Infrastruktur SPKLU PLN Semakin Lengkap, Ekosistem Kendaraan Listrik Melesat
SPKLU : Mobil listrik sedang diisi daya di SPKLU kantor PLN Warung Jambu, Bogor. Infrastruktur yang dibangun PLN mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik. (FOTO/ANTON CH)
KABARINDO, JAKARTA – Hari sudah menjelang petang, Benny Hidayat (46) perlahan memasuki kantor PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) menuju ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Benny pun menancapkan alat charging ke mobilnya di kantor PLN Warung Jambu Bogor tak jauh dari rumahnya di Komplek Bogor Baru.Benny menggunakan mobil listrik BYD Seal untuk mobilitasnya sehari-hari. Mobil lansiran pabrikan China itu dibekali suplai energi BYD Blade Battery dengan kapasitas 82,56 kWh. Daya yang dihasilkannya 313 HP dengan torsi maksimal 360 NM. Penggerak rodanya adalah motor listrik Permanent Magnet Synchronous. Akselerasi statis hingga 100 Km/Jam membutuhkan 5,9 detik.
“Saya mengisi untuk keperluan besok ke kantor,”ujarnya kepada Kabarindo.com pekan lalu. Setiap hari Benny mengendarai mobil berwarna abu-abu itu menuju kanftornya di kawasan gadiang Serpong, Tangerang, Banten. “Sekali charge Rp58 ribu, bisa saya gunakan selama dua hari pulang pergi. Disini bisa pilih 100 kW atau ultra fast charging 200 kW,”ungkapnya. Jarak rumah Benny ke tempatnya bekerja mencapai 60 kilometer, melewati tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. “Total perjalanan dua hari 240 kilometer, saya hanya keluar biaya energi Rp58 ribu saja,”tegasnya. Penghematan biaya energi sangat dirasakan Benny, mengingat jika menggunakan mobil konvensional biaya BBM yang harus dikeluarkan mencapai Rp300 ribu. BYD Seal sendiri memiliki jarak jelajah hingga 600 kilometer saat kondisi baterai terisi penuh.
Benny mengaku, dirinya tak merasa khawatir sedikitpun mengenai ketersediaan SPKLU saat melakukan perjalanan. “Saya pasang aplikasi Charge.In dan PLN Mobile di handphone. Jadi tahu lokasi SPKLU, termasuk mana yang tersedia, dan mana SPKLU yang sedang penuh alias dipakai kendaraan lain,”ucapnya. Dengan adanya notifikasi itu, pemilik mobil listrik bisa langsung menuju SPKLU yang tersedia. “Jadi tak perlu buang energi dengan mendatangi SPKLU satu per satu. Semua ada di aplikasi PLN,”tuturnya. Benny pun merasa terbantu dengan digitalisasi yang dilakukan PLN itu. “Selain untuk mengisi daya juga bisa membayar tagihan listrik,”tuturnya.
Masyarakat semakib mudah mengisi energi untuk mobil listrik karena SPKLU tersedia di pusat perbelanjaan. (FOTO/ANTON CH)
Senada dengan Benny, Rio Fajar (47) karyawan swasta di BSD City merasakan penghematan besar sejak menggunakan mobil listrik. Rio juga menggunakan mobil BYD Seal. Warga Bintaro Jaya Sektor 9 ini hanya mengeluarkan uang Rp100 ribu per minggu untuk kebutuhan mobilitasnya. “Sangat hemat, apalagi PLN memberikan subsidi tarif home charging,”ungkapnya kepada Kabarindo.com
Rio berkisah, sebelumnya, dia menggunakan Sport Utility Vehicle (SUV) BMW X3 produksi tahun 2016. Dengan teknologi X Drive, mobil lansiran pabrikan Jerman itu menjadi idola kalangan menegah atas. “Biaya BBM saya Rp7 juta hingga Rp9 juta per bulan. Jika dikonversikan dengan biaya lainnya termasuk servis, menggunakan mobil listrik saya bisa hemat Rp150 jutaan per tahun,”ungkapnya.
Rio pun memasang wall charging berkapasitas 7.700 watt di rumahnya. Dengan tarif yang murah, setiap hari Rio mengisi baterai mobilnya mulai pukul 22:00 sampai 05.00 WIB. “Arus listrik otomatis cut off kalo sudah penuh, jadi bisa kita tinggal untuk beristirahat,”sebutnya. Rio pun mengaku, saat melakukan perjalanan, menemukan lokasi SPKLU semakin mudah. “SPKLU PLN ada dimana-mana, termasuk yang dikerjasamakan dengan hotel, mall maupun pabrikan mobil. Sekarang semakin mudah mengisi daya mobil listrik,”jelasnya.
Pembangunan SPKLU yang dilakukan oleh PLN, termasuk semakin lengkapnya pilihan daya charging membuat ekosistem kendaraan listrik terus melesat. Catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), hingga Mei 2024 populasi kendaraan ramah lingkungan ini telah mencapai 144.547 unit. Meningkat dibandingkan pada 2019, hanya ada 1.437 unit kendaraan listrik di Indonesia. “Bertambahnya populasi kendaraan listrik, karena infrastruktur SPKLU yang disediakan PLN sudah menyebar di seluruh Indonesia,”tegas Peneliti Teknik Tenaga Listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi.
Hal itu, lanjut dia, membuat pabrikan kendaraan listrik semakin optimistis untuk menghadirkan produknya, termasuk menanamkan investasi pengembangan fasilitas produksi di Indonesia. “Lihat saja merek seperti Hyundai, Wuling, Cherry, BYD, dan merek-merek Jepang kini semua menghadirkan mobil listrik,”papar Agus.Dia pun meyakini, dengan dukungan infrastruktur yang kuat dari PLN, ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air akan semakin terakselerasi. ‘Akan terus bertumbuh dengan cepat,”sebutnya. Pemerintah Indonesia sendiri mentargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030 mengaspal di jalan raya. Target tersebut selain dalam rangka transisi energi, juga demi penghematan devisa negara, karena volume impor BBM bisa dikurangi.
Kolaborasi Strategis Pabrikan dengan PLN
Sebagai penyedia infrastruktur ekosistem kendaraan listrik, peran PLN sangat strategis. Hal itu mendorong pabrikan mobil untuk melakukan sinergi dan kolaborasi.
Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan kepada Kabarindo.com mengungkapkan, saat ini BYD menjalin kolaborasi yang baik dengan PLN, khususnya dalam pengembangan Infrastruktur pengisian daya. “Di sisi public charging facilities, BYD memberikan fasilitas pengecasan cepat dan boleh untuk umum di hampir 30 showroom kami seluruh Indonesia,”paparnya.
Lokasi pengisian baterai motor listrik mudah dijangkau. (FOTO/ANTON CH)
Dia menambahkan, BYD bersama vendor yang tersertifikasi PLN membantu kepemilikan fasilitas charger kepada pembeli mobil listrik dengan dukungan pemasangan gratis untuk tipe-tipe tertentu. Menurut Luthe, BYD melihat bahwa ketersediaan infrastruktur electric vehicle (EV) di Indonesia berkembang menjanjikan. “Kami menyadari bahwa infrastruktur pengisian daya yang memadai adalah kunci untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik,”tegasnya.
Dia pun optimistis dengan dukungan yang tepat, Indonesia dapat mencapai jaringan infrastruktur EV yang solid dan terintegrasi, yang akan mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik secara signifikan. Hal yang sama juga disampaikan Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto. Menurut dia, infrastruktur SPKLU PLN saat ini sudah dibangun masif. “Kami pun berkolaborasi dengan PLN untuk mengembangkan SPKLU,”tegasnya.
Menurut Frans, beberapa SPKLU yang dikembangkan Hyundai bekerjasama dengan PLN sebagai pemasok energi listrik. Dia pun optimistis dengan semakin kuat dan lengkapnya infrastruktur SPKLU, ekosistem kendaraan listrik akan melesat cepat. Perkembangan pembangunan infrastruktur oleh PLN, menjadi salah satu hal yang memantik minat pabrikan mobil global untuk berinvestasi di Indonesia. Wuling misalnya, pabrikan asal China itu berinvestasi Rp9 triuliun untuk membangun pabrik. Tak hanya pabriak mobil, pabrikan dari negeri Tirai Bambu itu juga menggelontorkan investasi Rp7,5 Triliun untuk membangun pabrik baterai di Jawa Barat. Sedangkan Hyundai berinvestasi besar di ekosistem kendaraan listrik. Mulai dari pengambangan baterai hingga mobil. Total investasi yang ditanamkan mencapai Rp142 Triliun.
PLN sendiri, terus memperkuat infrastruktur SPKLU dalam rangka mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Hingga semester I tahun 2024, tercatat sudah tersedia 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 14.524 Home Charging yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan resminya menjelaskan, PLN berkomitmen mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik dengan terus menambah charging station yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Hingga semester I 2024 jumlah penggunaan listrik SPKLU juga mengalami pertumbuhan ditandai dengan konsumsi listrik yang meningkat sebesar 229% menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya sebesar 741,8 MWh di semester I tahun 2023. “Dengan pertumbuhan EV yang semakin masif, tentu saja infrastruktur pendukung juga harus tersedia. PLN tidak bisa melakukannya sendirian, sehingga kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh mitra terkait percepatan transisi energi di sektor transportasi ini,” tutur Darmawan.
Untuk layanan home charging, PLN telah bekerja sama dengan berbagai Agen Pemegang Merek (APM) Mobil Listrik dan mengoperasikan aplikasi PLN Mobile agar setiap pelanggan kendaraan listrik dapat langsung mendapatkan layanan home charging. Hingga semester I tahun 2024, jumlah pelanggan home charging telah mencapai 14.524 pelanggan atau meningkat sebanyak 335% dibanding Semester I tahun lalu dengan total konsumsi listrik mencapai 4.264,8 MWh atau bertumbuh signifikan dibandingkan realisasi Semester 1 2023 sebesar 960,1 MWh atau meningkat sebanyak 344%.
Bahkan PLN juga menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan transportasi umum. PLN telah melakukan pengembangan Infrastruktur charging station khusus untuk bus listrik dan angkutan umum listrik. “Tidak hanya kendaraan pribadi, transportasi umum sekarang sudah beralih ke kendaraan listrik. Maka dari itu, PLN menyediakan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat sehingga dapat menggunakan transportasi kendaraan listrik dengan nyaman dan aman,” tegas Darmawan.
PLN berkomitmen untuk terus menambah Infrastruktur penukaran baterai kendaraan listrik roda 2 dalam rangka memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna EV roda 2 yang terus meningkat dan menjadi moda transportasi utama di Indonesia. PLN juga telah membangun dan mengoperasikan SPLU yang bisa menjadi alternatif para pengguna EV roda 2 sebanyak 9.956 unit tersebar di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, pada tahun 2024 ini PLN juga berinisiatif untuk memanfaatkan tiang listrik sebagai media SPKLU atau yang dikenal SPKLU Tiang dengan jumlah 2.000 unit.
Darmawan menegaskan, PLN tidak hanya menghadirkan infrastruktur fisik seperti SPKLU, SPBKLU, SPLU dan home charging dalam mendukung pertumbuhan EV. Lewat transfromasi digital secara end to end yang sukses dilakukan, PLN juga menyediakan layanan EV di dalam aplikasi PLN Mobile.
“Langkah ini kami lakukan untuk meningkatkan customer experience, masyarakat menjadi lebih mudah mendapatkan informasi terkait layanan kelistrikan apalagi untuk kendaraan listriknya. Mau mengetahui lokasi charging station terdekat, pengisian daya, tambah daya, pasang baru, bahkan membeli kendaraan listrik bisa melalui aplikasi PLN Mobile,” ujar Darmawan.
Dengan masifnya pertumbuhan infrastruktur dan layanan dalam satu genggaman pada PLN Mobile yang telah disediakan, Darmawan berharap masyarakat semakin yakin untuk beralih dan dapat merasakan secara langsung mudahnya menggunakan kendaraan listrik. “PLN akan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaiknya untuk mendukung transisi energi di sektor transportasi. Semakin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan listrik, semakin cepat juga kita mencapai net zero emissions pada tahun 2060 mendatang,” pungkas Darmawan.
Sedangkan Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menambahkan, ekosistem kendaraan listrik terus tumbuh dan semakin berkembang pesat. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan memberikan stimulus dan insentif dalam pembelian kendaraan listrik, serta kemudahan dari PLN dalam pemasangan baru, penambahan daya, hingga harga spesial pengisian daya listrik di rumah.
“Lewat berbagai stimulus dan dukungan yang diberikan saat ini pertumbuhan kendaraan listrik relatif signifikan. Capaian positif ini akan kita teruskan dengan memastikan keandalan ekosistem EV sehingga masyarakat semakin yakin untuk beralih dari kendaraan fosil ke EV,” ucap Edi
Lewat kolaborasi ini, kata Edi, PLN dan 28 mitra lainnya akan mengembangkan infrastruktur EV lewat penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) baik roda 2 maupun 4, Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan layanan Home Charging Services. “Selaras dengan penugasan oleh Pemerintah pada PLN, kami mendorong untuk dapat bersama-sama melakukan pengembangan dan menyediakan infrastruktur charging kendaraan listrik,” terang Edi.
Edi mengungkapkan langkah strategis ini juga penting bagi perseroan guna mendukung target penambahan 3.000 unit SPKLU dan 250 unit SPBKLU di tahun 2024. Melalui kolaborasi ini juga nantinya diharapkan akan semakin terbuka peluang peningkatan capability building dalam adopsi EV di Indonesia.
Comments ( 0 )