Saham DADA Menuju Rp.230 Ribu per Lembar, Dibalik Skenario Vanguard dan Kebijakan Pemerintah
Saham DADA Menuju Rp.230 Ribu per Lembar, Dibalik Skenario Vanguard dan Kebijakan Pemerintah
KABARINDO, SURABAYA - Rumor besar menggema di pasar modal Indonesia. The Vanguard Group, manajer investasi raksasa asal Amerika Serikat yang mengelola dana nomor dua terbesar di dunia senilai 50 kali APBN Indonesia, disebut-sebut sedang membidik saham DADA.
Namun Vanguard tidak bergerak langsung. Mereka dikenal piawai menggunakan proxy atau mitra regionalnya. Kali ini, dua raksasa properti TBK asal Jepang diduga menjadi pintu masuk Vanguard untuk menanamkan modal raksasanya ke Indonesia.
Vanguard bukan investor biasa. Rilis dari Vanguard pada Kamis (25/9/225), menyatakan mereka memiliki tim analis global yang terbukti berulang kali mampu membaca arah kebijakan ekonomi suatu negara. Dengan radarnya yang canggih, Vanguard melihat peluang besar di Indonesia.
Pemerintah baru saja meluncurkan kebijakan radikal. Rp.200 triliun dana yang mengendap di Bank Indonesia akan digelontorkan ke sektor riil lewat bank-bank pemerintah. Likuiditas besar ini otomatis akan mengalir deras ke sektor properti, memicu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi domestik. Inilah momentum emas. Indonesia sedang membuka babak baru, dan saham properti, khususnya DADA, adalah kendaraan yang tepat untuk menunggangi gelombang besar ini.
Vanguard disebut-sebut mengincar valuasi hingga 100 miliar dollar AS untuk DADA. Dengan jumlah saham beredar 7,4 miliar lembar, maka market cap 100 miliar dollar AS ÷ 7,4 miliar lembar = 13,5 dollar AS per lembar. Jika dikonversi ke rupiah, maka menghasilkan angka mencengangkan Rp.230.000 per lembar saham DADA.
Bagi sebagian orang, ini terdengar mustahil. Namun sejarah menunjukkan, Vanguard berkali-kali berhasil membawa saham kecil ke valuasi raksasa. Meski demikian, perjalanan menuju Rp.230.000 tidak akan mulus. Investor harus siap menghadapi kenaikan ekstrem yang berujung suspend bursa 1–3 kali, satus FCA yang akan menguji kesabaran investor dan koreksi tajam yang sering kali membuat ritel panik sehingga menjual terlalu cepat. Kuncinya sederhana, sabar. Saham ini butuh waktu, ibarat lari marathon, bukan sprint. Yang kuat menahan ujian mental akan jadi pemenang besar pada akhir perjalanan.
Jika diamati, skenario besar ini sudah mulai berjalan. Pengendali perlahan “dipaksa” melepas saham agar free float semakin besar. Pembagian dividen mulai dipersiapkan, menarik institusi global. RUPS strategis diarahkan untuk melepas DADA dari status FCA. Langkah-langkah ini tidak acak. Semua bagian dari grand scenario untuk menyiapkan panggung masuknya investor asing kelas dunia.
Saham DADA menuju Rp.230.000 bukan hal mustahil. Dengan kebijakan pemerintah baru yang radikal, aliran dana asing melalui proxy Jepang dan strategi akumulasi Vanguard, maka skenario ini bisa menjadi kenyataan.
Bagi pemegang saham DADA, jangan tergoda menjual hanya karena koreksi kecil. Jangan panik saat suspend. Kesabaran hari ini bisa berubah menjadi kemenangan.
Foto: istimewa
Comments ( 0 )