Supriansa : Kartu Prakerja Bekal Masyarakat Menghadapi Ketatnya Persaingan
JAKARTA, KABARINDO - Kartu prakerja adalah kartu yang diprakarsai pemerintah untuk menjawab perkembangan zaman untuk menghadapi persaingan global. Sebab rakyat kerap kesulitan mendapatkan pekerjaan seiring dengan berkembang pesatnya semua sektor menuju dunia yang semakin canggih.
“Pemerintah melahirkan sejumlah kreativitas dan ide yang cerdas untuk menjawab kebutuhan menghadapi persaingan global. Jadi tidak salah, sebagai calon Presiden Republik Indonesia tahun 2019 silam memberi harapan kepada masyarakat untuk menyiapkan diri memasuki era yang semakin kompetitif,” ujar Anggota Komisi 3 DPR RI dari Fraksi Golkar, Supriansa, SH,MH.
Menurut Supriansa, seiring dengan persaingan yang berat itu, maka lahirlah ide memasukkan program Kartu prakerja secara resmi menjadi poin penting kampanye bapak Jokowi Maruf Amin pada pemilu 2019.
Kemudian ketika rakyat Indonesia memberi mandat tertinggi sebagai pasangan Presiden dan Wapres terpilih, maka salah satu bentuk konsistensi pasangan ini dengan mewujudkan dalam program pemerintahan sekarang. Jadi kartu prakerja ini bukan kartu “sim salah bim abra kadabra” yang lahir tanpa perencanaan dan kajian yang matang.
Seiring dengan lahirnya kartu prakerja ini, terlihat antusias masyarakat. Terutama masyarakat pencari kerja apalagi di tengah pandemi covid 19.
“Oleh karena itu, saya menilai Kartu Prakerja sebagai program yang lahir dari ide-ide cerdas politik. Tak heran jika mulai di terpah angin kecemburuan persaingan kepentingan politik. Ya tentu rival politik tidak tinggal diam karena program kartu prakerja ini menjadi magnit baru bagi masyarakat,” ujar Supriansa.
Menurut Supriansa, meskipun sebagai kader partai Golkar berteriak sekencang apapun bahwa kartu prakerja ini adalah impian dan harapan pemerintah untuk rakyatnya, namun “bumbu” dan “aroma” politik selalu di hubungkannya dengan Partai Golkar. Padahal kartu ini adalah harapan bapak Presiden dan Wakil Presiden untuk rakyat Indonesia sebagai perwujudan konsisten kampanye politik saat Pilpres 2019 lalu.
Oleh karenanya, Dia berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama para politisi yang selalu mengklaim diri sebagai pejuang rakyat untuk menanggalkan sejenak pandangan sektorial atau kepentingan golongan demi kepentingan rakyat Indonesia.
“Jangan biarkan air mata rakyat mengering di pipihnya karena sulitnya mendapatkan pekerjaan diatas persaingan yang super ketat. Mereka harus dibekali dengan ilmu dan persiapan yang memadai sebagaimana yang di butuhkan zaman,” tambahnya.
Selanjutnya, Supriansa juag mengutarakan bahwa isu yang sengaja dibangun bahwa program ini bisa menjadi lahan korupsi baru di masa akan datang, adalah strategi jahat yang tidak mengedepankan kepercayaan kepada aparat penegak hukum kita di Republik Indonesia yang secara terbuka bisa melakukan pengawasan dan penindakan atas program ini.
Selain itu, program kartu prakerja ini di implementasikan bukan di tengah hutan yang sepi atau di dasar laut yang jauh dari pandangan mata. Namun Kartu prakerja ini di wujudkan dengan mengedepankan asas transparansi dan akuntabel. Semua pihak bisa melakukan pemantauan dengan jelas kemana arah dan tujuan kartu prakerja ini.
“Kami sependapat bahwa Kartu prakerja ini lahir bukan untuk dikorupsi tetapi kartu prakerja ini lahir untuk menjawab kebutuhan masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang mencari kerja. Jadi, buanglah jauh-jauh pemikiran yang tak produktif agar rakyat bisa membekali diri memasuki zaman yang penuh tantangan ini. Jangan justru kita sebagai wakil rakyat menari-nari dalam perbedaan tapi rakyat yang di korbankan,” tegas Supriansa.
Comments ( 0 )