Israel Kecewa Hasil Resolusi Karena Tidak Perhatikan Pembebasan Tawanan

Israel Kecewa Hasil Resolusi Karena Tidak Perhatikan Pembebasan Tawanan

KABARINDO, JAKARTA -- Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan resolusi tersebut gagal menuntut gencatan senjata tanpa mengkondisikan pembebasan tawanan di Gaza. Dia mengatakan bahwa resolusi tersebut merusak upaya untuk menjamin pembebasan mereka.

“Ini merugikan upaya-upaya ini karena memberikan harapan kepada teroris Hamas untuk mendapatkan gencatan senjata tanpa membebaskan para sandera. Semua anggota dewan seharusnya memberikan suara menentang resolusi yang tidak tahu malu ini,” katanya.

Usai AS membiarkan resolusi itu lolos, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan rencana kunjungan delegasi Israel ke Washington, yang diminta AS. Agendanya untuk membahas kekhawatiran atas usulan invasi Israel ke Rafah, sebuah kota di Gaza selatan yang padat.

Sikap abstain AS adalah kemunduran yang jelas dari posisi konsisten AS dan akan merugikan upaya perang Israel dan upaya untuk membebaskan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, kata kantor perdana menteri.

Pemimpin sayap kanan Israel, Geert Wilders, yang meraih kemenangan dalam pemilu baru-baru ini, menyuarakan dukungannya kepada negaranya. “PBB, AS, dan Eropa tidak memahami bahwa Anda sedang berperang dalam perang eksistensial. Melawan kekuatan gelap kebencian dan kehancuran yang disebut Hamas,” katanya di X.

Sementara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan abstainnya Washington dari pemungutan suara tersebut tidak mewakili perubahan dalam kebijakan DK PBB.

"Teks final tidak menggunakan bahasa yang kami anggap penting, seperti kecaman terhadap Hamas, kami tidak dapat mendukungnya," ujar Juru bicara Gedung Putih John Kirby.

Ia juga mengatakan bahwa para pejabat AS sangat kecewa dengan keputusan Netanyahu. Setelah AS mengabaikan resolusi itu diadopsi, Netanyahu tidak mengirim penasihatnya untuk melakukan pembicaraan di Gedung Putih mengenai operasi Rafah. Red dari berbagai sumber