MengenaL Sosok Sineas Muda Jastis Arimba: Memulai Debut Layar Perak
Jakarta, KABARINDO-Portal- Saat Anda mulai mengulik artikel ini, redaksi yang takjub dari raihan film bertema cinta anak dengan sang ayah berlatar moment indah Islam Rahmatan Lil Alamin, 212.
Yah, tidak sekedar angka 7 atau 10 juta tapi ummat bergerak karena bela keyakinan atas Cinta.
"Film pertama saya ini adalah film drama keluarga berlatar aksi 212 . Keluarga adalah plot utama dalam cerita ini, karena kami yakin bahwa kehidupan keluarga adalah miniatur dari kehidupan negara, oleh karena itu film ini membawa semangat akan cinta keluarga yang berujung cinta pada negeri tercinta, jadi film yang murni tentang cinta, tapi cinta yang lebih hakiki. Selain itu banyak pesan moral dalam film ini yang mengedepankan semangat perdamaian, persatuan serta semangat untuk memiliki sikap yang objektif dalam melihat dan menyikapi persoalan dan perbedaan," jelas pria humble mantan aktivis pers mahasiswa di kala itu.
Jastis Arimba dikenali redaksi saat menjadi finalis Eagle Award MetroTV yang karyanya mencengangkan seantero nusantara.
Anda pasti sudah menyaksikan 212: The Power of Love, bukan?
Memasuki bulan suci Ramadhan ini mengenal sesuatu yang belum jelas ada baiknya total dan tidak setengah-setengah.
Karya film itu adalah visualisasi peradaban akan pola perilaku budaya terkini sehingga semua yang berfikir pasti akan menonton dulu lalu mengapresiasi.
Jastis menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta, dan itu tertera dalam Alquran itu sendiri. dengan semangat itu film ini dibuat.
Ia membuktikan semangat keberagaman dengan menggandeng pemain non muslim seperti Roni Dozer dan Echi Yiexcell.
"Saya membuat film yang sangat humanis sehingga siapapun dia, apapun agama,ras nya bisa menikmati film ini. bahkan saya mendapat info bahwa Film ini raih support kawan nasrani di Gorontalo dimana mereka hingga memasang profile picture dengan poster film untuk mensupport film ini, jadi saya tidak galau dengan beberapa kota yang boikot karena saya akan dekati mereka dengan dialog dan ajakan untuk menonton. Mereka yang belum nonton harus tahu titik berat cerita film ini adalah konflik antara Rahmat (Fauzi Baadila) seorang jurnalis yang skeptis dan dan Ayahnya Ki Zainal (Humaidi Abas, Pendatang Baru,Aktor Teater asal Lampung) seorang tokoh ulama ciamis yang dianggap koservatif oleh Rahmat, persoalan di masa lalu meninggal luka diantara mereka bahkan menimbulkan kebencian dari Rahmat kepada Ki Zainal. setelah 10 tahun pergi meninggalkan rumah tanpa kabar, akhirnya rahmat pulang ke ciamis karena ibunya meninggal, Rahmat ditemani Adin (Adhin Abdul Hakim) seorang fotografer berambut gondrong dan berpenampilan urakan yang menjadi satu-satunya sahabat Rahma. potret Rahmat dan Adhin adalah potret persahabatan yang sering sekali dihantuii perselisihan paham dan perbedaan pendapat namun tetap tidak kehilangan objektifitasnya.
Selain itu ada tokoh Yasna (Meya Sefira) Cinta pertama Rahmat yang tidak pernah terucap, karakter yang menjadi warna bagi kehidupan rahmat yang sangat individualis dan apatis serta tokoh penenang disetiap konflik yang terjadi.
Indonesia bangga punya Jastis Arimba yang pembelajar dan sangat humanis dalam berkarya.
Lanjut ia jelaskan bahwa tantangan terbesarnya adalah bagaimana membuat film ini menjadi sangat logis dan relate serta dengan kehidupan kita, sehingga ketika nanti ditonton, penonton dapat ikut merasakan dan menikmati setiap cerita kehidupan yang disajikan. Selain itu tantangan paling berat adalah ketika harus mengikat benang merah antara adegan yang kami create dengan footage real (dokumentasi) peristiwa aksi 212.
Berawal dari 20-an layar sampai membengkak menjadi 120-an layar lebih, 212:The Power of Love bersanding dengan Deadpool 2.
Ayo nonton Cinta yang dimaksud Jasti.....!
Comments ( 0 )