Pelatih dan Atlet Soft Tennis Banten Dapat Sertifikat Pelatihan Internasional
KABARINDO, JAKARTA - Dua pelatih dan enam atlet asal Banten mendapat sertifikat pelatihan internasional yang dilaksanakan PP PESTI dan Korea Soft Tennis Association. Acara pelatihan digelar selama tiga hari di Hotel Borobudur, Jakarta.
Dua pelatih yang mendapatkan sertifikat International Soft Tennis Federation, yakni Dzulfikar Nurgofar dan Acep Ginanjar. Adapun enam atlet muda yakni Munjidi, Daya Eli Zega, S. Icha Nurzjiyah, Alyn Salsabila, Irpan Hakim dan Nafatun Nisa.
Ketua Umum PP PESTI, Dr. Awal Chairuddin mengapresiasi Pengprov PESTI Banten yang mengirim pelatih dan atletnya dalam program Coaching Clinic Pelatih dan Atlet ini. “Banten dengan jumlah kontingen terbanyak dalam program ini. Terima kasih telah berpartisipasi dan saya harap olah raga soft tennis di Banten akan berkembang,” kata Awal Chairuddin.
Dalam pelatihan ini, para pelatih dan atlet diajari langsung oleh pelatih dan atlet kelas dunia asal Korea Selatan. Mereka tidak hanya diajari teknik dasar permainan soft tennis secara teori dan praktek, tetapi juga bagaimana sikap mereka dalam sebuh pertandingan.
Ketua Umum PESTI Penprov Banten Nurhasanah, S.E, MM mengaku bersyukur para pelatih dan atlet Banten bisa mengikuti pelatihan dengan baik. “Ini memang bentuk komitmen kami untuk mengembangkan dan memajukan olah raga soft tennis di Banten. Setelah ini kami akan mensosialisasikan olah raga soft tennis dengan menggelar beberapa kegiatan seperti festival atau turnamen,” kata Nurhasanah.
Pelatihan diikuti 45 Peserta dari 10 Pengurus Provinsi (Pengprov), Coaching Clinic bersama Pelatih dan Pemain iM Bank Korea membawa angin segar untuk perkembangan Cabang Olahraga (Cabor) Soft Tennis di Indonesia.
Pembekalan ilmu dan teknik Soft Tennis oleh tim Korea membuat para peserta senang dan mengapresiasi pelaksanaan Coaching Clinic dan tidak melewatkan waktu yang sangat berharga tersebut.
Pada acara penutupan di Hotel Borobudur, Sekjen PP PESTI Buyung Wijaya Kusuma, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada tim Soft Tennis Korea Selatan yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu kepada pelatih dan pemain Indonesia.
“Ada ungkapan yang terkenal di Korea Selatan yakni Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras. Jadi, sebenarnya tidak ada keajaiban yang ada adalah kerja keras. Untuk mencapai prestasi kita harus kerja keras,” ujarnya.
“Dari coaching clinic ini kita tidak hanya menyerap ilmu. Tetapi juga mempelajari sikap profesional mereka, disiplin, tanggung jawab dan kesungguhan mereka,” kata Buyung lagi.
Kim Taeju, General Manager Korea Soff Tennis Association, tidak luput rasa bahagianya bisa kembali berkunjung ke Indonesia.
"Soft Tennis Indonesia sudah memiliki Ketum yang baru yaitu Pak Awal Chairuddin, saya berharap ke depannya Soft Tennis terus berkembang dan bisa bermitra lebih luas," bebernya.
"Di Indonesia Soft Tennis peminatnya akan semakin tinggi jika dikabari khalayak luas termasuk peran Media terus menginformasikan, sehingga akan mudah menemukan talenta-talenta berbakat ke depannya," sambungnya lagi.
Ferly Montolalu sangat terkesan dengan cara pelatihan dari tim Korea, tidak hanya ramah dalam menyapa, pemberian materi dan prakteknya pun mudah dicerna dan menyenangkan.
"Semoga dengan adanya pelatihan pelatih dan coaching clinic ini kita bisa melahirkan pelatih dan atlet untuk perkembangan dan prastasi Soft Tennis Indonesia dimasa depan," pungkas Ferly.
Comments ( 0 )