Rayakan Hari Kartini, Rupiah Cepat Libatkan Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending
KABARINDO, JAKARTA -- Industri Fintech P2P Lending terus berkembang pesat, namun, masih terdapat stereotip yang memengaruhi peran perempuan di dalamnya. Menurut laporan dari Female Founders Fund, perusahaan yang didirikan oleh perempuan hanya mendapatkan kurang dari 3% dari total modal ventura yang diberikan. Fakta-fakta seperti ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam industri Fintech, termasuk tingkat keterwakilan yang rendah di tingkat eksekutif dan posisi kepemimpinan.
Melihat kondisi tersebut, Rupiah Cepat menginisiasi acara "Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending," yang juga akan dijadikan sebagai peringatan Hari Kartini. Acara yang diadakan pada Selasa, 30 April 2024 di Jakarta bertujuan untuk melibatkan para stakeholder perempuan yang berkarier di Fintech P2P Lending serta sebagai sarana edukasi kepada masyarakat mengenai tantangan dan suka duka menjadi perempuan berkarier di bidang fintech P2P lending.
Yolanda Sunaryo selaku Chief Business, Legal, and Compliance Officer Rupiah Cepat mengatakan pentingnya peran perempuan dalam industri P2P lending.
“Dalam era yang semakin maju ini, peran perempuan dalam mengelola keuangan telah menjadi semakin penting. Kami percaya bahwa Inklusi keuangan memegang peran penting dalam memberdayakan perempuan secara finansial. Dengan akses yang lebih luas terhadap produk dan layanan keuangan, perempuan dapat membangun tabungan, mengelola investasi, dan mengurangi risiko keuangan. Ini bukan hanya tentang kesetaraan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi perempuan untuk membangun kemandirian yang lebih kuat dan lebih inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi semua," ujar Yolanda Sunaryo.
Sementara itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terus mendorong inklusi perempuan di industri fintech P2P lending, karena perempuan merupakan setengah dari populasi Indonesia dan memiliki potensi ekonomi yang besar, Inklusi perempuan dalam industri fintech P2P lending dapat membantu meningkatkan akses mereka terhadap pendanaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Lebih dari 10 Triliun dana dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan telah tersalurkan kepada 1,5 juta perempuan pengusaha ultra-mikro di lebih 55ribu desa baik di Jawa dan luar Jawa.
Yasmine Meylia Sembiring selaku Direktur Eksekutif AFPI, mengatakan adapun upaya untuk Inklusi peran perempuan pada industri fintech P2P lending, antara lain: Meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan, Selain itu untuk mempertahankan banyaknya talenta perempuan di tempat kerja, adalah dengan menyesuaikan beberapa kebijakan oleh perusahaan bagi pekerja perempuan, dan terakhir keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech.
Namun AFPI optimis bahwa dengan kerjasama semua pihak, inklusi perempuan di industri fintech P2P lending dapat terus ditingkatkan.
Pada kesempatan yang sama, Chrisma Albandjar selaku Wakil Bendahara AFTECH menyatakan “AFTECH sebagai asosiasi turut aktif mendorong pengembangan talenta digital dan kepemimpinan perempuan di perusahaan anggota, melalui peningkatan representasi perempuan untuk terus aktif dalam berbagai forum advokasi kebijakan dan kegiatan gender mainstreaming, kolaborasi untuk mendukung inklusi keuangan perempuan, serta program literasi keuangan digital yang inklusif untuk dapat dapat diadopsi oleh anggota yang mana nantinya juga akan dapat diakses oleh pengguna”.
Selain, dalam rangka perayaan Hari Kartini, Aulia Maghfiroh, selaku Public Relations Specialist Rupiah Cepat juga melihat bahwa acara ini diharapkan mampu menambahkan pandangan positif mengenai industri Fintech P2P Lending di sisi pemberdayaan perempuan.
“ Melalui kegiatan ini, Rupiah Cepat juga berharap masyarakat dapat lebih memahami peran perempuan dalam industri Fintech P2P Lending dan merayakan kontribusi mereka yang jarang disorot. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam perkembangan teknologi keuangan,” ujar Aulia Maghfiroh.
Rupiah Cepat mengundang semua pihak yang peduli dan berkomitmen untuk mendorong inklusi perempuan dalam Fintech P2P Lending untuk bergabung dalam acara ini. Bersama-sama, mari kita perjuangkan perubahan positif dan merayakan keberagaman dalam industri ini.
Selain, dalam rangka perayaan Hari Kartini, Aulia Maghfiroh, selaku Public Relations Specialist Rupiah Cepat juga melihat bahwa acara ini diharapkan mampu menambahkan pandangan positif mengenai industri Fintech P2P Lending di sisi pemberdayaan perempuan.
“ Melalui kegiatan ini, Rupiah Cepat juga berharap masyarakat dapat lebih memahami peran perempuan dalam industri Fintech P2P Lending dan merayakan kontribusi mereka yang jarang disorot. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam perkembangan teknologi keuangan,” ujar Aulia Maghfiroh.
Comments ( 0 )