KAMI Menari; Wujudkan FlashMob 5.000 Anak Wayang Orang 2020
KAMI Menari; Menuju 5.000 Anak Flash Mob Wayang Orang 2020
Salemba, Jakarta, Kabarindo- Kecerdasan emosional anak usia dini bergantung dengab asupan lingkungan budaya yang kondunsif.
Kota berbudaya indikasinya teridentifikasi dari taman kota gedung-gedung pertunjukan budaya sampai pentas seni dari Taman Kota sampai lapangan tiap sekolah jadi ajang anak-anak menari.
Realitas tersebut, Koalisi Anak Madani Indonesia dari komunitas Sahabat Anak Indonesia berbagai organisasi perlindungan dan tumbuh kembang anak sudah memulai dari pekan lalu. Diawali SDN Kenari 7 & 8 yang berada di jantung ibukota DKI Jakarta, Salemba.
"Kami bangga dan bersyukur sekolah Kenari terpilih mengawali program KAMI Menari. Sebagai Kepala Sekolah yang berasal dari Jawa terharu dan bangga saat tadi suara gamelan dan musik tradisional lainnya mengalun dan anak-anak SD kelas 1-5 terlihat antusias menari mengikuti gerak pelatihnya bersama guru Seni dan Komite Sekolah. Kenari 7 & 8 mendukung kegiatan luar kelas seperti ini saat sore hari setelah mereka beristirahat ditemani orang tua mereka belajar budaya tradisi. Anak-anak tidak melulu futsal atau ekskul Pramuka atau lainnya tapi menari dan berlakon jadi Wayang Orang pun akan menaikkan rasa percaya diri dan kemampuan motoriknya sehingga jadi luwes dan dinamis, " papar H. Swasono Juang, S. Pd, M. Pd sebagai Kepala Sekolah SDN Kenari 7 Salemba Jakarta Pusat sumringah.
Ada sekitar 200 anak dalam derap langkah dan gerak harmonis dilatih oleh Tim Sanggar Swargaloka Jakarta yang dipimpin, Bathara Saverigadi Dewandoro (22thn), yang juga bertindak sebagai koreografer, motivator selain pelatih tari yang terpilih menjadi CNN Indonesia Heroes, membanggakan.
Kak AruL dari pihak KAMI memang sudah berkoordinasi dengan pembina dan tokoh Sahabat Anak Kak Seto akan project tahun depan dimana akan ada kurang lebih 5.000 anak PauD dan SD se-DKI Jakarta akan menari bersama berkonsep Flash Mob Wayang Orang di Car Free Day dari Balai Kota Jakarta sampai memutar ke bunderan HI dan kembali lagi ke Monas.
"Publik akan menjumpai local heroes seperti Gatot Kaca, Pandawa Lima, Hanoman atau Srikandi. Anda bayangkan Gundala Putra Petir, Si Buta Dari Gua Hantu, Godam, Aquanus serta masih banyak lagi seperti Jaka Sembung, Jaka Tingkir, Wiro Sableng dan lainnya berwajah lucu, kecil dan kocak akan berlakon menjadi wayang orang (CosPlay) dengan musik tradisional atau sesuai irama khas masing-masing local heroes tersebut, " jelas Kak AL begitu Arul selalu disapa.
Lanjut ia sampaikan bahwa faktor keamanan dan kenyamanan termasuk kostum yang dipilih semua dari komite sekolah peran dari orang tua masing-masing yang bekerjasama dengan sanggar tari dan rumah industri untuk peran yang dipilih oleh anak.
Flash Mob yang berbasis Street Festival sehingga dari koloni kecil kemudian membesar menjadi besar tentu saja menjadi pemantik seni budaya dan kreativitas untuk anak sejak usia dini karena momentum tersebut akan melibatkan para youtuber serta vlogger dari SMA dan SMK dengan sebuah kompetisi yang punya video terunik dan di LIKE paling banyak akan memperoleh hadiah begitupula dari perorangan the best kostum dan tiap sekolah.
Bathara menyambut baik gagasan tersebut dan tentu saja sanggarnya merasa terhormat apabila dilibatkan dan ia akan meminta kolega dan jejaring lainnya untuk ikut membantu melatih dasar-dasar tari.
"Saya suka dengan anak Kenari yang punya kemampuan cepat melihat lalu meniru tiap gerakan yang saya ajarkan padahal durasinya hanya 1jam. Mereka semua berbakat dan Indonesia akan punya talenta baru dunia tari yang saya percaya bisa go international saat Indonesia berusia 100 tahun," jelas pria humble dan santun ini ditemani rekannya sesama penari kak Ari dan kak Tyas.
Mereka berjanji akan kembali lagi dan siap melatih sekolah lainnya.
KAMI Menari ........Awesome......!
Comments ( 0 )