“Embodiment Malfunction” Tampilkan Busana Glitch dan Distorsi pada Hari Terakhir JF3 2025
Dekonstruksi visual dan absurditas estetika menjadi panggung akhir yang mengguncang di JF3 Fashion Festival 2025.
KABARINDO, SERPONG - Pada hari terakhir JF3 2025 yang berlangsung Sabtu (2/7), panggung runway Summarecon Mall Serpong, disulap menjadi ruang naratif penuh disrupsi visual lewat koleksi bertajuk Embodiment Malfunction. Membawa dua sekuen utama—Dekonstruksi dan Sculpture—koleksi ini menjelma sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya populer yang terlalu normatif.
Dengan 48 tampilan penuh eksperimen visual dan konseptual, koleksi ini mengajak publik menyelami dunia yang tak stabil, tak sempurna, namun justru jujur dalam keanehannya
Koleksi ini juga bukan sekadar menyajikan pakaian, melainkan menyampaikan narasi konseptual tentang identitas, keretakan sistem, dan absurditas yang membalut era post-human. Siluet-siluet yang terdistorsi, material yang tampak rusak atau glitching, serta perpaduan warna dan pola yang sengaja bertabrakan, menjadi representasi visual dari “malfungsi” itu sendiri.
Diperagakan oleh 24 model—12 pria dan 12 wanita—busana-busana ini tampil dengan pendekatan eksperimental yang menggugah. Aksen eksternal seperti logam, kabel, hingga material sintetis yang menyatu dengan elemen organik, memberi impresi seolah pakaian tersebut mengalami kegagalan sistem namun tetap berjalan. Hal ini menjadikan setiap look sebagai entitas yang hidup, sekaligus rentan.
Warna-warna kontras seperti ungu elektrik dengan cokelat tanah, neon hijau dengan abu-abu kusam, serta motif tak lazim seperti digital glitch pattern dan layering destruktif, membawa penonton pada pengalaman visual yang tidak biasa namun memikat.
Di tengah arus besar industri fashion yang semakin homogen, Embodiment Malfunction hadir sebagai refleksi bahwa ketidaksempurnaan bukan hanya dapat diterima, tetapi juga bisa menjadi medium ekspresi yang kuat. Koleksi ini menggugat persepsi tentang estetika dengan mengedepankan keganjilan sebagai bentuk kejujuran artistik.
Sebagai penutup JF3 2025, koleksi ini meninggalkan kesan kuat bahwa dunia mode bukan hanya tentang tren, tetapi tentang keberanian untuk bertanya, menggugat, dan menciptakan ruang baru dalam lanskap budaya.
“Embodiment Malfunction” bukan hanya koleksi fashion, tetapi sebuah manifesto visual yang meruntuhkan batas antara pakaian, ide, dan eksistensi. Di tengah kemewahan runway, kegilaan dan malfungsi menjadi bahasa baru yang justru terasa paling jujur. Foto: Dok. JF3 Fashion Festival 2025
Comments ( 0 )