Waketum DMI Syafruddin: Pesantren jangan dijadikan panggung Politik
KABARINDO, JAKARTA - Ketua Yayasan Assalam Fil Alamin/Asfa Foundation, Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin, MSi, menghadiri Konferensi Internasional Pengasuh Pondok Pesantren se-Asia Tenggara di Pondok Pesantren Darunnajah, 8/11.
Konferensi dihadiri oleh lebih dari 350 pengasuh pondok pesantren modern dan salafiyah.
Menurut Syafruddin, Islam pernah berjaya dan memimpin peradaban dunia, dan Rosulullah membangun peradaban dengan para sahabat sampai ke eropa dan Indonesia.
"Peradaban Dunia sejalan dengan peradaban Islam", tegasnya.
Syafruddin menjelaskan bahwa Indonesia memiliki peranan penting dalam menentukan peradaban dunia. Dengan banyaknya pesantren, masjid, ormas dan lembaga-lembaga pendidikan keIslaman, Indonesia mampu untuk tampil memimpin dunia.
Syafruddin menambahkan bahwa Bangsa Indonesia ini ibaratnya perahu besar yang sedang berlayar, yang didalamnya sebagian besar adalah umat Islam, maka ketika kita memperjuangangkan bangsa Indonesia, secara otomatis memperjuangkan umat Islam.
Syafruddin mengajak dunia pesantren untuk turut membangun bangsa ini menuju Indonesia emas 2045, melalui bonus demografi pada tahun 2030, Bangsa Indonesia akan dikelola oleh generasi muda.
Tugas pesantren adalah menyiapkan pemimpin dan tokoh-tokoh yang siap, pesantren harus mempu menjaga budaya dan nilai-nilai keIslaman yang kuat.
Wakil Ketua Umum DMI tersebut menyeru agar pondok pesantren modern dan salafiyah bersatu, tidak ada dikotomi membeda-bedakan dan memisah-misahkan, pesantren jangan sampai berbenturan apalagi karena hal politik.
Orang yang membentur-benturkan pesantren adalah yang tidak memahami keberagaman sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
Diakhir tausiahnya, mantan Wakapolri tersebut berpesan agar pesantren jangan terlibat politik praktis, tetaplah sebagai lembaga yang terus mendidik dan menyiapkan kader pemimpin di masa depan.
Comments ( 0 )