Misteri Pembekuan Darah Langka Terkait Vaksin Astra-Zeneca dan J&J Mungkin Sudah Terpecahkan
KABARINDO - Dalam makalah penelaahan sejawat (peer-review) yang diterbitkan dalam jurnal internasional Science Advances pada hari Rabu (1/12), tim peneliti dari Arizona State University dan Cardiff University menyatakan mereka mungkin memiliki jawaban mengapa beberapa vaksin virus corona dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka.
Para peneliti tersebut berpikir mereka telah berhasil menemukan dengan tepat "mekanisme molekuler" di balik gumpalan darah beku langka yang terkait dengan vaksin adenovirus, seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson. Gumpalan ini, yang dikenal sebagai trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin (vaccine induced thrombotic thrombocytopenia - VITT), telah dikaitkan dengan 73 kematian dari hampir 50 juta dosis AstraZeneca yang diberikan di Inggris.
Tim peneliti dari Arizona State University dan Cardiff University mengatakan kondisi bekuan darah yang langka itu "hanya terjadi dalam kasus yang sangat jarang karena untuk memicu efek samping semacam itu mesti terjadi sebuah rangkaian peristiwa yang kompleks terlebih dahulu".
Makalah tersebut menjelaskan bahwa penyebab VITT dalam kasus yang sangat jarang dapat disebabkan oleh kandungan adenovirus dalam vaksin, yang membawa informasi genetik ke dalam sel, dan respon imun terhadap hal ini.
Vaksin AZ terbuat dari materi genetic COVID yang dikombinasikan dengan versi lemah virus selesma. Vaksin ini disuntikan ke bagian otot, namun ada kalanya merembes ke aliran darah, di mana unsur vaksin dapat menarik sebuah protein di darah yang disebut platelet faktor 4.
Dalam kasus yang sangat jarang, sistem kekebalan tubuh penerima vaksin menyangka platelet faktor 4 itu adalah virus yang harus dilawan, sehingga tubuh secara otomatis melepaskan zat antibodi untuk melawannya. Hasil kesalahan ini mengakibatkan zat-zat antibodi berkelompok bersama platelet faktor 4, memicu terjadinya gumpalan darah.
"Kami berharap temuan kami dapat digunakan untuk lebih memahami efek samping langka dari vaksin baru ini - dan berpotensi untuk merancang vaksin baru yang lebih baik untuk mengubah gelombang pandemi global ini," kata Profesor Alan Parker, pakar penggunaan adenovirus untuk aplikasi medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Cardiff.
Ia menambahkan agar publik tidak perlu terlalu khawatir. "Anda tidak akan pernah bisa memperkirakan kapan hal itu akan terjadi dan kemungkinannya semakin kecil, jadi kita perlu mengingat gambaran yang lebih besar dari jumlah nyawa yang telah diselamatkan oleh vaksin ini," kata Profesor Parker.
AstraZeneca menyatakan vaksin mereka diperkirakan telah menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa di seluruh dunia dan mencegah 50 juta kasus Covid. *** (Foto: Emergency Live)
Comments ( 0 )