Amazing Qur’an 2025: Dari Literasi Al-Qur’an hingga Cahaya Masjid di Negeri Sakura

Amazing Qur’an 2025: Dari Literasi Al-Qur’an hingga Cahaya Masjid di Negeri Sakura
Amazing Qur’an 2025: Dari Literasi Al-Qur’an hingga Cahaya Masjid di Negeri Sakura

KABARINDO, JAKARTA — Gerakan kembali kepada Al-Qur’an menemukan wujud nyatanya dalam Amazing Qur’an 2025 yang digelar Cinta Qur’an Foundation di Ballroom Pullman Hotel, Central Park, Jakarta Barat, Minggu (14/12/2025).

Lebih dari 2.300 jamaah dari Jabodetabek memadati ruang acara, menyatu dalam satu ikhtiar besar: membebaskan buta aksara Al-Qur’an dan menebar cahaya Islam hingga ke mancanegara.

Pimpinan Cinta Qur’an Foundation, Ustadz Fatih Karim, menegaskan bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan ritual, melainkan mukjizat hidup yang relevan sepanjang zaman.

“Al-Qur’an adalah mukjizat yang hidup. Ia tak bisa dipalsukan, tak lekang oleh waktu, dan mampu menjadi solusi bagi problem kemanusiaan hingga hari kiamat. Karena itu, yang dibutuhkan bukan sekadar keprihatinan, tetapi gerakan nyata,” ujarnya didepan awak media.

Spirit itulah yang melahirkan Magic Qur’an, sebuah gerakan kolektif yang berangkat dari kegelisahan atas data Dewan Masjid Indonesia (DMI) tahun 2021—sekitar 72 persen umat Islam Indonesia belum mampu membaca Al-Qur’an. Dari kesadaran itu, Cinta Qur’an Foundation memilih jalan aksi: menggerakkan literasi Al-Qur’an di Tanah Air sekaligus mendukung pembangunan masjid hingga ke luar negeri.

Salah satu ikhtiar konkret adalah pembangunan Masjid Yokohama, Jepang, yang kini telah mencapai progres sekitar 80 persen. Masjid tersebut diharapkan menjadi ruang aman, pusat ibadah, dan simpul peradaban bagi komunitas Muslim di Jepang yang selama ini menghadapi keterbatasan akses tempat beribadah.

Dukungan terhadap pembangunan masjid ini juga datang dari kalangan publik figur.

Ivan Gunawan, desainer sekaligus pendiri Manja Hijab, memilih berkontribusi melalui karya.

“Saya merasa lebih nyaman mengajak orang bersedekah lewat karya. Hijab ini bisa dipakai, cantik, dan sekaligus menjadi jalan kebaikan,” tutur Ivan Gunawan.

Ia merancang lima seri hijab edisi khusus Yokohama yang seluruh hasil penjualannya didedikasikan untuk pembangunan masjid. Dibanderol Rp249.000 per lembar, koleksi tersebut dipasarkan melalui gerai Manja Hijab dan bazar Amazing Qur’an. 

Menurut Ivan, kolaborasi ini berjalan alami karena adanya kedekatan emosional dengan para pelanggan yang gemar bersedekah.

“Kami berjalan bersama. Mereka membeli produk, sekaligus ikut menanam amal,” katanya.

Gerakan Amazing Qur’an sepenuhnya digelar secara terbuka dan berbayar, dengan variasi tiket. Seluruh dana yang terhimpun dialokasikan untuk dua tujuan utama: pembebasan buta aksara Al-Qur’an di Indonesia dan percepatan pembangunan Masjid Yokohama yang menuntut biaya besar akibat standar konstruksi dan teknologi tahan gempa di Jepang.

Dimensi spiritual dari gerakan ini ditegaskan oleh Ustadz Syafii Antonio. Menurutnya, setiap kontribusi sejatinya kembali kepada diri sendiri sebagai pemberi.

“Ketika kita berkontribusi, the first benefactor adalah diri kita sendiri. Pahala itu mengalir bukan karena amal terlihat besar, tetapi karena keikhlasan di dalamnya,” ujarnya.

Ia juga menyinggung kolaborasinya bersama Cinta Qur’an Foundation dalam pengembangan masjid sebagai pusat ibadah dan peradaban, mengingatkan bahwa membangun masjid bukan hanya mendirikan bangunan, melainkan menyiapkan ruang tumbuh bagi umat lintas generasi dan bangsa.

Setelah Jakarta, Amazing Qur’an akan berlanjut ke Surabaya pada 21 Desember 2025 di Hotel The Westin, sebelum menargetkan wilayah Indonesia Timur sebagai bagian dari ekspansi dakwah.

Lebih dari sekadar acara, Amazing Qur’an menjelma menjadi perhelatan ruhani—sebuah gerakan kolaboratif yang menyatukan dakwah, karya, dan aksi nyata. Dari literasi Al-Qur’an hingga berdirinya masjid di negeri jauh, ikhtiar ini menegaskan satu pesan: cahaya Al-Qur’an tak mengenal batas geografis, selama ada keikhlasan untuk menyalakannya. Foto: Orie Buchori