Kementerian ESDM Sebut Subsektor Migas Berhasil Tunjukkan Kinerja Positif Selama 2021
KABARINDO, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan subsektor minyak dan gas bumi berhasil meraih kinerja positif sepanjang tahun 2021.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pihaknya mampu mencapai target-target yang ditetapkan, seperti penawaran wilayah kerja migas, pemanfaatan gas untuk domestik, dan setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Pada 2021, pemerintah menawarkan 14 wilayah kerja migas konvensional, di atas target 10 wilayah kerja atau 140 persen," kata Tutuka dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pengumuman penawaran wilayah kerja migas konvensional dilakukan dua tahap, yaitu penawaran tahap I sebanyak enam wilayah kerja pada 17 Juni 2021 dan penawaran tahap kedua sebanyak delapan wilayah kerja pada 29 November 2021.
Dari penawaran tahap I tersebut, pemerintah mendapatkan pemenang dan telah melaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama pada dua wilayah kerja, yaitu Liman dan South CPP.
Peningkatan jumlah penawaran wilayah kerja migas tahun lalu menunjukkan adanya keberhasilan yang tidak lepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan minat terhadap wilayah kerja migas yang ditawarkan oleh pemerintah.
Sepanjang 2021, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri mencapai 66 persen berada sedikit di atas target yang telah ditetapkan sebesar 65 persen, sehingga capaian kinerjanya adalah 101 persen.
Kementerian ESDM akan terus meningkat pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia.
Kegiatan lifting migas yang merupakan komponen dalam perhitungan besaran penerimaan negara tahun 2021, mencapai 660,25 MBOPD untuk minyak atau 93,65 persen dari target.
Adapun untuk komoditas gas bumi mencapai 981,98 MBOEPD tercapai 97,51 persen dari target, dengan indeks rata-rata minyak mentah sebesar 68,47 dolar AS per barel atau 152 persen dari target.
Tutuka menjelaskan alasan tidak tercapainya target lifting migas tersebut, antara lain karena rendahnya posisi awal atau low entry point pada awal tahun 2021, unplanned shutdown, dan delay field onstream pada beberapa proyek.
Sementara itu terkait penerimaan negara subsektor migas, terutama PNBP sumber daya alam migas telah mencapai Rp97,98 triliun dan telah melampaui target sebesar 130 persen.
Peningkatan PNBP sumber daya alam migas disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga minyak mentah dan terjadinya stabilitas harga minyak dunia. Sedangkan, PNBP lainnya telah mencapai Rp5,21 triliun dengan capaian sebesar 130 persen dari target.
Tak hanya itu, investasi migas tahun lalu tercatat sebesar 15,9 miliar dolar AS atau 94,59 persen dari target sebesar 16,81 miliar dolar AS. Terdapat beberapa hambatan dalam mencapai investasi migas tersebut, di antaranya perubahan investasi hilir terutama kilang RDMP dan GRR terkait efisiensi biaya.
Tutuka menjelaskan kebijakan implementasi penyesuaian harga gas untuk industri tertentu dan kelistrikan akan terus berjalan dan terus dilakukan monitoring terhadap implementasi tersebut.
"Kebijakan ini telah mendukung tujuh sektor industri, di antaranya peningkatan volume produksi dan penjualan sebesar 7,79 persen di industri pupuk dan peningkatan produksi dan penjualan ekspor pada sekitar 40.000 ton di industri petrokimia pada 2020.
Kebijakan penyesuaian harga gas juga berperan pada rencana peningkatan investasi sebesar Rp191,08 triliun untuk kurun waktu 2021-2025 pada tujuh sektor industri tersebut.
Pemerintah akan terus berupaya untuk menyediakan akses energi bagi masyarakat yang dapat dirasakan langsung manfaatnya, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur migas.
Pembangunan jaringan gas sebanyak 126.876 sambungan rumah yang tersebar di 21 kabupaten/kota telah mencapai 100 persen hingga akhir tahun 2021. Sebagai bentuk dukungan untuk pemulihan ekonomi, dilakukan pembagian konverter kit untuk petani sebanyak 3.448 paket yang tersebar di 15 kabupaten/kota.
Selanjutnya untuk meningkatkan persentase energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional, pemerintah berkomitmen untuk menjalankan program penyaluran B30.
Realisasi program B30 pada Januari-Desember 2021 sebesar 30,79 juta kiloliter meningkat dibandingkan tahun 2020 dengan potensi penghematan sebesar 4,45 miliar dolar AS.
Dalam rangka meningkatkan kehandalan industri migas khususnya pada kegiatan usaha hilir, Kementerian ESDM telah menerbitkan sejumlah perizinan meliputi 29 izin usaha pengolahan, 171 izin usaha penyimpanan, 1.501 izin usaha pengangkutan, dan 214 izin usaha niaga.
Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mencapai 98,62 hingga akhir Desember 2021. Sebagian besar anggaran itu digunakan untuk pembangunan infrastruktur migas yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sumber: Antara
Comments ( 0 )