Neraca Perdagangan Positif, Imbas Pemerintah Hentikan Ekspor Bahan Mentah Tambang
KABARINDO, JAKARTA - Penghentian ekspor bahan mentah tambang membuat neraca perdagangan menjadi positif.
Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Joko widodo saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2022.
Pemerintah melarang ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020. Mereka harus diolah di dalam negeri dahulu sebelum diekspor.
Hasil olahan seperti feronikel bisa membuat nilai komoditas itu bertambah 14 kali, sedangkan hasil olahan billet stainless steel bisa mencapai 19 kali.
Ke depan, bahan mentah tambang untuk bauksit akan dihentikan ekspornya pada 2022, diikuti bahan mentah tambang yang lain.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa keputusan ini membuat neraca perdagangan surplus selama 19 bulan beruntun.
Neraca Positif
“Keberanian kita men-setop itu (ekspor bahan mentah bijih nikel) hasilnya kelihatan. Oleh karena itu kita lanjutkan setop bauksit, tembaga, timah, dan lain-lain,” kata Presiden Jokowi.
Catatan BPS menunjukkan bahwa pada Januari sampai November 2021, neraca perdagangan surplus 34 miliar dolar AS.
Nilai ekspor Indonesia juga naik sebesar 49,7 persen per November 2021.
“Ekspor kita kenapa naik ?, salah satunya karena kita hentikan ekpsor raw material, bahan mentah dari mineral batu bara kita yaitu nikel. Yang saya lihat 1-2 miliar dolar AS akhir tahun, kemarin hampir 21 miliar, atau 20,8 miliar dolar AS,” ujar Presiden.
"Dan kalau kita lihat ranking competiveness kita juga naik tiga peringkat. Dalam posisi yang sangat berat di 2021, kita bisa niak 3 peringkat ini juga kita patut syukuri."
Sumber: Antara
Foto: Antara
Comments ( 0 )