Sinergi Hijau MIND ID untuk Kelestarian Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Kegiatan pertambangan berkelanjutan di salah satu perusahaan tambang Grup MIND ID. (FOTO/KABARINDO.COM)
Industri pertambangan terus melakukan transformasi. Tak sekadar meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi, namun lebih dari itu, perusahaan tambang, khususnya di bawah naungan holding MIND ID terus menegaskan komitmennya melakukan kegiatan pertambangan berkelanjutan.
Hari masih pagi, kicau burung terdengar nyaring bersahutan. Namun suasana Matano Yacht Club di tepi danau Matano, Sorowako, Sulawesi Selatan sudah sangat ramai. Dua raft (perahu) merapat ke dermaga setelah sebelumnya berkeliling ke danau Purba itu.
Danau Matano merupakan danau purba yang di sekitaranya merupakan lokasi pertambangan nikel. Kawsan ini dikelola oleh PT Vale Indonesia, Tbk. (INCO) anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
Saat Kabarindo.com berkunjung ke kawasan ini beberapa waktu lalu, terlihat jelas bahwa Vale menjadikan keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari bisnis dengan membangun ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta memitigasi dampak operasi pertambangan. Perusahaan ini membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan, berinvestasi dalam mengurangi dampak kegiatan pertambangan, bekerja dengan standar etika yang tinggi, mengedepankan manajemen yang transparan, dan secara aktif berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta pembangunan berkelanjutan.
Menghargai bumi dan masyarakat merupakan komitmen yang dipegang teguh Grup MIND ID.
Vale misalnya, berkomitmen mengelola dan melindungi lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) sesuai ISO 14001:2015 serta Prinsip-prinsip Pengelolaan Tambang Berkelanjutan Berdasarkan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan International Council on Mining and Metals (ICMM). Penerapan EMS memberikan konsistensi dalam pengelolaan lingkungan melalui alokasi sumber daya, pemilihan tanggung jawab, dan evaluasi berkelanjutan yang diintegrasikan dengan proses bisnis Perseroan.
Sebagai bagian dari kosistem MIND ID, perusahaan ini menyadari, pertambangan berkelanjutan menjadi keharusan. Karenanya, kegiatan reklamasi dan reforestasi tak hanya dilakukan di kawasan yang di tambang, tetapi juga diluar kawasan. Untuk komitmen tersebut, Vale melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilakukan di 17 kabupaten di Sulawesi Selatan, dan dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah. Rehabilitasi dilakukan dengan menanam pohon 3,7 juta pohon, yang di dalamnya terdapat 17.631 pohon endemik.
PT Vale mengembangkan bibit tanaman di Taman Kehati Sawerigading Wallacea. Luas Taman Kehati total 75 hektare, Memiliki kapasitas 700.000 bibit pohon per tahun. Hingga kini, lahan yang telah di-reforestasi sejak perusahaan ini beroperasi di Indonesia, mencapai 250% dari total lahan yang telah dibuka. PT Vale telah menancapkan 16 juta pohon di luar area tambang. Terdiri dari dua juta pohon lokal, sisanya pohon endemik.
Tak hanya Vale, PT Bukit Asam pun menunjukkan komitmen menghadirkan praktik pertambangan berkelanjutan atau yang populer disebut green mining itu. Dengan visinya menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA konsisten menerapkan kegiatan operasional penambangan yang berpedoman pada kaidah teknis yang baik atau good mining practice. Hal itu terlihat di stockpile in pit Air Laya di Muara Enim, Sumatera Selatan. Saat Kabarindo.com berkesampatan melihat lokasi tersebut beberapa waktu lalu, nyaris tak ada debu berterbangan saat aktivitas pemindahan emas hitam itu.
PTBA terlihat sangat memahami pentingnya menjalankan pertambangan berkelanjutan. Tak sekadar dijadikan kolam penampungan air, lahan bekas tambang di reklamasi dan di revegetasi. Selain bermanfaat untuk menyuplai kebutuhan air kegiatan operasional pertambangan, lahan bekas tambang juga difungsikan sebagai tambak ikan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat di daerah sekitar . Seluruh siklus penambangan direncanakan dengan baik mulai dari eksplorasi, land clearing, pengembangan, eksploitasi, hingga pascatambang.
Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menerapkan green mining di Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, dengan mengolah limbah tailing (sisa material setelah proses ekstraksi emas) menjadi bahan baku untuk konstruksi. Tailing ini diolah menjadi produk-produk seperti batako, paving block, dan bahan bangunan lainnya. Inovasi ini mengurangi volume limbah yang harus ditampung di bendungan tailing dan memberikan nilai ekonomi baru.
Antam secara konsisten melakukan reklamasi lahan pascatambang. Contohnya di Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Kalimantan Barat, Antam melakukan penghijauan kembali lahan bekas tambang dengan menanam vegetasi endemik seperti jambu hutan.
PT Timah tak mau ketinggalan. Perusahaan ini melaksanakan sejumlah inisiatif untuk memperkuat upaya pengelolaan energi dalam proses bisnis perusahaan. Langkah ini menjadi salah satu strategi perusahaan dalam mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
PT Timah mengakselerasi langkah-langkah transisi energi di seluruh lini operasionalnya. Komitmen ini sejalan dengan visi global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat penggunaan sumber energi terbarukan.
Langkah hijau yang dilakukan PT Timah dalam melakukan transisi energi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan, hingga peleburan dan juga areal perkantoran perusahaan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan secara betkala, inisiatif-inisiatif yang dilakukan menujukkan penurunan konsumsi energi. Pada Tahun 2024, perusahaan berhasil mengurangi konsumsi energi dari semua sektor usaha sebesar 418.645,6 GJ atau 22,69% dibandingkan konsumsi energi pada tahun 2023.
Dari sisi transisi energi, PT Timah melakukan rekondisi engine dengan melakukan Over Houl Main Engine pada Peralatan Produksi sektor eksplorasi, penambangan, hingga proses pengolahan dan peleburan.
PT Timah juga melakukan substitusi bahan bakar Fossil ke EBT dengan pengadaan bertahap Kendaraan Operasional Hybrid, Implementasi biodiesel B35 serta mulai beralih ke Biodiesel B40 sejak Februari 2025, dan pengadaan Forklift berbasis listrik.
Corporate Secretary MIND ID Pria Utama menyampaikan bahwa timah merupakan salah satu komoditas mineral kritis yang pengelolaannya harus dijalankan secara bertanggung jawab serta mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
“MIND ID selaku holding yang menaungi PT Timah akan terus konsisten menjamin bahwa pengolahan timah mampu memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional, baik melalui peningkatan pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.
Holding industri pertambangan ini berhasil menunjukkan bahwa pengelolaan mineral yang berkelanjutan mampu sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan kontribusi nasional.
Dalam laporan keuangan tahun buku 2024 yang telah diaudit, MIND ID membukukan pendapatan sebesar Rp145,2 triliun, tumbuh 34,56 persen dari tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan melonjak menjadi Rp40,2 triliun, naik 46 persen dibandingkan 2023. Aset perusahaan meningkat menjadi Rp292,1 triliun dari Rp259,2 triliun. Sementara itu, beban pokok pendapatan naik dari Rp90 triliun menjadi Rp124,6 triliun, mengikuti ekspansi produksi dan hilirisasi di seluruh entitas anak.
Pakar Lingkungan yang juga mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Alexander Sonny Keraf kepada Kabarindo.com mengungkapkan, perusahaan tambang dibawah naungan MIND ID terus melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadirkan pertambangan berkelanjutan. “Tujuannya, tidak hanya menghasilkan profit bagi perusahaan, tetapi juga menghadirkan benefit bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi tambang,”tegasnya. Dia mengungkapkan, perusahaan tambang grup MIND ID sudah pasti menerapkan kaidah pertambangan berkelanjutan sesuai dengan konsep green mining
Dulu industri pertambangan memiliki stigma sebagai industri yang merusak lingkungan dan tak peduli masalah sosial. Industri pertambangan diidentikkan dengan isu deforestasi dan perusak hutan. Namun, stigma itu kini dijawab dengan menghadirkan konsep good mining practise, salah satunya melalui reforestasi.
Sedangkan pakar pertambangan dari Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) M Toha mengatakan, perusahaan tambang MIND ID kini menjadi role model penerapan good mining practice di Indonesia.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin menegaskan, penerapan Good Mining Practice menjadi motor utama penguatan kinerja. Menurutnya, keberlanjutan bukan sekadar kepatuhan, melainkan strategi jangka panjang.
“Kami memastikan nilai tambah dari hulu ke hilir berjalan optimal dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.Kami berkomitmen mendorong industrialisasi mineral yang berkelanjutan dan memperbesar kontribusi sektor tambang bagi tercapainya Indonesia Emas 2045 ,” katanya.
Grup MIND ID menetapkan standar operasional untuk memastikan peningkatan kinerja dapat konsisten dicapai dalam jangka panjang. Seluruh inisiatif strategis dijalankan dengan semangat untuk membangun integrasi yang lebih luas agar rantai manfaat dapat dirasakan seluruh pihak, termasuk masyarakat sekitar wilayah operasional.
Comments ( 0 )