Film 11:29 [Perjanjian Lama] Bercita Rasa Hollywood yang Menegangkan

Film 11:29 [Perjanjian Lama] Bercita Rasa Hollywood yang Menegangkan

Film 11:29 [Perjanjian Lama] Bercita Rasa Hollywood yang Menegangkan

Surabaya, Kabarindo- Indonesia siap merilis film horor berjudul 11:29 [Perjanjian Lama] yang dijadwalkan tayang sebelum bulan puasa 2025. Film karya Johar Prayudhi yang akrab disapa JP Yudhi ini digarap oleh PH Love to Drive dan Lieve Production.

Yudhi menuturkan, 11:29 [Perjanjian Lama] menghabiskan 13 hari syuting, berlangsung saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Setiap hari kru wajib melakukan rapid test. Lokasi syuting di 6 titik utama yaitu Cibubur, Pantai Tanjung Kait, Studio Prop House, Jalan Tol Depok Andara, Kedoya dan pusat kota Jakarta.

“Hal seru yang terjadi adalah ketika para pemain berdialog dalam jarak dekat dan tak menggunakan masker. Padahal saat itu tingkat wabah Covid sedang tinggi tingginya, dan banyak kru sering lupa untuk rapid test seusai syuting. Ajaibnya tak ada kru ataupun pemain yang terkena Covid,” tutur pria asal Tana Toraja ini dalam rilis pada Selasa (24/9/2024).

Yudhi menjelaskan, judul film tersebut menggunakan angka yang berkaitan dengan perjanjian yang dilakukan antara manusia dengan iblis pada waktu lampau dan berlangsung hingga sekarang.

Pendekatan konsep visual treatment, set design, acting pemain, cinematography dibuat oleh sutradara sekaligus penulisnya berkonsep kekinian, walaupun yang diusung adalah tema klasik perjanjian antara manusia dengan iblis. Namun dengan sentuhan artistik yang beda dengan film sejenis, sehingga menghasilkan film thriller horor bernuansa baru dan mempunyai look yang fresh.

Film 11:29 [Perjanjian Lama] dibintangi oleh Shindy Huang sebagai Fiona, Willem Beavers dan Gabrielle Eka Putri. Elvina Lie sebagai produser eksekutif. Pengambilan gambar dilakukan oleh Billy Tristiandi, JP Yudhi dan Rengga Indrayana. Pengerjaan design produksi dipercayakan kepada Andhang Apri seorang art director senior di bidang TVC dan telah beberapa kali menggarap film karya Hanung Bramantyo, yang terakhir film Laura. Music scoring dikerjakan oleh Wawan Kribs yang biasa menggarap musik untuk beberapa penyanyi terkenal Indonesia.

Film 11:29 [Perjanjian Lama] menceritakan Fiona, seorang gadis yatim berumur 21 tahun yang menjadi web developer. Ia tidak mengenal ayahnya, karena meninggal ketika Fiona baru berumur beberap bulan. Fiona mendapatkan warisan dari kakeknya (bapak dari ibunya), berupa gudang tua di tanah yang luas dan sebuah mobil antik.

Sebelum meninggal, kakeknya memberikan surat wasiat yang disimpan didalam mobil antik itu. Fiona pergi ke gudang tua tempat mobil itu berada dan mencari surat tersebut. Saat ia menemukan surat itu, tiba tiba pintu mobil tertutup dan terkunci sendiri. Fiona bingung dan berupaya membuka pintu mobil itu, namun tidak bisa. Ia mencoba pintu lainnya, namun juga tidak bisa dibuka.. Fiona mulai panik, lalu menelpon temannya, Sandi dan Hana untuk meminta tolong. Ia mengabarkan situasinya yang terjebak di dalam mobil. Tak lama sesudah menelepon, ponselnya mendadak mati. Suasana di dalam mobil bertambah aneh dan menakutkan.

“Di film ini, iblisnya tidak digambarkan dengan sosok seram berambut panjang, ataupun berbaju putih. Tapi berupa creature, dibuat dengan tehnik 3D-CGI yang detail dan komprehensif,” ujar Yudhi.

 

Pecinta seni yang andal dan berpengalaman

Yudhi sangat mencintai seni dan sejak awal bertekad untuk berkarir di bidang seni musik, desain atau pembuatan film. Setelah meniti karir di bidang periklanan sebagai art director di McCann Erickson, ia menemukan ketertarikannya pada penyutradaraan film dan memulai karirnya di industri ini sejak 2002 dengan menyutradarai video musik untuk musisi-musisi Indonesia. Kemudian ia menggarap iklan TV dan telah menyutradarai lebih dari 200 TVC hingga saat ini, di antaranya iklan untuk Sharp, Pertamina, UNICEF dan USAID. Juga iklan untuk operator telekomunikasi di antaranya Indosat.

Yudhi memulai pekerjaan pertamanya sebagai perancang interior untuk mendesain stan pameran. Kemudian ia menjadi art director di McCann Erickson, sebuah biro iklan besar di Indonesia. Ia mempunyai pekerjaan sampingan mendesain berbagai sampul album musik. Sampul desain pertamanya untuk band terkenal di Indonesia pada saat itu, DEWA 19, berjudul Pandawa Lima, yang memenangkan penghargaan sebagai Desainer Grafis Sampul Album Terbaik di AMI Music Award. Ia juga mendesain beberapa sampul album untuk SLANK, grup rock terkenal di Indonesia.

Pada 1999 - 2002, Yudhi melanjutkan karirnya sebagai art director di McCann-Erickson Indonesia dan menangani berbagai klien multinasional. Kemudian pada 2004, ia mulai menjadi sutradara film. Karya pertamanya adalah menyutradarai video musik untuk Slank, Syahrani-Dian Pramana Putra, Seventeen, ROXX, DJ Jevin Julian, Andy Riff dan Dul Jaelani. Pada 2004, ia menyutradarai film yang diperankan oleh personil Slank berjudul PLUR (Peace, Love, Unity, Respect) bergenre thriller action. Pada 2005 sampai sekarang, ia menjadi sutradara film untuk iklan TV.

Di industri iklan TV di Indonesia, Yudhi dikenal sebagai eksekutor andal untuk TVC yang membutuhkan animasi 3D, FX dan pekerjaan editing yang complicated. Ia bahkan memiliki rumah produksi animasi 3D sendiri yaitu Resolver.

Foto: istimewa