JF3 Fashion Festival 2023: 24 Siswa LPTB Susan Budihardjo Tampilkan Karya Generasi Alpha
KABARINDO, JAKARTA - Sekolah tata busana ternama Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo kembali meramaikan JF3 Fashion Festival 2023. Mengusung tema “Alpha Adaptation”, LPTB menghadirkan karya rancangan 24 siswanya.
Semua siswa calon pelaku mode ini ditugaskan untuk membuat karya yang menggambarkan kehidupan generasi Alpha, sebuah generasi yang lahir pada 2010-an. Para siswa berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Masing-masing akan menampilkan 3 sampai 5 karya.
Susan membebaskan para siswa untuk menginterpretasikan dan menafsirkan gaya busana mereka yang berkaitan dengan masalah keseharian generasi Alpha. Namun, karya-karya mereka diharapkan masih seputar konsep adaptasi yang berlangsung pada m6asa kini untuk masa depan.
LPTB memilih mengambil tema generasi Alpha karena generasi ini akrab dengan teknologi digital. Mereka juga memiliki perspektif bebas, mandiri, dan tidak ragu untuk mencoba hal baru. Dengan begitu, para siswa LPTB dapat belajar tentang apa yang sedang terjadi di dunia.
“Saya ingin mereka dapat menangkap spirit masa depan yang diwarnai intervensi teknologi digital dengan perspektif tanpa batas. Saya berharap mereka membuka mata lebar-lebar dan wawasan seluas-luasnya sekaligus peka terhadap lingkungan dan sekitarnya. Mengikuti perkembangan zaman menjadikan mereka semakin bebas untuk menemukan ciri khas dan menjadi statement yang kuat untuk masanya,” ujar Susan Budihardjo (22/7/223) usai Press Conference di Mall Kelapa Gading 5..
Untuk program LPTB di JF3 2023, Susan melibatkan seorang alumni LPTB, yaitu Andri Suta. Dia diperbantukan untuk turut merancang busana.
Persiapan pertunjukan LPTB berlangsung sejak enam bulan lalu. Pertunjukan kali ini mengadaptasi kejadian-kejadian yang biasa dialami oleh generasi Alpha saat ini. Misalnya kejahatan siber (cyber crime).
Jika dibedah kembali kejahatan siber terbagi atas dua jenis: perisakan siber (cyber bullying) dan peretasan (hacking). Fenomena ini coba dituangkan dalam desain busana para siswa. Namun, ada sejumlah kendala yang dihadapi. Semisal dalam proses digital printing.
“Kesulitan saya pada proses digital printing. Jadi, saya mau ambil konsep ada ala-ala coding dan ternyata saat digital printing tidak sesuai dengan yang diinginkan. Akhirnya menggunakan sablon. Walaupun belum semaksimal yang dimau, tapi oke lah,” ujar Tania salah satu siswa LPTB.
Susan berharap, para calon perancang busana dapat memanfaatkan ajang JF3 sebagai tempat belajar dan mengasah kemampuan untuk merancang busana. Foto: Dok. JF3 Fashion Festival
Comments ( 0 )