Ringkasan Lawatan Menlu AS di Indonesia
KABARINDO, JAKARTA - Dalam kunjungan kerjanya selama dua hari (13-14 Desember 2021) di Indonesia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken membahas beberapa hal yang semuanya bermuara pada kemitraan strategis kedua negara.
Blinken menyatakan komitmen AS untuk bekerja sama dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam pidatonya di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (14/12).
Sementara itu, bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, ia membahas tanggapan terhadap Covid dan krisis iklim, langkah-langkah memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, serta upaya memperluas kerja sama maritim, kesehatan global dan ekonomi digital.
Baca juga: Kunjungi Asia Tenggara, Menlu AS Antony Blinken Tiba di...
Baca juga: Terkait Kunjungan Menlu AS Blinken, Menlu Retno: AS Tunjukkan...
Diperpanjangnya nota kesepakatan (MoU) kerja sama maritim hingga 2026 adalah salah satu komitmen AS. Kesepakatan ini mencakup keamanan maritim, sumber daya kelautan, konservasi dan pengelolaan perikanan, serta keselamatan dan navigasi maritim.
Menurutnya, "Pada saat-saat kritis ketika krisis iklim mengancam jalur air,pesisir, dan kehidupan laut, kerja sama di bidang maritim menjadi lebih penting dari sebelumnnya.”
Mewakili AS, Blinken juga memperbarui perjanjian bilateral mengenai peace corps program (program pasukan perdamaian) pemerintah AS untuk membantu pembangunan sosial dan ekonomi internasional, termasuk Indonesia. Di antara kegiatan program ini adalah pengajaran Bahasa Inggris dan pelatihan guru-guru lokal.
Dalam bidang pendidikan, Menlu Antony Blinken dan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menandatangani MoU kerja sama yang bertujuan memperkuat hubungan antarmasyarakat (people-to-people contact) AS-Indo.
Harapan Indonesia Untuk GSP Tak Ditanggapi
Di hari pertama kunjungannya, Blinken menemui Presiden Joko Widodo, yang menyampaikan padanya prioritas presidensi G20 Indonesia (Indonesia memimpin kelompok G20 untuk tahun 2022, hingga KTT berikutnya di Bali, Oktober 2022).
Di pertemuan G7 hari Minggu (12/12) lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan bahwa prioritas presidensi G20 Indonesia adalah penguatan arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital.
Kepada Blinken, Retno menyampaikan rasa terima kasih Indonesia atas bantuan AS dalam mengatasi pandemi di negara ini. Ia juga berharap agar Indonesia jadi bagian dari rantai pasok global untuk bidang kesehatan.
Menlu Retno juga berpesan pada Blinken bahwa sebagai penerima fasilitas Generalized System of Preferences (GSP), Indonesia juga berharap agar fasilitas yang terakhir diperpanjang Oktober lalu itu akan tetap berlaku dalam perdagangan bilateral dengan AS di tahun-tahun mendatang.
Fasilitas GSP adalah program preferensi perdagangan AS yang bertujuan untuk membantu peluang ekonomi negara-negara berkembang dengan menghilangkan bea atas banyak produk yang diimpor dari mereka.
Sayangnya, permohonan ini tidak ditanggapi oleh Menlu Blinken, yang justru membahas topik-topik lain seperti penguatan maritim dan kerja sama pendidikan. *** (Sumber: Antara, AP, EB, JG; Foto: Antara-BPMI-SetPres)
Comments ( 0 )