Kepala Badan Geologi: Gunung Lewotobi Alami Erupsi Eksplosif dengan Tinggi Kolom Erupsi hingga 18 kilometer
KABARINDO, - Flores Timur - Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengingatkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi. Menurutnya, gunung berapi yang berlokasi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu masih berpotensi meletus lagi.
"Dengan kondisi masih adanya suplai magma serta aliran gas/magma ke permukaan, maka akumulasi tekanan dapat kembali terjadi dan dapat memicu terjadinya erupsi eksplosif, guguran lava, maupun awan panas," kata Wafid melalui keterangan tertulis yang diterima detikBali, Selasa (8/7/2025).
Berdasarkan pengamatan visual pada periode 7-8 Juli 2025, dia berujar, Gunung Lewotobi terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang setinggi 50-1.500 meter. Asap kawah utama tampak berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dari puncak.
Wafid menjelaskan Gunung Lewotobi mengalami erupsi eksplosif dengan tinggi kolom erupsi mencapai 18 kilometer (km) di atas puncak pukul 11.05 Wita pada Senin (7/7/2025). Erupsi disertai suara dentuman kuat dan awan panas dengan jarak luncur mencapai maksimal 5 km ke arah utara dan timur laut.
Malam harinya atau pukul 19.02 Wita, erupsi eksplosif kembali terjadi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 13 km di atas puncak. Erupsi juga disertai dentuman dan gemuruh yang terdengar di Pos Pengamat Gunung Api Lewotobi Laki-laki.
Erupsi eksplosif kembali terjadi pada pukul 05.53 Wita, Selasa (8/7). Tinggi kolom erupsi mencapai 4.000 meter di atas puncak.
"Pengamatan visual dengan pesawat nirawak (drone) pascaerupsi menunjukkan area puncak masih tertutup asap tebal. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, barat dan barat laut," imbuhnya.
Badan Geologi mencatat terjadi enam kali gempa erupsi, enam kali gempa guguran, hingga 24 kali gempa hembusan pada periode 7-8 Juli 2025 per pukul 06.00 Wita. Tercatat pula sembilan kali gempa tremor non-harmonik, 11 kali gempa low frequency (LF), dua kali gempa vulkanik dangkal.
Kemudian, terjadi 23 kali gempa vulkanik dalam 1 kali gempa tektonik lokal, enam kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo dominan 7, 4 milimeter. Dalam periode yang sama, erupsi Gunung Lewotobi memiliki tingkat ekplosivitas dengan tekanan gas yang sangat kuat.
"Suara dentuman menunjukkan terjadinya pelepasan gas bertekanan tinggi secara tiba-tiba. Adanya awan panas menunjukkan terjadinya runtuhan kolom erupsi yang menghasilkan aliran piroklastik yang sangat berbahaya," urai Wafid.
Menurut Wafid, jenis gempa yang terekam pascaerupsi menunjukkan masih terjadinya pelepasan gas vulkanik (degassing) di area puncak. Selain itu, suplai magma juga belum sepenuhnya berhenti.
"Data deformasi tiltmeter menunjukkan inflasi secara perlahan dalam satu minggu terakhir yang mengindikasikan akumulasi tekanan akibat supai magma masih berlanjut," paparnya.
Wafid menegaskan tingginya aktivitas vulkanik tersebut menyebabkan Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus Level IV (Awas). Ia mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya-timur laut dan 7 km dari pusat erupsi.
Ia juga mengingatkan warga di sekitar wilayah rawan bencana untuk mewaspadai potensi banjir apabila terjadi hujan lebat. Terutama pada daerah aliran sungai seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
"Warga terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan," pungkasnya.
Comments ( 0 )