Didukung Infrastruktur PLN, Gaya Hidup Ramah Lingkungan Merambah Seluruh Negeri
RAMAH LINGKUNGAN : Bus Listrik yang dioperasikan Transjakarta diminati warga Jakarta. Kendaraan listrik kini menjadi ikon gaya hidup ramah lingkungan (Foto/Anton CH)
KABARINDO, JAKARTA – Sukmayadi menepikan bus listrik Transjakarta yang dikemudikannya di halte bus Ratu Plaza jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, kemarin. Bus listrik produksi SAG dengan nomor lambung BMP 230314 dengan nomor polisi B 7054 SGX itu melayani rute Bundaran Senayan menuju stasiun Tebet, Jakarta Selatan. ‘Lebih enak mengemudikan bus listrik, lebih nyaman,”ujarnya kepada Kabarindo.com, kemarin.
Sejenak Sukmayadi menorehkan pena di kertas beralaskan paoan. Untuk mencatat sudah berapa kali dia menaikkan dan menurunkan penumpang hari itu. Kemarin, penu,pang yang diangkut Sukmayadi cukup banyak, bus pun hampir penuh. Dia mengaku, tak pernah kehabisan daya listrik selama mengemudi. “Tidak pernah kehabisan, pengisiannya di pool Ciputat selama dua jam,”paparnya.
Para penumpang pun tampak menikmati suasana di dalam bus yang senyap. “Saya setiap hari menggunakan bus listrik ini. Pergi kerja maupun pulang kerja juga menggunakan kereta listrik commuter line. Jadi semua serba listrik,”ungkap Siswanto Haryadi (53) warga Cilebut, Kabupaten Bogor saat berbincang dengan Kabarindo.com. Setiap hari, pria berpostur tinggi besar itu bekerja di Plaza Asia, jalan Jenderal Sudirman. “Dengan menggunakan kereta listrik, bus listrik, ongkos yang saya keluarkan hanya Rp17 ribu per hari,”katanya. Meski tak memiliki kendaraan listrik, namun Siswanto mengaku lebih senang menggunakan transportasi berbasis listrik. “Selain ramah lingkungan, setidaknya saya bisa membantu secara pasif dalam mengurangi polusi udara,”paparnya. Di Jakarta, saat ini beroperasi 100 unit bus listrik. Hingga akhir tahun ini, Transjakarta akan menambah lagi 200 unit bus listrik untuk melayani mobilitas masyarakat. Transjakarta berkomitmen untuk menggunakan bus listrik secara penuh pada tahun 2030. Penambahan bus listrik ini merupakan bagian dari upaya Transjakarta untuk mengurangi emisi dan polusi di Jakarta.
Kualitas udara di Jakarta memang menjadi isu serius selama beberapa waktu terakhir. Sejatinya, tak hanya di Jakarta, polusi udara di Indonesia merupakan masalah serius yang memengaruhi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Salah satu faktor utama meningkatnya polusi udara di Indonesia disebabkan oleh emisi kendaraan konvensional. Salah satu cara menangani pengurangan pada emisi kendaraan yaitu dengan beralih ke kendaraan listrik. Dikarenakan kendaraan listrik dianggap ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang saat digunakan. Kendaraan listrik beroperasi sepenuhnya menggunakan baterai untuk menyimpan energi dan menggerakkan kendaraan listriknya, tanpa menghasilkan gas buang yang berbahaya, sehingga tidak memerlukan bahan bakar fosil seperti bensin atau diesel yang biasanya digunakan pada mobil konvensional.
Mobil listrik sedang diisi daya oleh pemiliknya di Mal Senayan City, Jakarta Selatan. (FOTO/ANTON CH)
Pemilik mobil listrik Soni Riharto (55) tampak sibuk memasang alat charging mobil listrik di mal Senayan City. Menggunakan mobil Wuling Air EV, Soni sengaja memilih Senayan City untuk mengisi baterai mobil listriknya, lantaran dia dan keluarganya baru saja mengadakan pertemuan di sekitar Senayan. “Sekarang mengisi daya serba mudah. Kendaraan listrik sudah menjadi gaya hidup,”sebutnya. Mengajak berbincang di sebuah kafe di dalam mal, Soni bercerita, gaya hidup ramah lingkungan kini sudah merambah seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya di perkotaan atau kota-kota besar saja. “Masyarakat semakin sadar untuk menggunakan energi bersih,”ujar pria yang bermukim di Elang Bintaro, Tangerang Selatan itu.
Selain membantu pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM, gaya hidup elektrik yang diadopsi masyarakat saat ini dengan masifnya penggunaan energi listrik, bisa menjadi solusi untuk menekan emisi. “Mobil listrik emisinya nol, di rumah saya juga menggunakan kompor listrik. Pokoknya sekarang serba ramah lingkungan,”tuturnya. Penghematan dari penggunaan energi listrik untuk mobil pun cukup besar dibandingkan menggunakan bahan bakar fosil. Ditambah lagi, penghematan dari penggunaan kompor listrik yang lebih cepat melakukan pemanasan dibandingkan dengan LPG. “Penghematannya sudah pasti besar,”katanya.
Tak hanya Soni, Budityas Bangun Basuki (47) merasakan keunggulan energi bersih PLN. Salah satunya yakni menghemat biaya perjalanan. Maklum saja, Budityas bekerja di Menara Standard Chartered Jakarta, sementara tempat tinggalnya di Bandung. “Tidak setiap hari pergi pulang. Namun demikian, menggunakan mobil listrik lebih hemat dan ramah lingkungan,”ucap pengguna mobil listrik Cherry Omoda E5 berwarna hitam itu.
Budityas warga Bandung menggunakan mobil listrik untuk mobilitas sehari-hari. (FOTO/ANTON CH)
Budityas pun merasakan banyak kemudahan saat menggunakan mobil listriknya bepergian keluar kota. Charging station tak lagi menjadi isu utama. “Sekarang SPKLU ada dimana-mana, bisa dilihat di aplikasi Charge.In PLN, kita dipandu lewat GPS untuk menuju lokasi,”katanya. Bahkan, aplikasi hasil dari digitalisasi PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) itu memberitahu lokasi-lokasi idimana SPKLU sedang kosong. “Jadi tak perlu antre,”imbuhnya.
Sedangkan Alfian Alamsyah, warga Bulak Kapal Permai, Bekasi, mengungkapkan, penggunaan energi bersih melalui elektrifikasi kini semakin populer. Pengguna Hyundai Ioniq 5 itu kerap bertamasya bersama keluarganya menggunakan kendaraan listrik. Selain hemat, faktor ramah lingkungan menjadi kepeduliannya. “Perjalanan ke Yogyakarta hanya perlu Rp300 ribuan, jika mobil konvensional bisa dua kali lipatnya,”tutur pria berkacamata itu. Alfian pun mengaku, mengendarai mobil listrik pun dia lakukan dengan konsep ramah lingkungan. Yakni menginjak pedal gas secara konstan sehingga energi listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil tak terlalu besar. “Menggunakan mobil listrik sungguh nyaman,”katanya.
Alfian Alamsyah menikmati mobil listrik yang mendukung gaya hidup ramah lingkungan. (FOTO/ANTON CH)
Tak hanya di Jakarta, gaya hidup ramah lingkungan juga merambah banyak daerah. Di pulau Kalimantan misalnya, pengguna mobil listrik terus meningkat. Hal itu lantaran PLN masif membangun infrastruktur di pulau yang dikenal sebagai salah satu lumbung energi itu. Terdapat 10 titik SPKLU yang tersebar di Kaltim, Sedangkan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ada 23 SPKLU yang tersebar hingga Pangkalan Bun. PT PLN Kalselteng akan membangun lagi sebanyak 12 SPKLU sehingga total hingga akhir 2024 berjumlah 35 SPKLU berlokasi di kantor-kantor PLN, pusat keramaian seperti mall, restoran hingga area tempat parkir umum. Sedangkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) PLN memasang 18 unit SPKLU. Begitupula di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara, SPKLU sudah tersedia di dua provinsi itu.
Di pulau Sumatera, Seulawesi, hingga Papua, infrastruktur SPKLU PLN sudah tersedia. “Disini sudah ada, pengisian baterai cepat dan murah,”ujar Alfred Lim, warga Sorong, pemilik restoran Sahara Jetty di Pulau Doom saat dihubungi Kabarindo,com melalui sambungan telepon. Alfred sendiri menggunakan mobil llistrik Wuling Air EV. Tak hanya mobil, Alfred juga menggunakan motor listrik Alva untuk mobilitas sehari-hari. “Lebih enak menggunakan kendaraan listrik. Untuk BBM terkadang sering langka. Mobil dan motor listrik sama sekali tak ada kendala karena bisa charge di rumah,”sebutnya.
Gaya hidup ramah lingkungan kini juga merambah para ayah yang menjadi tulang punggung keluarga, Afrizal, pengemudi Grab misalnya, mengganti motor konvensionalnya dengan Kymco elektrik dengan pertimbangan agar tak berasap saat motor dinyalakan dirumah. “Saya tinggal di pemukiman padat di Tanjung Priok. Kalau motor biasa (bensin) keluar asap, untuk motgor listrik tidak,”ucapnya saat ditemui di kantor PLN Bulungan, Jakarta Selatan.. Dengan menggunakan motor listrik, pria yang setiap hari menempuh jarak 120 kilometer untuk mencari nafkah itu, tak perlu resah dengan penyakit pernafasan yang kerap diderita anaknya. “Keluarga saya tak ada lagi yang terserang penyakit ISPA,”sebutnya. Dengan menggunakan motor listrik, Afrizal pun lebih leluasa untuk menumpuk rupiah. “Penghasilan menjadi lebih besar,”katanya.
Komitmen PLN Dukung Gaya Hidup Ramah Lingkungan
PT PLN (Persero) memperkuat komitmen dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan memperbanyak infrastruktur pendukung berupa EV Charging Station. PLN meresmikan One Stop EV Charging Station di salah satu titik strategis di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) tepatnya di Jalan Surapati No.36 pada Sabtu (2/11/2024) silam. Dikutip dari keterangan resmi PLN, hadirnya infrastruktur pengisian daya ini sekaligus mendukung green tourism di Kota Bandung.
Pengemudi ojek online menukar baterai di SPBLU kantor PLN Bulungan, Jakarta Selatan. (FOTO/ANTON CH)
One Stop EV Charging Station sendiri merupakan infrastruktur pengisian daya terpusat yang mendukung semua jenis EV dari roda dua sampai roda empat. Pada lokasi ini, PLN menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mobil listrik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) serta Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum R2 (SPKLU R2) untuk motor listrik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, sejalan dengan target pemerintah dalam mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik, PLN terus memperkuat pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di berbagai daerah.“Dengan semakin masifnya minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik, maka kehadiran infrastruktur menjadi sangat krusial. Kami ingin memastikan agar masyarakat tidak ragu beralih menggunakan kendaraan listrik, PLN senantiasa menghadirkan dukungan penuh dan andal dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di tanah air,” ujar Darmawan.
Terletak di pusat Kota Bandung, One Stop EV Charging Station memudahkan para pengguna kendaraan listrik untuk mengisi ulang daya di satu lokasi. Sambil menunggu pengisian daya, masyarakat dapat meluangkan waktu dengan beraktivitas bersama keluarga di lokasi wisata di sekitar, seperti Gedung Sate, Lapangan Gasibu, Museum Geologi dan Pusat Kuliner Cisangkuy.Direk tur Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan, percepatan infrastruktur kendaraan listrik khususnya Jawa Barat bakal memberikan dampak positif untuk menciptakan Green Tourism, Green Infrastructure, dan Zero Emission Zone. “PLN berkomitmen mendukung penuh upaya Pemerintah mencapai Net Zero Emissions (NZE) 2060. Langkah ini merupakan bagian dari strategi percepatan untuk mengendalikan pencemaran udara dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” kata Adi .
Adi menambahkan, untuk mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, butuh kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak seperti Pemerintah, BUMN, dan pihak swasta.
“Tentunya PLN ini adalah sebagai driver saja, yang nantinya akan lebih berperan harapan kami adalah para pengusaha dan swasta yang menjalankan usaha charging station, jadi kita mendukung para pengusaha untuk bergerak di bidang ini,” imbuh Adi.
Sedangkan General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat Agung Murdifi menjelaskan, beroperasinya One Stop EV Charging Station di Surapati ini memberikan akses yang lebih mudah dan nyaman untuk mengisi daya baterai kendaraan bagi masyarakat.“Dengan masifnya pertumbuhan infrastruktur, kami berharap masyarakat di Jawa Barat semakin yakin untuk beralih dan dapat merasakan secara langsung mudahnya menggunakan kendaraan listrik,” kata Agung. Melalui One Stop EV Charging Station ini, PLN menyediakan 5 unit EV Charger baik Ultra Fast Charging maupun Medium Charging dan 1 unit SPBKLU yang dapat menukar 5 baterai, serta 6 titik stop kontak di SPKLU R2.
Dengan bertambahnya One Stop EV Charging Station di Surapati, Bandung, Agung mengutarakan kini total ada 183 titik lokasi SPKLU dengan 267 EV Charger dan 57 unit SPBKLU di 26 Kota/Kabupaten Jawa Barat. Titik sebaran lokasi SPKLU tersebut berada di kawasan strategis seperti pusat perbelanjaan, rest area, kantor PLN, fasilitas umum, dan lain lain. Selain itu, PLN melalui aplikasi PLN Mobile telah menghadirkan fitur pencarian lokasi EV Charging Station yang akan semakin memudahkan masyarakat dalam mencari lokasi SPKLU terdekat memantau status pengisian, hingga melakukan pembayaran secara praktis dan cepat hanya dengan satu aplikasi. “Fitur ini merupakan bentuk komitmen kami dalam meningkatkan pengalaman pengguna (customer experience) agar masyarakat semakin yakin untuk beralih ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan,” terang Agung.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, kolaborasi yang terjalin antara PLN dan Pemprov sudah berlangsung lama dan berjalan sangat baik. Jabar merupakan Provinsi pertama yang menggunakan mobil listrik sebagai alat transportasi operasional dan jumlah SPKLU di Jabar selalu meningkat tiap tahunnya, kini sudah ada SPKLU di 183 titik. “Pemprov Jabar dan PLN khususnya PLN UID Jabar, sudah memiliki komitmen yang sama dan tentunya dari apa yang sudah dihasilkan saat ini di Jabar adalah merupakan bukti nyata komitmen dan kolaborasi yang sudah sangat luar biasa dalam menyiapkan pelayanan kepada msyarakat didalam hal transisi energi ini,” ujarnya. Dia pun berharap ekosistem kendaraan listrik di Jabar akan semakin besar karena tidak hanya akan bermanfaat bagi generasi saat ini namun juga masa depan.
Comments ( 0 )