Sinergi Desa Pentingsari di Sleman dengan Omah Lembah Merapi Kembangkan Destinasi Wisata dan UMKM
Sinergi Desa Pentingsari di Sleman dengan Omah Lembah Merapi Kembangkan Destinasi Wisata dan UMKM
Yogyakarta, Kabarindo- Desa Pentingsari di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan Omah Lembah Merapi bersinergi untuk terus mengembangkan destinasi dan UMKM di desa yang menjadi desa wisata dan mandiri ini.
Hal ini diungkapkan Naufhal Alariq Daffa Aryanda, pengelola Omah Lembah Merapi, saat kunjungan media dalam kegiatan Capacity Building dan Media Gathering ke Desa Pentingsari pada Sabtu (27/7/2024).
“Kami bersinergi untuk terus mengembangkan pariwisata dan potensi ekonomi di desa ini,” ujarnya.
Sinergi tersebut antara lain dilakukan dengan menggandeng UMKM di Pentingsari. Naufhal mengatakan, di desa ini terdapat cukup banyak UMKM di antaranya UMKM yang menggeluti usaha kopi, jamur dan susu perah. Untuk usaha susu perah, terdapat sekitar 30 ekor sapi. Para wisatawan bisa mengunjungi Pentingsari, menginap di homestay Omah Lemah Merapi serta melihat-lihat dan membeli produk dari UMKM.
“Kami ingin memberikan nilai tambah pada kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat desa, dengan tetap mempertahankan tradisi, budaya dan kearifan lokal masyarakat,” ujarnya.
Pentingsari terletak di lereng Gunung Merapi yang sejuk. Desa ini mulai mengembangkan diri sebagai desa wisata pada 2008. Pentingsari menawarkan kegiatan wisata pengalaman berinteraksi dengan alam, pembelajaran tentang lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, wirausaha, sosial budaya, tradisi dan kearifan lokal yang tetap kuat di masyarakat dengan suasana khas pedesaan.
Keunggulan tersebut membuat Pentingsari memperoleh 3 penghargaan di antaranya sebagai salah satu dari Top 100 Green Destinations Award versi Global Green Destinations Days (GGDD) dan ASEAN Tourism Award kategori Community-Based Tourism (CBT).
Omah Lembah Merapi sendiri terletak di Pentingsari yang mulai beroperasi pada 2022 dengan menyediakan homestay maupun sarana lainnya bagi wisatawan seperti ATV dan jeep. Omah Lembah Merapi memiliki 2 homestay yang mampu menampung belasan orang. Bahan bangunan menggunakan bata merah dan kayu jati ukir. Homestay ini mengusung konsep back to nature yang didesain untuk menghadirkan rasa tenang dan nyaman dengan pemandangan hijau yang asri dan teduh.
Omah Lembah Merapi juga menyediakan sejumlah ATV dan jeep untuk berkeliling di lokasi-lokasi yang menarik dan bersifat adventure seperti Kaliadem dan lintasan lahar Merapi. Naufhal menyebutkan, untuk menyewa ATV dikenakan beaya Rp.300 ribu-350 ribu yang bisa ditunggangi 2 orang. Sedangkan untuk jeep dikenakan beaya Rp.550 ribu yang bisa dinaiki 4 orang.
Ia menuturkan, Omah Lembah Merapi kerap menerima kunjungan wisatawan dari luar kota maupun luar negeri di antaranya dari China dan Selandia Baru. Mereka mengadakan gathering atau sekaligus menginap di homestay. Kunjungan setiap bulan sekitar 15-20 orang dari berbagai kalangan, mulai dari personal, pelajar, mahasiswa, perusahaan hingga institusi.
Sementara itu, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Firman Hidayat, mengatakan Bank Indonesia berkomitmen untuk mengakselerasi peningkatan inklusivitas destinasi melalui sinergi pengembangan desa wisata dan UMKM pendukung pariwisata.
“Bank Indonesia juga berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk mendorong kinerja pariwisata dengan mengoptimalkan seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia di dalam maupun di luar negeri,” ujarnya.
Firman menambahkan, Indonesia bisa mendorong dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke negara ini dengan memperbanyak direct flight. Ia melihat saat ini masih sedikit direct flight ke Indonesia, misalnya dari China, sehingga wisatawan dari China mengunjungi negara lain lebih dulu. Hal ini membuat beaya perjalanan ke Indonesia menjadi mahal.
“Wisatawan dari China menempati urutan pertama wisatawan terbanyak dari mancanegara yang mengunjungi Indonesia sebelum terjadi COVID-19. Sekarang jumlah mereka meningkat kembali, tapi belum mencapai seperti sebelum COVID-19,” ujarnya.
Firman mengatakan, wisatawan dari China menyukai destinasi yang unik dan memiliki nilai sejarah, misalnya Bromo dan Borobudur. Potensi ini harus dikembangkan dengan mempermudah akses menuju destinasi-destinasi tersebut, salah satunya dengan menyediakan direct flight ke kota terdekat. Untuk itu, diperlukan sinergi antara semua pemangku kepentingan.
Comments ( 0 )