Good Governance Jadi Kunci Mandiri Jakabaring Sport City Tanpa Bergantung APBD
KABARINDO, PALEMBANG – Di tengah banyak fasilitas olahraga di Indonesia yang berakhir menjadi aset tidur, Jakabaring Sport City (JSC) menunjukkan langkah berbeda yang inspiratif. Kompleks olahraga kebanggaan Palembang ini tidak hanya dikenal karena megahnya stadion dan venue internasional, tetapi juga keberhasilannya menerapkan strategi good governance yang membuat JSC mampu mandiri tanpa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sejak bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui PT Jakabaring Sport City pada tahun 2017, manajemen JSC harus mengubah pola kerja dari birokrasi konvensional menjadi manajemen korporasi yang profesional. JSC dituntut untuk menghasilkan pendapatan mandiri, menjaga efisiensi operasional, serta berorientasi pada keberlanjutan bisnis.
“Kunci keberhasilan JSC terletak pada tata kelola yang transparan, akuntabel, dan profesional. Dengan pendekatan ini, kami membangun kepercayaan investor sekaligus membuat masyarakat merasa memiliki,” ujar Direktur Utama PT JSC, Meina Fatriani Paloh.
Transparansi sebagai Fondasi
Langkah pertama yang ditempuh adalah penerapan laporan keuangan terbuka. Transparansi ini tidak hanya memenuhi kewajiban administratif, tetapi juga memperkuat legitimasi sosial. Investor pun semakin percaya untuk menanamkan modal, sementara masyarakat yakin bahwa dana dan aset publik dikelola dengan benar.
Selain itu, JSC mengadopsi Sistem Pengendalian Intern (SPI) guna memantau seluruh transaksi. Sistem ini menjadi benteng utama dalam mencegah kebocoran sekaligus membuat kinerja perusahaan lebih terukur dan akuntabel.
Kemitraan Publik-Swasta dengan Standar Jelas
Dalam menjalin kemitraan dengan pihak swasta, JSC menerapkan Service Level Agreement (SLA) sebagai standar kualitas layanan. Setiap mitra swasta diwajibkan menjaga kebersihan, keamanan, dan kualitas fasilitas sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
“Kerjasama dengan pihak swasta bukan berarti melepaskan kontrol. Melalui SLA, kami pastikan kualitas tetap konsisten dan terjaga,” tambah Meina.
Tantangan dalam Tata Kelola
Meski banyak kemajuan, JSC menghadapi dilema yang tidak mudah. Perusahaan harus menyeimbangkan antara mengejar profit dan menjaga fungsi sosialnya sebagai BUMD. Harga sewa venue yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan eksklusivitas dan mengurangi akses UMKM lokal.
Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas manajemen olahraga modern masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Tanpa peningkatan kualitas SDM, penerapan good governance berisiko terhambat.
Inspirasi untuk Daerah Lain
Kisah sukses Jakabaring Sport City kini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Strategi berbasis good governance terbukti mampu mencegah kompleks olahraga berakhir mangkrak. Dengan transparansi, efisiensi, dan kemitraan yang sehat, fasilitas olahraga dapat berperan bukan hanya sebagai simbol kebanggaan, tetapi juga sebagai mesin penggerak ekonomi daerah.
Jakabaring memberikan pesan jelas: good governance bukan sekadar jargon, melainkan fondasi utama bagi sebuah sport city agar bisa bertahan dan berkembang secara mandiri.
Comments ( 0 )