Dorong Regulasi Carbon Credits! Pemuda ini Jalin Komunikasi dengan DPR RI hingga Diplomat Dunia
KABARINDO, BEKASI - Pelaksanaan Seminar Green Economy Kaukus DPR RI berlangsung pada 10 Juli 2024 lalu mengangkat tema "Leading up to COP29 : in Solidarity for a Green World, Transisi Energi : Tantangan dan Capaian. Lebih dari 130 peserta turut berpartisipasi Mulai dari akademisi, praktisi, anggota DPR RI hingga masyarakat umum.
Turut hadir pada Green Economy Caucus DPR RI seperti Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, B.A., M.Sc , Mercy Barends, Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM RI hingga tamu VIP seperti dari Pertamina dan PLN.
Imam Pesuwaryantoro, Pemerhati Lingkungan juga menyampaikan aspirasinya kepada Anggota DPR RI, Kementerian ESDM, Pertamina dan PLN yang hadir untuk terus berkomitmen melakukan upaya transisi energi guna mencapai visi Indonesia Net Zero Emission 2050 mendatang.
Bicara tentang Regulasi Carbon Credit di Indonesia, Perlu diketahui bahwa Plastic Credits merupakan unit yang dapat dialihkan yang mewakili Jumlah tertentu dari plastik yang dikumpulkan dan kemungkinan didaurulang dari lingkungan. Perusahaan yang ingin bertanggung jawab atas plastik yang mereka keluarkan ke lingkungan dengan membuang Jumlah plastik yang sama dari lingkungan dapat menggunakan Plastic Credits.
Bagaimana Plastic Credits bekerja ? seperti yang disebutkan oleh plasticcollective.co, ada 2 pemeran dalam plastic credit; perusahaan yang menggunakan plastik dalam produk dan kemasannya serta proyek yang mengumpulkan plastik dari lingkungan dan atau mendaur ulang plastik yang dikumpulkan.
Tidak hanya itu, Kedua pihak ini bekerja sama meliputi Sebagai langkah awal, perusahaan harus menghitung jejak plastik mereka atau berapa banyak plastik yang mereka masukkan ke lingkungan setiap tahun. Kedua, Perusahaan kemudian membeli sejumlah plastic credit yang sesuai dengan jejak plastik mereka, misalnya, 1 plastic credit sama dengan 1 kg jejak plastik sehingga jika perusahaan mengeluarkan 10.000 kg jejak plastik, mereka akan membeli 10.000 plastic credit. dan Terakhir Uang yang dibayarkan perusahaan untuk plastic credit diberikan untuk sebuah proyek. Sebagai imbalan atas pemberian uang ini, proyek berkewajiban untuk mengumpulkan dan atau mendaur ulang volume dalam kilogram plastik yang setara dengan jejak plastik perusahaan.
Plastic Credits dapat diterapkan lebih komprehensif bila setiap produsen yang menghasilkan sampah kemasan melakukan pemberian insentif dan reward kepada para pengguna atau konsumen yang berhasil melakukan pemilahan sampah plastik secara terpilah dan sesuai jenis serta mengembalikannya lagi melalui Deposit Refund System atau Extended Producer Responsibility (EPR) yang dibayarkan secara langsung oleh produsen sampah kemasan.
Praktik sukses ini juga sudah dilakukan oleh Plasticpay di Negara Indonesia melalui Penyediaan Reverse Vending Machine (RVM) yang tersebar di ratusan titik public spaces, mall, kampus atau institusi Pendidikan, Stasiun hingga area wilayah Banten, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi dan Provinsi Bali. Tiap sampah botol plastik yang berhasil dipilah secara langsung oleh konsumen melalui Reverse Vending Machine (RVM) Plasticpay akan diberikan meaningfull reward berupa saldo e-wallet, impact report berupa pengurangan jejak karbon serta akumulasi sampah botol yang berhasil terkumpul akan didaurulang menjadi recycle felt, fur, dacron dan geotextile oleh PT. Inocycle Technology Group, Tbk untuk penciptaan Green Jobs dan Implementasi Hilirisasi Sampah Plastik menjadi industry fashion, furniture, textile dan konstruksi, Ujar Imam Pesuwaryantoro.
Tidak hanya itu, Imam juga membuka komunikasi dengan Jejaring Internasional yang dimiliki oleh Global Network of Political Leaders yang berkantor di Washington D.C., Everett, United States America (USA) memiliki delegasi yang focus isu spesifik seperti Ms. Greta Topjana selaku International Youth Director for Europe, Mr Joao Maria Botelho selaku International Director for European Affairs Global Network of Political Leaders, Ms. Ana Rita selaku International Director of the SDGs Europe dan Mr Raja Asim selaku International Director of Sustainable Development.
Comments ( 0 )