Telepon Departemen Luar Negeri AS Diretas Dengan Perangkat Pengintai Perusahaan Israel
KABARINDO, Washington - Investigasi Reuters mengungkapkan bahwa ponsel iPhone milik setidaknya sembilan karyawan Departemen Luar Negeri AS diretas oleh penyerang tak dikenal menggunakan perangkat pengintai canggih yang dikembangkan oleh NSO Group yang berbasis di Israel, menurut empat orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dua dari empat sumber tersebut mengatakan bahwa peretasan, yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, menyerang pejabat AS baik yang berbasis di Uganda atau yang berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan negara Afrika Timur itu.
Dalam sebuah pernyataan resminya pada hari Kamis (3/12), NSO Group menegaskan bahwa tidak ada indikasi alat mereka digunakan, tetapi mereka membatalkan akun-akun yang relevan dan akan menyelidiki lebih lanjut berdasarkan penyelidikan Reuters.
"Jika penyelidikan kami menunjukkan bahwa tindakan ini memang terjadi dengan alat NSO, pelanggan tersebut akan dihentikan secara permanen dan tindakan hukum akan dilakukan," kata juru bicara NSO, yang menambahkan bahwa NSO juga akan "bekerja sama dengan otoritas pemerintah terkait dan memberikan laporan lengkap informasi yang akan kita miliki."
NSO telah lama mengatakan bahwa mereka hanya menjual produknya kepada penegak hukum dan klien intelijen pemerintah, membantu mereka memantau ancaman keamanan, dan tidak terlibat langsung dalam operasi pengawasan.
Hasil tinjauan Reuters akan manual produk mereka menujukkan perangkat lunak NSO tidak hanya mampu menangkap pesan terenkripsi, foto, dan informasi sensitif lainnya dari ponsel yang terinfeksi, tetapi juga mengubahnya menjadi alat perekam untuk memantau keadaan sekitar.
Kedutaan Israel di Washington mengatakan bahwa menargetkan pejabat Amerika merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan mereka.
"Produk siber seperti yang disebutkan diawasi dan dilisensikan untuk diekspor ke pemerintah hanya untuk tujuan yang terkait dengan kontra-terorisme dan kejahatan berat," kata juru bicara kedutaan. "Ketentuan perizinan sangat jelas dan jika klaim ini benar, itu merupakan pelanggaran berat terhadap ketentuan ini."
Bulan lalu Apple Inc. menggugat NSO Group secara hukum atas dugaan pengawasan dan penargetan pengguna Apple AS dengan Pegasus Spyware buatannya.
Baik pejabat di kedutaan Uganda di Washington, maupun seorang juru bicara Apple sama-sama memilih untuk menolak berkomentar. *** (Foto: Ynetnews)
Comments ( 0 )