Upaya Kemenbud RI Wujudkan Bioskop Inklusi, Mengakomodir Penyandang Disabilitas
Upaya Kemenbud RI Wujudkan Bioskop Inklusi, Mengakomodir Penyandang Disabilitas
Gandeng Demi Film Indonesia, sambangi Yogyakarta
Surabaya, Kabarindo - Tim Bincang-Bincang Budaya Sinema (B3S) Filmmaker Goes To School diinisiasi Direktorat Film, Musik dan Seni (Dit. FMS) Kementerian Kebudayaan - Kemenbud RI, bersama Demi Film Indonesia (DFI) menyambangi SLBN 1 dan 2 di Bantul dan Gunung Kidul, Yogyakarta, serta mengadakan nobar pada 25-28 Agustus 2025.
Yan Widjaya, Ketua Umum Yayasan Dem iFilm Indonesia (YDFI), mengatakan B3S membahas tentang bioskop inklusi yang menghadirkan Jeihan Angga dan mengenalkan 14 profesi di industri perfilman yang bisa dipilih oleh para pelajar disabilitas.
“Walau ada hambatan, tapi dipastikan tidak ada stigma/diskriminasi untuk menjadi sutradara, penulis skenario, make up artist dan lainnya. Para pelajar yang mewakili sekolah mereka akan diajak nonton film musikal karya Garin Nugroho berjudul Siapa Dia yang dibintangi Nicholas Saputra,” ujarnya.
Yan mengatakan, mewujudkan bioskop inklusi merupakan konsep bioskop yang dirancang untuk memberikan akses dan pengalaman menonton film yang setara dan menyenangkan bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
Ia menambahkan, bioskop inklusi dapat neningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi dan keberagaman. Juga menciptakan ruang yang setara dengan menghilangkan hambatan fisik dan non-fisik yang mungkin dialami penyandang disabilitas saat menonton film.
“Ini melibatkan berbagai penyesuaian fasilitas dan layanan untuk mengakomodasi kebutuhan khusus penyandang disabilitas, seperti audio deskripsi, juru bahasa isyarat dan fasilitas fisik yang ramah disabilitas,” ujar Yan.
Fasilitas yang dibutuhkan seperti ramp, lift, toilet khusus disabilitas, ruang tunggu yang nyaman, kursi yang mudah diakses, pencahayaan yang disesuaikan dan informasi film dalam format yang mudah dibaca. Layanan yang dibutuhkan seperti audio deskripsi berupa narasi tambahan yang menjelaskan visual dalam film untuk penonton tunanetra dan penerjemah bahasa isyarat untuk penonton tunarungu.
Bioskop inklusi bisa berupa bioskop bisik yang memberikan pengalaman menonton film bagi penyandang tunanetra. Beberapa bioskop konvensional seperti Cinema XXI dan CGV juga mulai menyediakan fasilitas dan layanan inklusif, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Syaifullah Agam, Direktur FMS Kemenbud RI, mengatakan pihaknya akan merilis "Buku Panduan Perfilman Inklusi" untuk semua kalangan, termasuk mewujudkan bioskop inklusi yang ramah untuk disabilitas.
Gufri dari Dit.FMS siap berdiskusi dengan GPBSI agar ada bioskop yang mengakomodir kebutuhan disabilitas seperti kamar mandi di bioskop, jalan untuk kursi roda dan space di dalam bioskop.
Foto: istimewa
Comments ( 0 )