Adakan Kampanye Apresiasik, Universitas Bakrie & Maroon Fest Ajak Anak Muda Indonesia untuk Mengapresiasi Musik Lokal

Adakan Kampanye Apresiasik, Universitas Bakrie & Maroon Fest Ajak Anak Muda Indonesia untuk Mengapresiasi Musik Lokal

KABARINDO, JAKARTA - Pembajakan musik menjadi tantangan nyata para musisi yang harus dihadapi di sektor industri. Meski sudah banyak platform digital yang hadir dan telah banyak hal yang diupayakan untuk menangani pembajakan musik, ternyata belum membuat masyarakat sepenuhnya sadar akan pentingnya mengonsumsi musik secara legal. 

IFPI (International Federation of the Phonographic Industry) melaporkan pada tahun 2019, industri musik global mengalami kerugian sekitar $2,7 miliar akibat pembajakan digital. IFPI juga menyebutkan bahwa 66% musik digital yang dikonsumsi masyarakat di Indonesia adalah bajakan. 

Guna menjawab keresahan dan tantangan tersebut, sekaligus memperingati World Music Day yang diperingati setiap tanggal 21 Juni, program studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie dan Maroon Fest meluncurkan Kampanye #Apresiasik. Kampanye ini mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk dapat lebih mengapresiasi musisi lokal, dengan mendengarkan musik secara legal, menolak musik bajakan, dan mendukung musisi lokal dengan membeli merchandise resmi.

Puncak dari acara ini, pada pergelaran Maroon Festival pada tanggal 15 Juni 2024 di Parkir Universitas Bakrie Plaza Festival, #Apresiasik menggelar beberapa kegiatan. Diantaranya adalah menggalang dukungan untuk musisi lokal, mengadakan kompetisi foto sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada musisi lokal, serta penjualan merchandise eksklusif yang keuntungannya akan didonasikan kepada organisasi/komunitas musisi yang membutuhkan. 

Suharyanti M.S.M., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie menyampaikan bahwa  kampanye ini tidak hanya sebagai implementasi metode pembelajaran experiential learning Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas dan dukungan terhadap musisi lokal. Kampanye #Apresiasik sangat penting dalam memberikan dukungan nyata bagi musisi lokal kita yang sering kali kurang mendapatkan apresiasi yang layak.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga disampaikan oleh, Yovie Widianto, selaku ketua dari Federasi Serikat Musisi Indonesia (Fesmi), yang merupakan organisasi yang menaungi musisi di Indonesia.

"Saya mendukung Apresiasik ini karena memberikan apresiasi yang dibutuhkan bagi para musisi. Selain juga memberikan bantuan finansial, semoga ini menginspirasi komunitas lain untuk memberikan apresiasi yang selayaknya pada musisi kita. Terima kasih.” tuturnya.

Sekjen Fesmi, Febrian Nindyo juga menambahkan, industri musik dan musisi Indonesia sesungguhnya adalah berlian tersembunyi dalam ekonomi Indonesia.

"Perlu dukungan banyak pihak untuk bergotong royong 'mengasah' dan 'menunjukkannya' pada masyarakat dan pemangku kepentingan. Terima kasih #Apresiasik atas kepeduliannya. Langkah kecil namun bermanfaat dan semoga bisa menginspirasi," katanya.

Kegiatan #Apresiasik ini juga mendapatkan dukungan dari Mutiara Azka, sebagai salah satu musisi muda jebolan Indonesian Idol.

“Sebagai pelaku dan penikmat musik Indonesia, rasanya nggak afdol kalau kita nggak mengapresiasi musisi lokal lainnya dengan cara streaming musik mereka di platform legal dan menghargai hak cipta mereka. Yuk kasih dukungan ke musisi lokal sama besarnya dengan pas kita kasih dukungan ke musisi luar negeri favorit kita. Maju terus industri musik Indonesia!” ungkapnya.

Dalam kegiatan #Apresiasik, keuntungan dari penjualan merchandise akan didonasikan kepada Earhouse, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap karya dari anggota komunitasnya. Earhouse adalah sebuah kedai kopi berbasis komunitas yang diinisiasi oleh duo musisi Endah N Rhesa. Dalam hal ini Endah juga turut mendukung kegiatan Apresiasik. 

Selain itu, kampanye ini diharapkan juga dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mendukung dan menghargai musisi lokal, sehingga mereka dapat terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi industri musik Indonesia. Foto: Ist