Transisi Energi Indonesia Dapat Berikan Manfaat Ekonomi dan Sosial bagi Semua

Transisi Energi Indonesia Dapat Berikan Manfaat Ekonomi dan Sosial bagi Semua

Transisi Energi Indonesia Dapat Berikan Manfaat Ekonomi dan Sosial bagi Semua

Surabaya, Kabarindo- Transisi energi Indonesia sudah bergerak. Tetapi sebuah laporan baru memperingatkan bahwa tanpa fokus yang lebih kuat pada aspek manusia dan komunitas, kemajuan akan terhambat.

The Centre for Policy Development (CPD) merilis laporan berjudul “Powering Prosperity: A framework for a fair and inclusive energy transition in Indonesia” yang memetakan peta jalan praktis untuk membantu memastikan transisi tenergi tidak memberikan dampak buruk, tetapi membuka dan memperkuat peluang ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Indonesia menghadapi risiko iklim yang meningkat termasuk banjir, tanah longsor dan panas ekstrem, yang sudah mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Bank Dunia memperkirakan dampak iklim dapat merugikan Indonesia hingga 7% dari PDB pada 2100. Pada saat yang sama, dengan ekonomi yang masih sangat bergantung pada batu bara dan industri padat emisi lainnya, Indonesia harus beradaptasi dengan pasar global yang bergeser dengan cepat dari bahan bakar fosil.

Menyadari tantangan ini, pemerintah Indonesia telah berkomitmen pada target iklim, termasuk mengurangi emisi hingga 43% pada 2030 dan mencapai nol bersih pada 2060. Tetapi laporan tersebut memperingatkan bahwa tanpa fokus yang lebih besar pada aspek manusia dari transisi energi, perubahan ini dapat memperdalam ketidaksetaraan, menggusur pekerja dan menciptakan risiko bagi stabilitas sosial dan politik di wilayah yang bergantung pada industri emisi tinggi maupun di daerah, yang mengalami tekanan baru dari proyek energi terbarukan dan penambangan mineral kritis.

Laporan tersebut berpendapat, agar transisi energi Indonesia berhasil, transisi energi harus lebih dari sekadar mengurangi emisi dan membangun industri baru. Tetapi juga harus menciptakan peluang nyata bagi semua masyarakat untuk mendapatkan manfaat, terutama mereka yang paling berisiko tertinggal.

Laporan ini menguraikan tiga prinsip inti untuk memberikan transisi yang adil:

*Memastikan mereka yang terkena dampak transisi memiliki suara dan akses ke pilihan nyata

* Melindungi orang dan komunitas yang menghadapi kerentanan agar tidak dibiarkan lebih buruk;

* Memastikan manfaat dan biaya transmisi dibagi secara merata di seluruh masyarakat.

Laporan ini juga menawarkan rekomendasi praktis, termasuk menetapkan visi nasional yang jelas, yang didukung oleh peta jalan kebijakan terperinci, menciptakan badan koordinasi nasional untuk membantu mengarahkan upaya, serta mengembangkan penilaian tenaga kerja yang kuat dan strategi pelatihan ulang. Kolaborasi internasional juga akan sangat penting, terutama untuk mendukung keterlibatan masyarakat dan pengembangan tenaga kerja.

Centre for Policy Development CEO, Andrew Hudson, mengatakan transisi energi Indonesia berada pada titik balik, dan keberhasilan akan bergantung pada seberapa baik kebijakan mencerminkan kebutuhan masyarakat.

"Indonesia telah membuat beberapa kemajuan dalam transisi energi, tetapi ujian sebenarnya adalah memastikanbahwa itu bermanfaat bagi semua orang. Pemerintah harus mengatasi dampaknya terhadap rumah tangga, pekerja dan masyarakat sejak dini. Dengan melakukan ini, ia dapat membangun dukungan publik yang lebih kuat, membuka peluang ekonomi serta bergerak lebih cepat dan lebih percaya diri menuju tujuan iklimnya,” ujarnya.

Senior Adviser Ruddy Gobel menambahkan laporan itu menunjukkan transisi yang adil dapat dicapai serta dalam jangkauan. Pihaknya telah melihat betapa cepatnya Indonesia dapat memobilisasi di sekitar prioritas nasional yang besar.

“Sekarang kita membutuhkan ambisi yang sama untuk memastikan masyarakat didengar, didukung dan benar-benar dapat memperoleh manfaat dari transformasi ini. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia apa yang mungkin terjadi ketika tidak ada yang tertinggal."

Foto: istimewa