Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Jawa Melalui Tiga Strategi Utama
Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Jawa Melalui Tiga Strategi Utama
Surabaya, Kabarindo- Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) sebagai koordinator wilayah Jawa terus berkomitmen untuk bersinergi dalam menjaga stabilitas inflasi Jawa.
Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai salah satu tindak lanjut arahan Kemendagri dalam Rakor inflasi mingguan Januari 2024.
Upaya tersebut ditunjukkan melalui gelaran Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Pengendalian Inflasi Jawa di Malang pada Selasa (27/2/2024) dengan tema “Menjaga Momentum Inflasi Jawa yang Terkendali Melalui Sinergi Program Pengendalian Inflasi Daerah”.
Sinergi program pengendalian inflasi yang disepakati dalam Rakorpusda tersebut difokuskan pada 3 komoditas utama yaitu beras, aneka cabai dan bawang merah, serta terdapat 11 daerah prioritas yaitu DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Semarang, Bandung, Bekasi, Madiun, Sumenep, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi dan Surabaya.
Rakorpusda dibuka oleh Pj. Gubernur Provinsi Jatim, Adhy Karyono, dilanjutkan dengan sambutan oleh Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jatim, Bandoe Widiarto yang sekaligus memimpin jalannya diskusi Rakorpusda.
Pada sesi paparan, Deputi Kepala Perwakilan KPwBI Provinsi Jatim, M. Noor Nugroho, menyampaikan materi terkait outlook inflasi dan potensi risiko ke depan yang perlu diwaspadai di wilayah Jawa. Selanjutnya Deputi Kemenko Perekonomian RI, Ferry Irawan, dan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Batara Siagian, masing-masing memaparkan tentang strategi program pengendalian inflasi secara nasional tahun 2024 dan penguatan program peningkatan produktivitas komoditas ketahanan pangan.
Rakorpusda menghasilkan 3 strategi utama dan komitmen dalam menghadapi tantangan pengendalian risiko inflasi pangan ke depan di wilayah Jawa.
Pertama, penguatan produktivitas pangan strategis baik on farm maupun off farm, khususnya pada 16 klaster komoditas beras, 18 klaster aneka cabai dan 13 klaster bawang merah.
Kedua, perluasan dan penguatan ekosistem BUMD Pangan di wilayah Jawa melalui kerja sama antar daerah (KAD) yang terintegrasi antara klaster ketahanan pangan dan off taker BUMD.
Ketiga, perluasan warung TPID sebagai warung pengendalian inflasi pangan pada 11 daerah prioritas, didukung dengan penguatan komunikasi efektif pada seluruh aspek strategi.
Pada kesempatan yang sama telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara 8 klaster ketahanan pangan dan BUMD/BUMP di wilayah Jawa. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari strategi implementasi penguatan pengendalian inflasi.
Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) akan bersinergi dalam mengimplementasikan tiga strategi utama tersebut dalam kerangka 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif.
Bank Indonesia juga berkomitmen untuk mengoptimalkan langkah pengendalian harga terutama melalui pengelolaan suplai pangan, termasuk mendorong produksi menuju ketahanan pangan yang terintegrasi dan masif, guna mendukung tercapainya stabilitas inflasi wilayah Jawa dalam sasaran nasional 2,5±1% pada 2024.
Comments ( 0 )