MBG Dinilai Tingkatkan Kualitas SDM dan Gerakkan Ekonomi Lokal
KABARINDO. JAKARTA -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai sebagai kebijakan yang tepat sasaran untuk menjawab persoalan gizi, stunting, sekaligus peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama di wilayah Timur Indonesia.
Ahli Manajemen dan Praktisi Bisnis, Arham S. Torik, menyampaikan bahwa kondisi gizi anak-anak di wilayah Timur Indonesia masih memprihatinkan. Banyak anak mengalami stunting dan gizi buruk sejak dini. “Gizi sangat minim, sehingga anak-anak itu diberi bahkan bukan susu. Sebagai Ibu yang sedang hamil, kalau gizinya kurang, tentu air susunya gak akan keluar. Sehingga memang program yang dilakukan Prabowo, kalau kita masuk ke daerah sangat tepat dilakukan MBG untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,” ujarnya dalam podcast di saluran YouTube Menyala Media, Minggu (14/12).
Ia menambahkan, pemenuhan gizi sejak dini akan berdampak jangka panjang pada kualitas intelektual generasi muda. Ke depan, Arham berharap kehadiran MBG dapat mendorong peningkatan tingkat IQ anak-anak Indonesia secara signifikan.
Dari sisi ekonomi, Arham menilai MBG memiliki efek pengganda yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal. “Nah program MBG ini kan menggunakan dana yang sangat besar. Kalau kita kaitkan dengan ekonomi, pasti akan menggerakkan ekonomi terutama ada belanja dari masyarakat terutama pedagang-pedagang kecil yang akan dibeli atau dipekerjakan sampai proses MBG itu disalurkan dengan baik. Jaringan distribusi dan sebagainya,” ujarnya.
Selain itu, MBG juga berperan dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola makan bergizi. “Sebab itu jika anak-anak kurang gizi, boro-boro disuruh berpikir, yang ada juga ngantuk, tidur. Jadi ini sudah sangat tepat,” ujarnya.
Menilai satu tahun pelaksanaan MBG oleh Badan Gizi Nasional (BGN), Arham menyebut program ini telah menunjukkan capaian yang positif. “Dengan pembelajaran selama setahun dengan begitu antusiasnya anak-anak dan sumringah. Pemerintah harus lebih bisa melakukan proses standarisasi kualitas agar hal-hal yang tidak diharapkan tidak jadi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa penguatan standarisasi kualitas menjadi kunci agar program MBG dapat berjalan konsisten, aman, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat maksimal bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Comments ( 0 )