Dari Perut Bumi untuk Denyut Nadi Negeri, PT Vale Hamparkan Jembatan Menuju Masa Depan dengan Hilirisasi

Dari Perut Bumi untuk Denyut Nadi Negeri, PT Vale Hamparkan Jembatan Menuju Masa Depan dengan Hilirisasi
Dari Perut Bumi untuk Denyut Nadi Negeri, PT Vale Hamparkan Jembatan Menuju Masa Depan dengan Hilirisasi

Pekerja PT Vale Indonesia, Tbk. (PT Vale) melakukan pemindahan bijih nikel di salah satu fasilitas produksi beberapa waktu lalu.  Hilirisasi yang dilakukan PT Vale mengusung kaidah pertambangan berkelanjutan. (FOTO/KABARINDO.COM)

 

JAKARTA, KABARINDO -- Industri tambang kerap diidentikkan dengan industri yang merusak lingkungan. Stigma negatif itu kerap dilontarkan beberapa pihak. Namun, banyak perusahaan kini mematahkan stigma buruk itu. PT Vale, Tbk. misalnya, menjawab keraguan sebagian kalangan dengan terus menunjukkan bahwa pertambangan yang bertanggungjawab menjadi DNA perusahaan yang beroperasi sejak 1968 itu.


 

Saat penulis berkunjung ke site PT Vale beberapa bulan lalu, penulis dibuat takjub dengan suasana kawasan pertambangan di Sorowako Sulawesi Selatan itu. Tak terlihat kawasan itu adalah kawasan pertambangan nikel yang menjadi andalan negara dalam mengumpulkan pundi-pundi devisa.


 

Danau yang jernih, hutan yang rindang dengan pohon-pohon besar serta kicauan burung yang nyaring membuat suasana lokasi pertambangan PT Vale bak tempat wisata.


Puluhan truk tambang dengan velg casting wheel berukuran super besar hilir mudik. Pengemudi truk-truk jenis Loader, Earthver, hingga dump truck itu tampak lihai melibas kawasan perbukitan. Yulianti Marcellina, terlihat berkonsentrasi penuh mengemudiakan truk listrik jenis HD yang diproduksi pabrikan China. Dengan mudah truk yang memiliki bobot 70 ton itu dikemudikannya.


 

Sudah lama kami menggunakan truk listrik. Selain menghemat energi juga nol emisi,”tuturnya saat ditemui di lokasi tambang PT Vale di Sorowako beberapa waktu lalu. Cuaca yang cukup terik membuat keringat tampak bercucuran di wajahnya yang bersih. Ibu dua orang anak ini berkisah, dengan menggunakan truk listrik, biaya operasional juga menurun. “Untuk charging dibutuhkan waktu dua jam dengan masa pemakaian enam jam,”imbuhnya. Kecepatan truk di area tambang pun dibatasi hanya 40 kilometer per jam. Yang menjadi standar keselamatan yang diterapkan di perusahaan-perusahaan tambang.


 

 

PT Vale menerapkan standar tinggi dalam memproduksi nikel. Tak sekadar memanfaatkan teknologi canggih, tetapi juga ramah lingkungan dalam keseluruhan prosesnya.


 

Luas area tambang di Sorowako itu mencapai 70.566 hektare (ha). PT Vale memiliki 118.000 ha lahan konsesi tambang di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Namun hanya 48 persen yang ditambang. Selebihnya di jaga menjadi area konservasi, sehingga kawasan tambang tetap lestari.


 

PT Vale sangat peduli terhadap praktik pertambangan berkelanjutan. Salah satunya dalam operasional sudah menggunakan energi baru terbarukan pada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) , yakni PLTA Larona, Balambano dan Karebbe.


 

Tak hanya itu , setelah melakukan aktivitas penambangan PT Vale konsisten melakukan reklamasi pada area lahan bekas tambang. Termasuk menghadirkan Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang mendukung kegiatan reklamasi. Sejak pertama kali beroperasi, sudah menjadi DNA PT Vale tak sekadar mengejar profit, tetapi juga memperhatikan lingkungan, serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan negara.

Danau Matano adalah bukti dari pertambangan berkelanjutan selama lebih dari setengah abad yang dilakukan oleh PT Vale.


 

Airnya selalu jernih tak pernah keruh. Tak ada sampah maupun limbah bekas tambang berserakan di danau itu. Danau purba tersebut, tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara. Dengan kedalaman 590 meter, danau Matano berada di peringkat ke-9 dalam daftar danau terdalam di dunia. Danau Matano merupakan salah satu dari lima danau yang terdapat di dalam Kompleks Danau Malili. Yakni Matano, Mahalona, Towuti, Masapi dan Wawantoa.

Danau Matano merupakan sebuah danau tektonik purba yang terbentuk dari aktifitas pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosin sekitar 2-4 juta tahun yang lalu. Luasnya mencapai 50 hektare. Kelestariaan danau Matano yang tetap terjaga meskipun berada di kawasan tambang Nikel disebabkan karena PT Vale menerapkan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) yang ketat.


 


 

Dukung Agenda Pembangunan Nasional


Sebagai perusahaan nikel berkelanjutan, PT Vale menegaskan komitmennya untuk terus mendukung agenda pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Untuk mendukung Asta Cita itu, PT Vale fokus pada hilirisasi, keberlanjutan, transisi energi hijau, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah operasi perusahaan.


 

Presiden Direktur PT Vale Indonesia,Tbk. Bernardus Irmanto menjelaskan, hilirisasi merupakan strategi utama untuk mengoptimalkan nilai dari deposit nikel yang dimiliki.


"Hilirisasi merupakan salah satu strategi untuk mengoptimalkan value dari resource yang kita miliki. Sebagai perusahaan tambang nikel, kita memiliki deposit yang luar biasa bagus," ujar Bernardus Irmanto dalam Public Expose Live 2025, Kamis (11/9/2025) lalu.


 

Dia menegaskan, strategi hilirisasi dilakukan setelah melalui evaluasi mendalam. Pengolahan nikel mentah menjadi produk bernilai tambah akan menghasilkan keuntungan lebih besar dibandingkan hanya menjual bijih nikel atau ore.


 

"Nilai yang bisa kita hasilkan jauh lebih baik, dibandingkan ketika kita misalkan hanya menambang dan menjualnya ke pasar," tegasnya.  PT Vale juga menggarap Bahodopi Block 1 dalam rangka mempertegas posisi perseroan dalam mendukung ekspansi produksi nikel nasional untuk memenuhi permintaan global dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan.


 

Komitmen itu diwujudkan dengan menggandeng mitra bisnis strategis, yaitu PT Antareja Mahada Makmur (AMM) dalam aktivitas pengupasan, penambangan, pengangkutan bijih, hingga pengembangan infrastruktur pendukung di Bahodopi Block 1.


 

First Cut Bahodopi Block 1 menjadi salah satu proyek yang strategis yang akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Proyek ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.


 

Meskipun masih di awal pengembangan, Bahodopi Block 1 telah membawa manfaat nyata bagi daerah. Hingga saat ini, tercatat sudah menyerap ratusan tenaga kerja lokal yang menempati posisi strategis. Dari total 503 orang yang terlibat pada pengambangan Bahodopi Block 1, 63 persen diantaranya merupakan masyarakat lokal dari Morowali dan Luwu Timur yang masing-masing memiliki tupoksi penting terhadap kelancaran proyek.


 

Hingga saat ini, sejumlah fasilitas pendukung penambangan di Bahodopi Block 1 sedang dalam tahap konstruksi, mulai dari area disposal, settling pond, stockpile, camp, workshop, Mining Hauling Road (MHR), serta Power Line, yang harapannya menjadi penunjang kelancaran operasional di masa mendatang.


 

Sejumlah program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat juga sudah dilakukan PT Vale bersama PT Antareja Mahada Makmur (AMM) yang menjadi mitra strategis dalam pengembangan Bahodopi Block 1. Diantaranya, berkolaborasi dengan BUMDes Morowali untuk suplai tenaga kerja, dan rental kendaraan.


 

Selanjutnya, di Morowali, terdapat program kerjasama dengan pengusaha lokal untuk memasok tenaga kerja, penyediaan kendaraan operasional. Ke depan, PT AMM akan membuka program beasiswa yang diharapkan mencetak tenaga kerja kompeten di bidang operator dan mekanik dari lulusan SMK.


 

Dari perspektif keberlanjutan, Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan praktik pertambangan yang baik dan bertanggung jawab, baik dari sisi lingkungan maupun sosial. Komitmen PT Vale yang sudah berjalan selama 57 tahun di Blok Sorowako akan diadaptasi dalam setiap aktivitas pertambangan di Blok Bahodopi.


 

Saat ini kita berada di Blok Bahodopi 1 yang merupakan bagian dari rencana strategis untuk mendukung hilirisasi nikel. Blok Bahodopi 1 ini inshaallah bisa memberikan nilai tambah dan tentunya praktik tambang yang baik kami lakukan di Sorowako bisa kami terapkan di sini,” sambung Budiawansyah, dalam sambutannya, pada saat Ceremony First Cut Bahodopi Block 1, Senin (8/9/2025) dikutip dari keterangan tertulis PT Vale.


 

Di tengah upaya untuk berkontribusi terhadap industri nikel, lingkungan dan sosial kadang terabaikan. Konsistensi PT Vale terhadap nilai keberlanjutan menjadi harapan yang membawa optimisme bagi daerah, tidak hanya memastikan lingkungan terjaga tapi juga optimalisasi kontribusi ke pendapatan daerah.


 

Gubernur Sulawesi Tengah H. Anwar Hafid menilai, langkah hilirisasi melalui pengangkutan bijih nikel dari Morowali yang akan diolah di Sorowako, Luwu Timur, menjadi strategi yang akan sangat menguntungkan bagi daerah, baik provinsi maupun kabupaten. Bukan hanya bijih nikel dari Bahodopi Block 1, tapi juga dari Bahodopi Block 2 dan 3.


 

Pada saat beroperasi, sekitar 55 juta metrik ton bijih nikel dari Bahodopi Block 1 akan ditambang yang akan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan pendapatan daerah. “Ini harapan baru bagi kita, Sulawesi Tengah dan Morowali melalui bagi hasil dari nikel matte. PT Vale adalah harapan masa depan kita, pasti akan bertambah pendapatan kita baik bagi hasil Morowali maupun Sulawesi Tengah,” kata Anwar.


 


Anwar juga memberikan apresiasi atas konsistensi PT Vale dalam menjalankan operasional dengan tidak mengesampingkan aspek lingkungan dan sosial yang dinilai dapat menjadi contoh bagi perusahaan tambang lainnya.


 

Di tengah masifnya langkah ekspansif perusahaan tambang di Kabupaten Morowali, komitmen terhadap aspek sosial dan lingkungan kerap diuji dan terabaikan. Hadirnya PT Vale dengan prinsip keberlanjutan dan bertanggung jawab membawa angin segar.


 

“"Saya berterima kasih kepada PT Vale yang konsisten menjaga lingkungan, mudah-mudahan PT AMM, di bawah supervisi PT Vale akan menerapkan pertambangan yang baik dan benar sehingga akan menjadi contoh,” ungkapnya.


 

Anwar juga menekankan pentingnya aktualisasi program pemberdayaan masyarakat. Dia mengajak perusahaan serta seluruh pemangku kepentingan, baik Bupati, Camat, hingga Kepala Desa untuk secara bersama-sama mengawal komitmen perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.


 


 

Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kesra, Abdul Malik, menyampaikan apresiasi atas peran PT Vale di Morowali, terutamanya dalam berbagai inisiatif sosial.


 

Sedangkan Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam menekankan sinergi penting antara pemerintah daerah dan perusahaan. Pengembangan Bahodopi Block 1 akan membawa banyak manfaat, utamanya bagi peningkatan pendapatan daerah melalui pembayaran pajak dan royalty, tidak hanya bagi Provinsi Sulawesi Tengah saja, tapi juga Provinsi Sulawesi Selatan.


 

“"PT Vale sudah 57 tahun bermitra dengan kami di Luwu Timur dan selama bermitra dengan Pemerintah dan Masyarakat di Luwu Timur, luar biasa kontribusi PT Vale apalagi menerapkan sistem pertambangan hijau. PT Vale dalam melakasanakan kegiatan sangat luar biasa, maka kami berterima kasih dengan kehadiran PT Vale. Jadi kami mendapatkan lingkungan yang hijau, dan kami juga memperoleh pendapatan dari situ,” papar Irwan.


 

Megurangi Emisi dan Dekarbonisasi


Untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, PT Vale telah meluncurkan berbagai inisiatif dekarbonisasi yang mencakup penggunaan energi terbarukan, seperti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan teknologi pengimbangan emisi karbon.


 

PT Vale mengoptimalkan penggunaan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mengoperasikan tiga PLTA yang memasok 100% kebutuhan energi tanur peleburan. Dengan total kapasitas mencapai 365 MW, inisiatif ini memungkinkan PT Vale untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan. Penggunaan energi bersih melalui biodiesel B30 berkontribusi terhadap pengurangan emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada 2030.

Beragam ikhtiar yang dilakukan PT Vale tak hanya bertujuan untuk mengurangi jejak karbon perusahaan tetapi juga untuk mempromosikan pemulihan lingkungan melalui program reklamasi dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang luas.Upaya ini melibatkan pemantauan dan pengelolaan emisi secara ketat, implementasi teknologi rendah karbon, dan partisipasi aktif dalam proyek-proyek konservasi.Dengan fokus pada inovasi berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, PT Vale berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam setiap aspek operasionalnya.


Kualitas air bekas tambang terus dipantau di fasilitas Lamella Graviti Settler (LGS). Teknologi pengolahan air yang dimiliki PT Vale merupakan yang pertama di industri pertambangan.

Sebelum dialirkan ke danau Matano dan sebagian ke danau Mahalona, air limpasan tambang diolah terlebih dulu di LGS.


 

Tak hanya masalah air, PT Vale pun sangat serius dalam melakukan reklamasi pascatambang. Bukit Solia misalnya, tak tampak sebagai bukit bekas tambang. Kondisinya rimbun, teduh dengan udara yang segar. Selain bukit Solia, bukit Himalaya pun menjadi ikon pertambangan berkelanjutan yang kini semakin populer dan tersohor.


 

Sebanyak 3,7 juta pohon telah ditanam, di antaranya endemik Ebony (Diospyros celebica), Dengen (Dillenia serata), Kaloju (Caralia braciata), Mata kucing (Hopea celebica), dan jenis unggulan lokal.

Tak sampai disitu saja, PT Vale juga melakukan rehabilitasi lahan hutan secara progresif di dalam dan di luar area konsesi, yang luasnya 3 kali lipat dari total bukaan lahan eksplorasi perusahaan. Aksi penghijauan di luar area konsesi dilakukan dengan melakukan reforestasi di 17 daerah di Sulawesi Selatan, 6 daerah di Sulawesi Tenggara, 2 Daerah di Sulawesi Tengah, 3 daerah di Jawa Barat dan 2 Daerah di Bali.


 

Komitmen Keberlanjutan dan Menjaga Ekosistem

 

Di jantung Pulau Sulawesi terdapat ekosistem ultrabasa yang merupakan salah satu ekosistem unik di dunia, dengan tanah miskin hara namun kaya akan logam berat, termasuk nikel. Sejak 2003, PT Vale menjadikan perlindungan dan rehabilitasi ekosistem langka ini sebagai prioritas.


 

Selama lebih dari dua dekade, lebih dari 2 juta tanaman lokal, endemik, dan dilindungi berhasil dibudidayakan. Hingga Juli 2024, PT Vale telah merehabilitasi 3.817 hektare lahan pascatambang, menanam 67 spesies lokal, dan meningkatkan indeks keanekaragaman hayati hingga mencapai 2,06–2,39, setara dengan tingkat hutan alami.


 

Hasilnya, kawasan yang dulunya terganggu kini kembali menjadi rumah bagi rangkong sulawesi, monyet moor, dan beragam spesies kupu-kupu. Melalui inovasi teknik rootballed propagation yang mampu mempercepat pemulihan hutan hingga 6–10 tahun lebih cepat, PT Vale menunjukkan bahwa industri tambang pun dapat menjadi agen pemulihan. Dua arboretum yang didirikan yakni Taman Kehati Sawerigading Wallacea dan Himalaya Arboretum, kini menjadi laboratorium hidup, pusat riset, sekaligus benteng konservasi generasi mendatang.


 

Komitmen PT Vale juga hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sorowako melalui program Enhanced Management of Bio-waste for Environmentally Resilient Solutions (EMBERS).


 

Program ini mendorong pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Sampah organik kemudian diolah dalam biodigester berkapasitas 100 kilogram per hari, menghasilkan energi dan pupuk. Hanya dalam setahun, 26,79 ton sampah organik berhasil dialihkan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi emisi metana. Proses ini juga menghasilkan 23.760 liter pupuk cair bagi pertanian lokal, sekaligus menekan konsumsi LPG rumah tangga hingga 876 kilogram per tahun dengan memanfaatkan gas metana pengganti.


 

EMBERS bukan hanya solusi lokal, tetapi model inovasi global bagaimana limbah dapat diubah menjadi energi bersih dan sumber daya produktif.

Dunia membutuhkan mineral penting untuk energi bersih, namun kita juga wajib memulihkan ekosistem yang menopang kehidupan. Di PT Vale, kami membuktikan bahwa pertambangan bisa berjalan seiring dengan konservasi. Memulihkan hutan ultrabasa yang langka, mengurangi sampah sejak dari sumbernya, dan memberdayakan masyarakat dengan solusi berbasis sains dan kolaborasi,”tegas Chief of Sustainability & Corporate Affairs PT Vale Indonesia Budiawansyah


Melalui kombinasi rehabilitasi keanekaragaman hayati dan inovasi pengelolaan limbah, PT Vale menjawab dua tantangan ESG global paling mendesak. Yakni bagaimana menyeimbangkan kebutuhan mineral kritis dengan perlindungan ekologi, serta bagaimana mengubah limbah dari beban menjadi aset.


 

Sejalan dengan visi Asta Cita Indonesia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs), keberhasilan ini meneguhkan PT Vale sebagai contoh nyata bahwa pertambangan berkelanjutan adalah mungkin, dan industri dapat menjadi solusi, bukan masalah, bagi masa depan bumi.


 

Untuk menjaga ekosistem, PT Vale juga aktif terlibat dalam berbagai inisiatif. Senior Manager Strategic Environmental and Reclamation PT Vale Indonesia Umar Kasmon mengungkapkan, PT Vale telah melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di kawasan Gunung Bawakaraeng seluas lebih dari 160 hektare. Sebuah wilayah yang bahkan berada di luar konsesi operasional perusahaan. Langkah ini sejalan dengan misi nasional untuk menjaga hutan dan ekosistem sebagai pilar ketahanan lingkungan dan ekonomi.

Tahap pertama dilakukan di Blok Bulutana dengan penanaman 87.780 pohon Eucalyptus, Suren, Mahoni, Puspa, Akasia, hingga buah-buahan seperti rambutan dan alpukat. Tahap kedua dilakukan di Blok Pattapang dengan penanaman 31.600 pohon produktif. “Rehabilitasi DAS ini tidak hanya berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar lewat pemanfaatan jenis tanaman produktif seperti alpukat dan rambutan,” tegas Umar.

Langkah ini mencerminkan semangat Asta Cita untuk membangun Indonesia yang berkelanjutan, dengan menyatukan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Dia menambahkan, pelestarian lingkungan bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari model bisnis berkelanjutan PT Vale yang mendukung transformasi ekonomi hijau Indonesia. Kolaborasi dengan pemerintah, edukasi masyarakat, dan investasi pada rehabilitasi lingkungan adalah bentuk nyata dukungan PT Vale terhadap tujuan besar bangsa.

Dalam setiap langkah, PT Vale terus membawa semangat untuk menjadi perusahaan yang tidak hanya menambang sumber daya, tetapi juga menjaga bumi dan membangun masa depan,”katanya.


 

PT Vale menggunakan pendekatan ekosistemik, termasuk melakukan konservasi spesies tanaman untuk menjaga keanekaragaman hayati baik di lokasi tambang maupun di luar lokasi tambang. Kegiatan reklamasi ini didukung dengan adanya fasilitas Nursery modern dengan kapasitas produksi 700 ribu bibit per tahun. Selain itu, PT Vale juga membangun Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea sebagai pusat pelestarian biodiversitas lokal.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat berkunjung ke lokasi tambang PT Vale pada Mjuni 2025 silam menyampaikan apresiasinya atas pendekatan PT Vale dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi, konservasi lingkungan, dan kesejahteraan sosial. “Pembangunan tidak boleh berhenti. Namun hutan juga tak boleh punah. Kita harus menyeimbangkan keduanya. PT Vale menunjukkan bahwa industri dapat bergerak maju tanpa mengorbankan kelestarian ekosistem,” ungkap Raja Juli.


Dia juga mengapresiasi keberhasilan restorasi Hutan Himalaya serta kehadiran Taman Kehati sebagai bentuk nyata dari reklamasi yang berdampak.


 

Sebagai salah satu perusahaa pertambangan yang melakukan pertambangan secara berkelanjutan. Saya ingin membuktikan dan hal ini langsung saya saksikan bagaimana proses pertambangan mereka yang memang sangat sesuai aturan,”ungkapnya.


 

Raja Juli menilai, PT Vale telah memenuhi kaidah-kaidah lingkungan hidup sebagai perusahaan yang diberikan IPKKH.Hal ini menandakan bahwa sebenarnya antara pembangunan dengan lingkungan bisa sejalan, antara ekonomi dan ekologi bisa berjalan jika regulator bisa memastikan penegakan aturan.

Pengamat lingkungan Alexander Sonny Keraf menilai, langkah strategis yang dilakukan PT Vale membuktikan bahwa perusahaan itu benar-benar menerapkan konsep good mining practice secara nyata. “Apa yang dilakukan PT Vale tak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi lingkungan, masyarakat dan bangsa,”tegas mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu.