Opening Asian Games 2018; Indonesia Mencengangkan
SUGBK, Senayan, Jakarta, Kabarindo- Indonesia menfasilitasi supremasi sportivitas menepis politik dengan hadirnya kontingen Afghanistan dan menghadirkan dua Korea bersatu.
Realitanya itu raih pemberitaan massive dunia termasuk aksi Moge Presiden Jokowi. Pembukaan Asian Games 2018 berjalan sangat meriah dan menjadi trending topic di lini masa media sosial. Kematangan konsep membuka mata masyarakat bahwa Indonesia sanggup menjadi tuan rumah event olahraga berskala besar.
Dipimpin oleh creative director Wishnutama, tema pada pembukaan Asian Games 2018 mengusung konsep kekayaan alam dan budaya lokal Indonesia yang dikemas secara kolosal. Konsep itu diperkuat dengan teknologi proyektor dan pencahayaan yang membuat semuanya menjadi lebih Indah dilihat.
Panggung Megah Sorotan Dunia
Panggung berukuran raksasa hadir di tengah lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Tidak main-main, panggung tersebut merupakan salah satu yang terbesar dan tertinggi yang pernah ada pada acara seremonial serupa.
Memiliki berat total mencapai 600 ton, panjang 135 meter dan lebar 30 meter, ditambah tinggi 26 meter, panggung megah dengan tema kekayaan alam Indonesia terlihat sangat cantik dan megah. Tak cuma itu saja, semuanya merupakan karya dari sedikitnya 350 anak bangsa.
Ketua panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC), Erick Thohir mengatakan, dana yang dikeluarkan untuk mempersiapan upacara pembukaan dan penutupan juga tidak sedikit. Oleh karena itu, ia yakin acara tersebut berlangsung luar biasa sukses.
Agung dengan Replika Gunung
Indonesia dikenal dunia dengan gugusan gunung yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur. Hal itu selaras dengan konsep dan tema pembukaan Asian Games 2018 yang tergambar nyata pada panggung di SUGBK.
Tidak main-main, sebuah replika gunung yang indah itu terdiri atas 12.775 tanaman dan bunga. Semuanya tertata rapi dengan luas mencapai 1.350 meter persegi.
Salah satu aspek megah lainnya adalah adanya air terjun yang dialiri oleh 140.000 liter air. Tampilannya semakin indah berkat hamparan 3.000 meter persegi rumput hijau di replika gunung tersebut.
Terowongan tersembunyi sepanjang 50 meter juga dipersiapkan panitia supaya pengisi acara, penari, dan penyanyi bisa melakukan sirkulasi tanpa mengganggu tampilan panggung tersebut.
Diramaikan Musikus Terbaik Tanah Air dan Dunia
Pengunjung pembukaan Asian Games 2018 tak cuma disuguhkan kemegahan panggung. Mereka dipastikan bisa menikmati suguhan terbaik para musikus dunia selama kurang lebih tiga jam yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB, Sabtu 18 Agustus 2018.
Ada sedikitnya 5500 pengisi acara dan tak kurang dari 140 musisi meramaikan pembukaan Asian Games 2018. Panitia juga mengerahkan 4000 penari anak bangsa.
Selain mengundang lusinan penyanyi lokal, panitia turut menyuguhkan penampilan istimewa, salah satunya dari Joey Alexander, musikus jazz berusia 15 tahun yang telah dua kali masuk nominasi Grammy Awards dua tahun lalu.
Dari dalam negeri, ada nama-nama tenar seperti Via Vallen, Ariel Noah, sampai Anggun C. Sasmi. Belum cukup, panitia juga mengerahkan figur-figur terbaik di bidang entertainment guna menyukseskan pembukaan Asian Games 2018, misalnya, memanggil dua koreografer kondang Tanah Air, Denny Malik dan Eko Supriyanto.
Korea Bersatu
Salah satu momen penting yang tidak bisa dilewatkan adalah kedatangan para defile kontingen kontestan Asian Games 2018 memasuki SUGBK. Kontingen Afghanistan menjadi yang pertama masuk, disusul negara-negara lainnya.
Pada saat giliran defile Korea, pemandangan mengharukan terlihat. Dua negara Korea, yakni Korea Selatan dan Korea Utara menjadi satu, di bawah bendera berlatar putih dengan gambar kepulauan Korea berwarna biru.
Petinggi kedua negara juga bergandengan tangan di tribun. Ini menunjukkan betapa olahraga adalah sarana terbaik untuk mempersatukan pihak-pihak yang bersengketa. Asian Games 2018 mengalahkan batas, dengan semangat sportivitas menyatukan perbedaan.
Bendera Merah Putih dan Momen #BreakTheLimit Susi Susanti
Hal-hal menarik lain yang terekam sepanjang pembukaan Asian Games 2018 di antaranya adalah spanduk bertuliskan "Terima Kasih, We Love You Jakarta" yang dibawa defile dari Taiwan.
Jepang tak mau kalah. Selain membawa bendera sendiri, ternyata mereka juga turut mengibarkan bendera Indonesia. Langkah itu ditiru Suriah yang melakukan hal sama dengan membawa bendera merah putih.
Sekitar dua jam setelah pembukaan Asian Games 2018, momen puncak ditandai dengan penyalaan obor. Susi Susanti sebagai salah satu legenda olahraga terbaik Indonesia dan Asia menyalakan obor di replika puncak gunung di SUGBK.
Api obor tersebut awalnya dibawa masuk oleh Lanny Gumulya yang merupakan peraih medail emas loncat indah pada Asian Games 1962 silam. Obor kemudian diberikan secara ke estafet kepada Arif Taufan (peraih medali emas karate Asian Games 1998), Yustedjo Tarik (peraih medali emas Asian Games 1978 dan 1982), Suprianti Sutoto (peraih medali emas atletik putri Asian Games 1998), dan I Gusti Made Oka Sulaksana (peraih medali emas selancar angin Asian Games Busan 2002).
Momen break the limit pun jatuh tatkala Susi Susanti menjadi penyambung api obor Asian Games 2018. Replika gunung seketika menyala saat Susi menuangkan api obor ke puncak gunung tersebut.
Panitia juga memberikan kesempatan kepada sejumlah mantan atlet untuk ikut ambil bagian pada pembukaan akbar Asian Games 2018. Markis Kido (bulu tangkis) dan Lilies Handayani (panahan) tampil membawa bendera OCA (Olympic Council of Asia).
Lilies merupakan ibunda dari Dellie Threesyadinda. Kedua sosok merupakan pemanah andalan Indonesia beda jaman. Lilies pernah meraih medali pada Asian Games 1988. Kini, Deliie yang akrab disapa Dinda mengemban tugas menorehkan tinta emas untuk Indonesia.
Combiphar menjadikan Dinda sebagai brand ambassador tentu bukan tanpa alasan. Sosok Dinda yang bangga menjadi atlet Indonesia selaras dengan Combiphar yang dengan bangga menjadi sponsor resmi Asian Games 2018 dan bangga mendukung atlet Indonesia untuk mengalahkan batas di Asian Games 2018 dikutip dari online medcom.
Foto; Istimewa dari Biro Media Istana
Comments ( 0 )