Koinku Untuk Buku; Gerakan Unik Literasi MTs Negeri 1 Balikpapan
Balikpapan, Kalimantan Timur, Kabarindo - Tingkat literasi Indonesia yang dalam banyak survei relatif rendah telah memicu pemerintah untuk mengadakan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 tentang budi pekerti.
Program GLS ini memicu banyak sekolah secara kreatif menempuh berbagai cara meningkatkan minat baca para siswa. Salah satu yang paling menonjol adalah pengadaaan buku yang lebih banyak dan bervariasi. Buku-buku yang banyak dan bervariasi akan membuat siswa tidak kehabisan sumber buku untuk dibaca. Habisnya sumber buku yang dibaca, akan menurunkan minat membaca siswa, bahkan di sekolah-sekolah yang awalnya minat bacanya sudah meningkat.
Untuk mengatasi kekurangan buku menarik dan bervariasi, ada praktik yang baik yang dilakukan oleh MTs Negeri 1 Balikpapan. Salah satu Madrasah Tsanawiyah terbaik di kota ini.
Madrasah yang merupakan salah satu mitra program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation ini, memiliki banyak siswa. Jumlahnya lebih dari 800 orang. Tiap jenjang kelas memiliki rata-rata 8 kelas.
Menurut Ibu Umi Putri Ibalia, kepala perpustakaan madrasah, minat baca siswa cukup tinggi di madrasah tersebut, sayangnya buku di perpustakaan terbatas. Kebanyakan buku yang ada adalah buku-buku paket pelajaran. Kurang banyak buku yang bisa menarik siswa membaca.
Untuk terus menjaga dan bahkan meningkatkan minat baca lebih jauh, perlu terobosan pengadaan buku. Dana dari sekolah sangat terbatas karena masih banyak kebutuhan lain yang harus dibiayai.
Didukung Aliansi Bikers Sosial Balikpapan, ibu Umi mengadakan terobosan program yang ia sebut dengan nama “Koinku untuk Buku”. Program ini bertujuan mengumpulkan infaq koin sebanyak-banyaknya dari siswa untuk menambah koleksi buku perpustakaan. Koin yang sudah terkumpul kemudian diserahkan ke Aliansi Bikers Sosial Balikpapan untuk pembelian buku.
Aliansi Bikers Sosial Balikpapan adalah komunitas biker yang aktif melakukan program Gemar Membaca di masyarakat, misalnya mengadakan program Lapak Gemar Membaca di Lapangan Merdeka, Pustaka Baca Keliling, Kampung Baca dan lain-lain.
“Kerjasama dengan gerakan literasi yang tumbuh dari masyarakat seperti Aliansi Bikers Sosial ini sangat mengutungkan. Selain memperluas jaringan, Harga per bukunya kalau beli dari mereka, lebih murah dibandingkan dengan membeli dari toko buku,” ujar ibu Umi (27 Agustus 2018)
Berdasarkan persetujuan dengan sekolah, program “Koinku untuk Buku” dilakukan tiap bulan sekali. Biasanya pada Senin awal bulan, setelah selesai upacara. Para siswa yang telah ditunjuk khusus berkeliling ke semua peserta upacara membawa kotak infak. Minggu sebelumnya para siswa tersebut dihimbau membawa koin yang dibutuhkan.
“Kita lakukan sekali saja sebulan, karena senin-senin berikutnya diadakan kegiatan yang sama, tapi untuk kebutuhan yang lain, “ ujarnya.
Program dimulai pada awal bulan Maret 2018 dan sampai bulan Agustus terlaksana sebanyak dua kali. “Banyak ujian, hari libur dan kegiatan lain sehingga pelaksanaannya tidak memungkinkan diadakan tiap awal bulan,” ujar bu Umi.
Total infak dihasilkan dari dua kali kegiatan tersebut kurang lebih 1,5 juta. Dana itu kemudian diserahkan ke Aliansi Bikers Sosial Balikpapan untuk dibelikan buku-buku yang menarik yang ternyata siswa sangat senang membacanya; buku cerita, buku motivasi diri dan sebagainya.
“Perintah membaca itu perintah yang pertama kali turun kepada Nabi. Ini menyiratkan betapa pentingnya gerakan literasi. Demi amanat itu, kami berharap tidak cuma hari Senin saja siswa menyumbang, tapi kapan saja kalau dia mau. Kalau masyarakat mau ikut berpartisipasi secara meluas, kami juga sangat bersyukur,” ujar ibu Umi.
Didampingi Dr. H. Sartono, MM Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Balikpapan, Stuart Weston, Direktur Program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, yang baru-baru ini melakukan kunjungan ke sekolah tersebut menyatakan ketertarikannya dengan program kreatif ini. Ia bahkan ikut mengisi wadah infaq koin tersebut.
“Sebuah madrasah atau sekolah yang siswanya rajin membaca, akan sangat berbeda dengan sekolah yang siswanya tidak banyak membaca. Banyak membaca akan lebih memicu munculnya kreatifitas-kratifitas, membuka lebih banyak potensi mereka untuk lebih pintar dan berwawasan,” ujarnya.
Sartono sendiri berharap program Koinku untuk Buku ini bisa ditiru oleh madrasah-madrasah lain. “Kita mendorong program seperti ini tersebar juga di madrasah-madrasah di kota ini,” ujarnya.
Menurut Stuart Weston, Program Pelita Pendidikan yang diprakarsai oleh Tanoto Foundation hadir di Kaltim untuk memperkuat inisiasi-inisiasi kreatif program peningkatan minat baca seperti yang dilakukan ibu Umi ini.
“Program Pelita Pendidikan akan mendorong sekolah mengembangkan berbagai kegiatan literasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Diantara program yang akan dilakukan adalah mendorong sekolah mengadakan kegiatan mendekatkan buku dengan siswa seperti pengembangan sudut baca, taman baca dan lain-lainnya dan membiasakan siswa membaca tiap hari lewat program membaca 15 menit sebelum pembelajaran,” ujar Stuart Weston.
Comments ( 0 )