagi para pengguna.

Hingga akhir kuartal ketiga 2025, Indosat telah mencatatkan ekspansi infrastruktur yang impresif. Jumlah BTS 4G yang beroperasi melampaui 208.000 unit, meningkat 7,7% dari periode tahun sebelumnya. Sementara itu, jangkauan 5G juga meluas, mencapai 1.404 titik. Sekitar 79,5% dari total belanja modal (CapEx) perusahaan dialokasikan khusus untuk memperkuat jaringan seluler, sebuah upaya untuk mengimbangi lonjakan masif kebutuhan konsumsi data di seluruh negeri.

​Secara regional, Wilayah Jakarta Raya, yang meliputi Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat, menunjukkan vitalitas digital yang tinggi dengan pertumbuhan trafik data sebesar 4,9% secara kuartalan (QoQ). Angka ini mencerminkan tingginya loyalitas pelanggan serta intensitas aktivitas digital di area urban yang sangat kompetitif. Peningkatan infrastruktur juga dilakukan secara masif. BTS Inner Jakarta naik 3,7%, Outer Jakarta 1%, dan Jawa Barat 1,2%. Peningkatan ini menjadi landasan esensial bagi rencana ekspansi layanan 5G yang lebih luas dan masif yang ditargetkan pada tahun 2026. Dengan performa operasional yang stabil, transformasi digital yang berkesinambungan, dan investasi strategis berbasis AI, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) semakin mengukuhkan posisinya sebagai katalisator kunci yang membentuk arah dan masa depan ekosistem ekonomi digital Indonesia.