Teknologi PGT-A dalam Program IVF Membantu Meningkatkan Persentase Kehamilan hingga 68% pada Kelompok Usia Tertentu
KABARINDO, JAKARTA - Teknologi PGT-A atau Pre-Implamantation Genetic Testing for Aneuploidy yang hadir di Morula IVF Indonesia, merupakan cara mendeteksi masalah kromosom pada embrio untuk mencegah terjadinya keguguran pada pasien ibu dan calon bayi tabung.
Teknologi PGT-A ini memberikan manfaat bagi pasangan yang memiliki kondisi sudah melakukan program bayi tabung berulang kali dan belum berhasil untuk hamil, pasangan yang
memiliki riwayat keguguran berulang, pasangan yang memiliki riwayat kelainan bawaan pada
kehamilan sebelumnya, dan pasangan yang sudah berusia di atas 38 tahun.
Selain PGT-A terdapat pemeriksaan kromosom lanjutan lainnya yaitu PGT-M (Pre Implantation Genetic Testing for Monogenic / single-gene defect). Beberapa kelainan yang dapat dicegah dengan menggunakan teknologi PGT-M seperti diantaranya Thalassemia, Spinal Muscular Atropy, Cystic Fibrosis dan penyakit genetik lain yang bersifat menurun.
PGT-A Meningkatkan Persentase Kehamilan
"PGT-A merupakan teknologi bayi tabung unggulan terbaru untuk screening kromosom pada embrio
yang dimiliki untuk membantu memaksimalkan keberhasilan kehamilan dalam program bayi tabung (IVF).
"Teknologi ini memungkinkan proses seleksi embrio sehingga embrio yang dimasukkan ke
dalam rahim merupakan embrio sehat yang mempunyai tingkat keberhasilan hamil lebih tinggi," ungkap Direktur Scientific Morula IVF Indonesia, Prof. Arief Boediono. Ph.D.
“Berdasarkan studi yang kami lakukan tahun 2019 hingga September 2022 pada hampir 500 pasien, bahwa teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan sebesar 68% di kelompok umur 38-39 tahun dan 46% usia diatas 40 tahun. Pada kelompok 38-39 tahun tersebut, persentase kehamilan dengan teknologi PGT-A lebih
baik 25% dibanding kehamilan Non PGT-A dan di usia 40 tahun ke atas, PGT-A membantu
persentase kehamilan 19% lebih baik dari yg Non PGT-A,” demikian dipertegas Prof Arief.
Data lain dalam penelitian mengungkapkan bahwa pasien dalam rentang usia 36-44 tahun memiliki
angka kromosom normal (euploid) yang jumlahnya lebih rendah dibndingkan kromosom tidak normal (aneuploid). Ini menunjukkan bahwa teknologi PGT-A harus direkomendasikan pasien dalam kelompok usia tersebut agar tujuan healthy embryo – healthy baby bisa terpenuhi. Di sisi lain saat teknologi ini dapat juga mengidentifikasi embrio dengan kromosom seks yang normal atau sehat dengan mengidentifikasi kromosom 46 XX atay 46 XY, dalam bahasa awam dikenal dengan deteksi jenis kelamin yang normal.
PGT-A Mengantisipasi Timbulnya Penyakit Bayi
Saat ini layanan PGT-A tersedia langsung di Morula IVF Jakarta dan juga beberapa cabang Morula IVF lainnya di Indonesia.
Direktur Medis Morula IVF Indonesia, Dr. dr. Arie A Polim, MSc. DMAS, Sp.OG (K) FER menambahkan, bahwa layanan ini juga sudah memperhitungkan efektivitas dari sisi biaya, yang meliputi konsultasi, USG, cek laboratorium pasangan suami istri, analisa sperma, obat stimulasi atau hormone, tindakan Ovum Pick Up (OPU), fasilitas Time Lapse/VIP Incubator, tindakan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), dan tindakan Embryo Transfer (ET).
Bahwa kegagalan program bayi tabung terjadi karena sekitar 60-70% disebabkan karena kromosom yang tidak normal, terutama pada wanita usia di atas 38 tahun kerusakan kromosom bisa mencapai sekitar 75%. Kromosom yang abnormal yang terjadi pada saat proses pembentukan sel-sel telur, sperma dan saat perkembangan embrio, dapat menyebabkan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, atau bahkan hilangnya atau penambahan DNA. Kelainan kromosom di atas dikenal sebagai aneuploidy. Hal ini dapat menyebabkan kelainan kromosom seperti Down Syndrome dan Edwards
Syndrome serta 60% keguguran,” ujarnya menutup.
PGT-M (Pre-Implementation Genetic for Monogenic disorder) Morula IVF Jakarta siap melayani PGT-M.
Teknologi ini dapat mendeteksi mutase single-gene (monogenic) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit genetic bawaan seperti Thalassemia, Spinal Muscular Atropy dan Cystic Fibrosis. Teknologi PGT-M dapat membantu pasangan untuk mendapatkan keturunan dengan menurunkan resiko terkena penyakit-penyakit tersebut.
Saat ini tim Morula IVF Jakarta sudah berhasil melahirkan bayi dari penyakit yang diturunkan yaitu spinal muscular atropy berkat teknologi PGTA – PGTM dan sudah dipublikasi dalam jurnal internasional yang berjudul: Birth of spinal muscular atrophy unaffected baby from genetically at-risk parents following a pre-implantation genetic screening: A case report (Polim et al, 2022) yang telah dipublikasi pada International Journal of Reproductive BioMedicine.
Paket IVF Asmirandah “Dragon Baby”.
Menjawab kebutuhan masyarakat akan program kehamilan yang cepat dan sehat, Morula VF
Indonesia meluncurkan promo paket bayi tabung (IVF) bernama Asmirandah “Dragon Baby”.
Bekerjasama dengan artis Asmirandah yang pernah berhasil hamil dan melahirkan buah hati dengan program bayi tabung, paket IVF ini hadir dengan layanan PGT-A untuk 1 embrio. Tindakan Ovum Pick Up (OPU) dilakukan maksimal di Desember 2022 dan lanjutan tahapan berupa Embryo Transfer (ET) di sekitar Februari 2023, dengan harapan pasien hamil, lalu bisa melahirkan di 2024 di tahun shio naga (dragon) dalam kalender tahun China.
Benefit tambahan lainnya dalam paket ini yaitu undian uang tunai Rp 100 juta, cover asuransi jika
pasien terdeteksi 1 dari 8 critical illness berupa uang tunai Rp 200 juta, cash back Rp 10 juta,
kesempatan makan malam gratis bersama Asmirandah untuk 10 pembeli pertama, Executive
Lounge access dengan 3x fast tracks, discount up to 24% untuk layanan tambahan.
Comments ( 0 )