Pengamat BUMN Minta Dirut PLN Diganti

Pengamat BUMN Minta Dirut PLN Diganti
Pengamat BUMN Minta Dirut PLN Diganti

Okky Setiawan Kamarga. (FOTO/ISTIMEWA)

JAKARTA – Pengamat BUMN Okky Setiawan mendesak pemerintah mengganti Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain dalam rangka penyegaran manajemen, dia berpendapat sejumlah masalah masih belum bisa terselesaikan. Okky menilai, masalah yang krusial yakni utang PLN yang cukup besar dan masih terjadi pemadaman aliran listrik.

“Dirut sudah menjabat selama lima tahun. Perlu diganti dalam rangka penyegaran dan meningkatkan performa kinerja,”ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Dia menilai sejumlah masalah pemadaman yang masih terjadi seperti di provinsi Aceh pada akhir September 2025 lalu, juga pemadaman di Bekasi, Bali dan sistem kelistrikan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) pada 2024 lalu sebagai bagian dari lemahnya manajemen krisis perusahaan listrik milik negara itu.

“Seharusnya dengan kondisi kelistrikan saat ini, sudah tak ada pemadaman listrik lagi di Indonesia,”tegasnya. Okky pun menyorot performa kinerja PLN dimana utang BUMN kelistrikan itu menunjukka tren meningkat. Dia meyebutkan, pada 2024, total utang PLN mencapai Rp711,2 triliun. Sementara pada 2023, utang PLN sebesar Rp655 triliun.

“Padahal PLN mendapatkan banyak privellege dari negara,”ungkap Okky. Dia mengatakan, selain diberi hak monopoli distribusi, PLN juga menjalankan penugasan subsidi, diberikan penyertaan modal negara setiap tahun, dan diberikan kekhususan regulasi dalam pasokan melalui domestik market obligation (DMO) dan mengatur harga batu bara dan gas.

Beberapa waktu lalu, Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti soal lonjakan utang BUMN kelistrikan iti. Legislator Dapil Jatim 2 itu menilai, kondisi utang PLN mencerminkan kegagalan manajemen keuangan perusahaan pelat merah itu, meski selama ini mendapat berbagai fasilitas dari negara.

“PLN ini perusahaan monopoli, punya akses penuh ke fasilitas negara, tapi keuangannya justru babak belur. Ini keliru secara manajemen,” ujarnya.

Namun demikian, PT PLN (Persero) menyodorkan data yang dipublikasikan dimana perusahaan itu berhasil membukukan penjualan listrik sebesar 155,62 Terawatt hour (TWh) sepanjang Semester I 2025. Penjualan ini tumbuh 4,36% secara year on year (YoY) dibanding periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 149,11 TWh.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengapresiasi dukungan penuh pemerintah dalam pencapaian tersebut. Ia menegaskan bahwa sinergi lintas lembaga menjadi kunci bagi PLN dalam menjaga kinerja tetap solid di tengah tekanan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah dan semua pihak yang terus mendukung PLN. Berkat kolaborasi ini, kami berhasil membukukan kinerja yang solid. Ini juga jadi bukti keberhasilan Pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi terlihat dari naiknya konsumsi listrik pelanggan,” ucap Darmawan dalam keterangan resmi PLN.

Dengan perolehan konsumsi listrik tersebut, PLN berhasil mencetak laba periode berjalan senilai Rp6,64 triliun sepanjang Semester I tahun 2025. Perolehan laba tersebut melesat 32,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5 triliun.

Peningkatan laba seiring dengan naiknya pendapatan yang dibukukan perseroan. Pendapatan PLN mencapai Rp281,89 triliun per Juni 2025. Jumlah pendapatan ini naik 7,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp262,06 triliun.