Kampus UNJ Jadi Sentra Keberagaman & Pendidikan Damai; Sukses Hadirkan AlHabib ALI Al-Jufri
Kampus UNJ Jakarta Pusat, Kabarindo- Disadari akan dampak globalisasi telah menyebabkan dunia saat ini mengalami perubahan yang cepat.
Perubahan tersebut seringkali menjadi obyek yang dengan mudah terpapar oleh berbagai dinamika pemikiran yang muncul sebagai akibat globalisasi.
Hal itu terjadi karena para pemuda merupakan pihak-pihak yang lebih banyak berinteraksi dengan produk globalisasi. Berbagai variable globalisasi memunculkan konsep-konsep, pertanyaan-pertanyaan, dan tantangan-tantangan baru, yang harus segera disikapi dengan tepat dan efektif.
Salah satu dampak globalisasi yang dialami oleh dunia Islam adalah berkembangnya gerakan Islam trans nasional yang ditengarai menjadi pemantik berkembangnya radikalisme beragama. Maraknya pemahaman islam yang tekstualis, dianggap agresif dan menjadi ancaman tersendiri bagi dunia Islam khususnya dan peradaban dunia pada umumnya.
Untuk mensikapi hal ini, pihak Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu (30/11) kemarin sengaja mengadakan Seminar Internasional mengangkat tema "Islam dan Peradaban" dengan melibatkan Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri menjadi pembicara utama.
Sebagai salah satu tokoh dunia yang concern untuk menyerukan dan memperkuat moderasi Islam, dan pembersihan keberagamaan dari berbagai tendensi politik. Kehadiran Habib Ali sendiri diharapkan dapat membuka wawasan umat Islam Indonesia umumnya dan kalangan pemuda pada khususnya. Dirinya dikenal piawai dalam berdialog dan mengkomunikasikan Islam yang terbuka, dinamis, dan pro terhadap kemajuan. Ia juga dapat memberikan pemahaman tentang implementasi keberagamaan yang berkontribusi untuk membangun peradaban dan kemanusiaan.
Pada kegiatan tersebut, diikuti juga ratusan mahasiswa dan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia yang sengaja hadir untuk mengikuti seminar tersebut. Dalam tanggapannya, Habib Ali mengatakan, peradaban Islam di dunia tidak terlepas dari peranan ajaran Rasulullah SAW yang mendakwahkan Islam secara penuh kasih sayang.
Para tamu undangan dan peserta seminar Islam dan Peradaban di UNJ TriPara tamu, undangan dan peserta seminar Islam dan Peradaban di UNJ (Tri)
Sementara di Indonesia berdasarkan sejarah yang dia pahami, Islam disebarkan oleh Wali Songo melalui pendekatan kebudayaan. "Hal tersebut tidak bertentangan karena kondisi Indonesia berbeda dengan kondisi di negara-negara lain. Islam Indonesia disebarkan oleh Wali Songo dimana mereka menyebarkan Islam melalui kebudayaan bukan dengan peperangan dan itu berdasarkan kondisi Indonesia. Itu ide gagasan yang harus dipegang," ungkapnya lagi.
Habib Ali juga berbicara terkait Islamisasi dan filsafat. Ia menjelaskan, Islam dapat mengubah pemikiran dasar terkait ajaran filsafat yang sudah banyak dipahami keliru oleh kebanyakan umat manusia di Dunia. "Bahwa Islam mengubah konsep yang ada dan disesuaikan dengan Islam," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama dirinya juga mengajak umat Islam di Indonesia untuk tetap merawat persatuan dan kerukunan antar sesama. Jika ada pandangan yang berbeda, seorang Muslim tidak boleh langsung mengungkapkan sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik agama.
Secara garis besar kegiatan kunjungan Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri ke Indonesia bertujuan memberikan wawasan kepada umat Islam Indonesia umumnya dan kalangan akademisi khususnya tentang konsep moderasi Islam yang sesungguhnya, serta impilkasinya terhadap pengembangan peradaban dan kedamaian dunia. Ia juga memaparkan tentang metode dakwah dan pengajaran yang dapat menjawab tantangan modernisasi dan globalisasi. Memberikan penjelasan tentang strategi, metode, dan teknik untuk menghadapi wacana radikalisme kanan dan kiri.
Selama di Indonesia, Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri juga akan banyak melakukan safari dakwah. Ini sudah kesekian kalinya Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri bersilaturahim dengan Muslim di Tanah Air.
Beliau adalah murid berprestasi dan kesayangan AlMukarramah Habib Umar bin Hafidz yang sebelumnya sudah hadir di Kampus UNJ dan sebagai kampus yang melahirkan tenaga kependidikan para guru bagi peradaban yang makin modern.
Kampus UNJ konsisten setelah menandatangani 9 poin Pendidikan Damai oleh Sang Rektor sendiri Komaruddin bersama Kak Seto dan lembaga anak lainnya KAMI, ICRP dan WowSaveID serta Sahabat Anak Indonesia dengan jejaring guru paud kekinian sampai Sahabat Kepsek Millenial yang disebut oleh mas Menteri Nadiem, Guru Penggerak.
Comments ( 0 )