Info Haji 2024: Pj Gubernur Papua Barat Jemput Jamaah Hajinya di Makassar
"Selamat datang kembali di tanah air. Terlihat semuanya bercahaya, itulah cahaya iman yang dibawa dari Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah,” katanya di Makassar, Selasa (9/7)..
Ali Baham menjemput langsung jamaah haji yang berada di rombongan kloter 20 dan 21 sebelum bertolak kembali ke daerah asalnya di Papua Barat.
Sebanyak 278 haji Papua Barat tergabung dalam kloter 21 Debarkasi UPG bersama 161 haji asal Kabupaten Luwu Timur (Sulsel) dan masing-masing 1 haji asal Kabupaten Takalar dan Pinrang (Sulsel), serta 5 petugas Kloter dan 4 PHD mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin.
Jamaah haji tersebut merupakan jamaah terakhir asal Papua Barat yang dipulangkan ke tanah air dari total 797 haji yang diberangkatkan melalui kloter 20 dan 21.
Ali Baham menuturkan perjalanan melaksanakan ibadah haji adalah perjalanan terpanjang dan terjauh dalam menuntut syariat Islam, dimana tidak semua orang Islam bisa melakukannya.
“Rasa haru dan bahagia menyambut kehadiran bapak dan ibu. Ini adalah perjalanan ibadah terpanjang karena kita masih akan melanjutkan perjalanan ke Papua Barat. Semoga meraih predikat haji mabrur dan dapat menjadi teladan untuk bersama-sama kembali membangun tanah Papua,” katanya.
Ali Baham juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada PPIH Embarkasi Makassar, Pemprov Sulsel dan Kanwil Kemenag Sulsel, serta seluruh petugas Kloter yang telah membantu jemaah haji Papua Barat dan Papua Barat Daya mulai dari pemberangkatan hingga kembali ke tanah air.
“Alhamdulillah jamaah haji kami kembali dalam keadaan sehat walafiat, walau ada satu yang dipanggil oleh Allah SWT. Atas nama Pemerintah Papua Barat dan mewakili Pemerintah Papua Barat Daya serta Kabupaten Luwu Timur dan Takalar mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas bantuannya mengurus jamaah kami,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan Jemaah dan Petugas PPIH Embarkasi Makassar, Abdul Gaffar mengatakan setelah 42 hari melaksanakan ibadah haji, kini jamaah kembali dengan status sosial yang berbeda.
“Sekarang bapak ibu kembali dengan status sosial yang berbeda dengan menyandang gelar haji dan hajjah. semoga seluruh ritual-ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilaksanakan punya efek yang cukup besar setelah kembali ke daerah masing-masing,” harapnya.
Ditambahkan, tidak semua budaya Arab yang dilihat jamaah harus diikuti dan dibawa ke tanah air, karena menurutnya kita juga punya budaya sendiri dengan segala keunikannya.
“Ke Arab bukan berarti harus membawa pulang budaya Arab, kita punya budaya sendiri, tidak semua yang dilakukan orang Arab bisa kita lakukan di sini, cukup implementasikan kebiasaan-kebiasaan dalam beribadah selama di tanah suci dalam kehidupan kita sehari-hari,” terang dia
Comments ( 0 )