PM Australia: Bantahan Israel Soal Kelaparan di Gaza Omong Kosong
JAKARTA, KABARINDO--Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese tampaknya sudah habis kesabaran. Dengan nada geram, ia secara tegas menyebut bantahan Israel terkait krisis kelaparan di Jalur Gaza sebagai sesuatu yang 'tidak masuk akal' dan bahkan, bisa dibilang, omong kosong. Pernyataan keras ini disampaikan Albanese saat berbicara dalam pertemuan Partai Buruh di Canberra, Selasa (29/7/2025).
Kemarahan Albanese ini dipicu oleh klaim-klaim yang dilontarkan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Wakil Duta Besar Israel untuk Australia, Amir Meron. Keduanya berulang kali menyatakan bahwa tidak ada kelaparan di Gaza. Sebuah narasi yang, menurut Albanese, sangat bertolak belakang dengan fakta di lapangan.
"Klaim bahwa tidak ada kelaparan di Gaza itu tidak masuk akal," tegas Albanese, tanpa tedeng aling-aling, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (30/7).
Meskipun menyadari adanya peringatan terkait informasi yang disampaikan oleh Hamas, Albanese justru menyoroti peran Israel dalam menghalangi jurnalis untuk masuk ke Gaza. Sebuah tindakan yang, secara tidak langsung, mempersulit verifikasi independen mengenai situasi kemanusiaan di sana. Jika memang tidak ada yang disembunyikan, mengapa akses jurnalis dibatasi?
Sebelumnya, pada Senin (28/7/2025), Netanyahu melalui unggahan di media sosialnya, secara lugas menyatakan bahwa 'tidak ada kelaparan di Gaza, maupun kebijakan kelaparan di Gaza'.
Senada dengan bosnya, Wakil Duta Besar Meron juga dikabarkan menyampaikan hal serupa dalam taklimat pers dengan sejumlah jurnalis media Australia di Canberra pada hari yang sama. Meron bahkan menuding laporan-laporan mengenai kelaparan di Jalur Gaza sebagai bagian dari 'kampanye palsu' yang digagas oleh Hamas.
Komentar-komentar Israel ini datang setelah Albanese sendiri pada Minggu (27/7/2025) menyatakan kepada stasiun televisi ABC bahwa Israel jelas telah melanggar hukum internasional dengan membatasi aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Tak hanya itu, dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat pekan lalu (25/7/2025), Albanese juga menegaskan bahwa penolakan bantuan dan pembunuhan warga sipil 'tidak dapat dibela atau diabaikan'. Sebuah sikap yang konsisten dari Canberra dalam menyikapi situasi di Gaza.
Ketika ditanya dalam pertemuan pada Selasa (29/7/2025) mengenai kapan Australia akan mengakui status kenegaraan Palestina, Albanese memberikan jawaban yang terukur. Ia menjelaskan bahwa pemerintahannya memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mengambil langkah tersebut, termasuk reformasi demokratis di pihak Palestina.
Sikap keras Albanese ini menunjukkan bahwa tekanan internasional terhadap Israel terkait krisis kemanusiaan di Gaza semakin meningkat. Kelaparan di Gaza bukan lagi sekadar isu, melainkan fakta yang tak bisa lagi disangkal dengan mudah.
Source: CNN/REUTERS
Comments ( 0 )