Teks Bab Alkitab yang Hilang Hampir 1500 Tahun Ditemukan
KABARINDO, JAKARTA - Teks Alkitab yang hilang hampir 1.500 tahun setelah pertama kali ditulis akhirnya ditemukan. "Bab tersembuyi" itu ditemukan oleh para ilmuwan.
Dilansir dari independent.uk, Rabu (12/4/2023), bagian yang hilang itu merupakan salah satu terjemahan paling awal dari Injil, menurut penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Studi Perjanjian Baru.
Penemuan bab yang hilang itu terungkap menggunakan fotografi ultraviolet, yang tersembunyi di bawah tiga lapisan teks oleh para peneliti, termasuk Grigory Kessel dari Austrian Academy of Sciences.
“Sampai saat ini, hanya dua manuskrip yang diketahui berisi terjemahan Injil Syria Kuno,” kata Dr Kessel.
Salah satunya ada di British Library di London dan yang lainnya ditemukan di Biara St Catherine di Gunung Sinai.
Para peneliti mengatakan, teks yang baru ditemukan itu adalah interpretasi dari Injil Matius pasal 12 yang awalnya diterjemahkan sebagai bagian dari terjemahan bahasa Syria Kuno sekitar 1.500 tahun yang lalu.
Mereka mengatakan fragmen itu sejauh ini merupakan satu-satunya sisa manuskrip keempat yang diketahui yang membuktikan versi Syria Kuno, menawarkan "gerbang unik" ke fase awal dalam sejarah transmisi tekstual Injil.
Teks tersebut juga menawarkan wawasan baru tentang perbedaan informasi yang terkandung dalam terjemahan.
Misalnya, bahasa Yunani asli dari Matius pasal 12 ayat 1 mengatakan, “Pada waktu itu Yesus pergi ke ladang gandum pada hari Sabat; dan murid-muridnya menjadi lapar dan mulai memetik bulir-bulir gandum dan makan,” terjemahan bahasa Syria mengatakan, “... mulai memetik bulir-bulir gandum, menggosoknya di tangan mereka, dan memakannya.”
“Sejauh menyangkut penanggalan buku Injil, tidak diragukan lagi bahwa buku itu diproduksi tidak lebih dari abad keenam,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.
“Meskipun sejumlah manuskrip bertanggal dari periode ini terbatas, perbandingan dengan manuskrip Syria memungkinkan kita untuk mempersempit kerangka waktu yang mungkin ke paruh pertama abad keenam,” tambah mereka.
Karena kelangkaan perkamen di wilayah tersebut sekitar 1.300 tahun yang lalu, halaman sering digunakan kembali, kebanyakan dengan menghapus teks Alkitab sebelumnya.
“Penemuan ini membuktikan betapa produktif dan pentingnya interaksi antara teknologi digital modern dan penelitian dasar ketika berhadapan dengan manuskrip abad pertengahan,” kata Claudia Rapp, direktur Institute for Medieval Research di Austrian Academy of Sciences.
Foto: Istimewa
Comments ( 0 )