Ketua ASFA Ajak Mahasiswa di Luar Negeri Kembali dan Bangun Indonesia
KABARINDO, AMMAN – Ketua ASFA Foundation, Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin Kambo, M.Si, mengajak mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air dan berkontribusi dalam membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Seruan ini disampaikan Syafruddin saat bertemu dengan mahasiswa Indonesia di Amman, Yordania, dalam kunjungannya pada 13-14 Februari 2025. Kunjungan tersebut dilakukan atas undangan Pangeran Ghazi bin Muhammad bin Talal, Penasihat Senior Keagamaan Raja Yordania Abdullah II sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat The World Islamic Sciences & Education University (WISE).
Dalam pertemuan tersebut, Syafruddin menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.
"Sekarang tahun 2025, dan 20 tahun lagi kita akan memasuki era Indonesia Emas. Jika saat ini kalian berusia 20-25 tahun, maka di masa depan kalianlah yang akan memegang posisi penting di berbagai sektor di Indonesia," ujar Syafruddin yang merupakan mantan Wakapolri di hadapan puluhan mahasiswa Indonesia di Yordania.
Ia menegaskan bahwa masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda yang saat ini sedang menuntut ilmu, baik di dalam maupun luar negeri.
"Ini adalah pertaruhan bagi kalian yang akan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan lagi kami yang sudah memasuki usia 50-60 tahun, tetapi kalianlah yang akan menentukan arah Indonesia ke depan. Maka, persiapkan diri kalian sebaik-baiknya," tambahnya.
Pentingnya SDM Unggul untuk Masa Depan Bangsa
Syafruddin juga mengingatkan bahwa banyak negara dengan sumber daya alam melimpah namun gagal menjadi negara maju karena tidak mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
"SDM itu adalah investasi. Setiap orang yang menempuh pendidikan tinggi adalah aset, bukan sekadar individu biasa. Pemerintah, orang tua, bahkan duta besar yang membiayai pendidikan kalian melihatnya sebagai investasi untuk bangsa. Karena satu individu yang berkualitas bisa melahirkan generasi baru yang lebih baik," jelasnya.
Ia juga menyoroti fenomena mahasiswa penerima beasiswa yang enggan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi mereka di luar negeri.
"Saat ini, hampir 70% mahasiswa penerima beasiswa LPDP memilih untuk tetap di luar negeri karena tergiur dengan kenyamanan dan penghasilan besar. Ini menjadi tantangan besar bagi kita dalam membangun Indonesia," ungkapnya.
Menanamkan Jiwa Kebangsaan Sejak Dini
Untuk mengatasi hal tersebut, Syafruddin menegaskan pentingnya menanamkan jiwa kebangsaan yang kuat. Ia pun menjelaskan alasan mengapa ASFA Foundation fokus pada negara-negara Islam seperti Yordania dan Mesir.
Meski baru berdiri pada tahun 2022, ASFA Foundation sudah memberikan progam beasiswa bagi 1.810 penerima beasiswa yang terdiri dari pelajar, santri dan mahasiswa.Penerima beasiswa ASFA tersebar di 99 Universitas di Indonesia dan 24 Universitas di luar negeri dengan berbagai macam keilmuan.
"Di negara-negara Islam, mahasiswa tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat akhlak dan nilai-nilai kebangsaan. Jika seseorang memiliki akhlak yang baik, rasa nasionalisme mereka juga akan lebih tinggi," paparnya.
Di akhir pertemuan, Syafruddin kembali mengajak mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk pulang dan membangun bangsa.
"Saya yakin, ada lebih dari 1.000 mahasiswa Indonesia di sini yang memiliki nasionalisme tinggi. Jadi, saya berharap kalian semua kembali ke Indonesia dan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," pungkasnya.
Comments ( 0 )