Ketum Muhammadiyah: Kebersamaan Bangsa Kunci atasi Dampak Bencana

Ketum Muhammadiyah: Kebersamaan Bangsa Kunci atasi Dampak Bencana

KABARINDO, JAWA TENGAH - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menegaskan peran aktif Muhammadiyah dalam mendorong kebersamaan bangsa untuk membantu penanganan dampak bencana alam yang melanda berbagai daerah di Indonesia

Saat meninjau progres pembangunan gedung 15 lantai di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin siang, Haedar mengatakan Indonesia saat ini masih berada dalam suasana duka akibat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta beberapa daerah lainnya.

"Hari ini (29/12) kami mewakili PP Muhammadiyah menghadiri Milad Ke-60 Universitas Muhammadiyah Purwokerto, sekaligus meninjau gedung utama yang nantinya akan diberi nama Presiden Tower," katanya menjelaskan.

Meskipun demikian, ia menekankan bahwa agenda akademik dan peresmian infrastruktur tidak boleh mengaburkan keprihatinan terhadap kondisi kemanusiaan yang sedang dihadapi bangsa.

Menurut dia, penanganan darurat bencana harus menjadi fokus utama seluruh kekuatan bangsa bersama pemerintah.

"Kita masih dalam keadaan duka. Tanpa mempersoalkan status kebencanaan yang bisa menimbulkan perdebatan panjang, yang paling penting adalah bagaimana kita bersama-sama menyelesaikan penanggulangan darurat bagi saudara-saudara kita," katanya.

Ia meyakini jika seluruh elemen bangsa bersatu, proses penanganan darurat dapat segera dilanjutkan ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang membutuhkan waktu panjang, konsistensi, serta energi kolektif yang besar.

Menurut dia, kajian-kajian mengenai ekosistem, lingkungan, dan faktor penyebab bencana tetap penting, namun sebaiknya dilakukan setelah fase darurat terlewati melalui pendekatan yang objektif dan ilmiah, sehingga dapat menjadi masukan strategis bagi kebijakan nasional ke depan.

"Yang diperlukan saat ini adalah semangat bersatu, semangat bersama, semangat peduli, dan berbagi dari seluruh komponen bangsa," katanya menegaskan.

Ia mengatakan Muhammadiyah sejak hari pertama terjadinya bencana telah terlibat aktif dalam berbagai program kemanusiaan, mulai dari pengiriman sukarelawan, bantuan logistik, layanan kesehatan, hingga pendampingan bagi masyarakat terdampak.

Selain itu, Muhammadiyah juga terus melakukan penggalangan dana agar bantuan dapat disalurkan secara berkelanjutan, tidak hanya pada masa tanggap darurat, tetapi hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Kita memiliki pengalaman panjang dalam penanganan bencana, mulai dari tsunami Aceh, gempa Yogyakarta, gempa Sumatera Barat, hingga gempa Sulawesi Tengah. Pengalaman itu menjadi modal penting untuk terus memperkuat peran kemanusiaan," katanya.

Ia mengatakan perguruan tinggi Muhammadiyah, termasuk Universitas Muhammadiyah Purwokerto, memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kebencanaan, penguatan riset, serta kontribusi nyata bagi masyarakat melalui pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.

Haedar mengharapkan peringatan Milad Ke-60 UMP dapat menjadi momentum refleksi perjalanan institusi sekaligus penguatan komitmen Muhammadiyah dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan dan kebencanaan.