LNG Abadi Masela Sokong Swasembada Energi Asta Cita

LNG Abadi Masela Sokong Swasembada Energi Asta Cita
LNG Abadi Masela Sokong Swasembada Energi Asta Cita

Peresmian dimulainya tahap Front-End Engineering and Design (FEED) untuk Proyek LNG Abadi, Blok Masela di Indonesia, Kamis (28/8/2025), di Jakarta. (FOTO/KABARINDO.COM)

 

JAKARTA, KABARINDO-- INPEX CORPORATION (INPEX), melalui anak perusahaannya INPEX Masela, Ltd. (INPEX Masela) sebagai operator dan mewakili para mitra Joint Venture yaitu PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PETRONAS Masela), menyelenggarakan acara peresmian dimulainya tahap Front-End Engineering and Design (FEED) untuk Proyek LNG Abadi, Blok 

Masela di Indonesia.

 

 

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung dalam sambutannya menyampaikan bahwa tahap FEED untuk proyek ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan Proyek Lapangan Abadi di Blok Masela. ”Proyek ini 

bukan hanya proyek migas biasa, tetapi salah satu pilar ketahanan energi serta motor penggerak pembangunan nasional dan daerah,” ujar dia dalam acara peresmian dimulainya tahap Front-End Engineering and Design (FEED) untuk Proyek LNG Abadi, Blok Masela di Indonesia, Kamis (28/8/2025), di Jakarta.

 

Yuliot menekankan pemerintah menaruh harapan besar agar proyek ini berjalan sesuai jadwal dan memberi manfaat maksimal bagi bangsa. Hal ini sejalan dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yaitu swasembada energi, proyek ini harus menjadi bagian dari strategi besar bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri.

 

”Maka dari itu, yang paling pertama, saya ingin menekankan pentingnya percepatan pelaksanaan proyek ini melalui dukungan fleksibilitas dalam peraturan pengadaan serta dukungan percepatan seluruh perizinan 

terkait secara tepat waktu untuk berbagai kegiatan pada fase FEED dan EPC,” katanya.

 

Pemerintah menaruh harapan beaar proyek ini berjalan sesuai rencana. Proyek ini menjadi strategi bagi bangsa untuk menyediakan energi bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri

 

Pentingnya percepatan proyek ini melalui dukungan percepatan perijinan. "Gas bumi Masela untuk mengurangi impor dan memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri,"tegasnya.

 

Pemerintah pun meminta agar masyarakat lokal dilibatkan. Diharapkan terjadi multiplier efffect yang maksimal. Investasi proyek ini senilai USD20,94 miliar dengan menyerap12 ribuan tenaga kerja lokal.

 

Presiden dan CEO INPEX Corporation, Takayuki Ueda dalam sambutannya menyampaikan, INPEX sangat antusias memasuki tahap FEED untuk Proyek LNG Abadi, yang merupakan pencapaian pentingdalam sejarah proyek ini. Proyek Abadi LNG akan memberikan nilai yang besar bagi Indonesia. Proyek ini akan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia tidak hanya dengan meningkatkan ketahanan energi dan ketersediaan pasokan, tetapi juga dengan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja selama 30 tahun. 

 

Proyek ini juga akan menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal. CCS akan membantu mendorong upaya dekarbonisasi Indonesia sambil tetap menyediakan energi bagi negara.

 

 

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan,proyek ini merupakan proyek strategis nasional (PSN) sejak ditetapkan di September 2017.

 

Proyek ini sempat tertunda, namun proyek ini akan menggunakan sebesar-besarnya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). "Selain dukungan dari lokal, kami juga membuka peluang bagi para penyedia jasa dari luar, jika lokal kesulitan,"tegasnya.

 

FEED dirargetkan selesai dalam tiga bulan. "Pemerintah menjamin perizinan dapat selesai pada September mendatang,"imbuhnya.

Lapangan Abadi di Blok Masela merupakan lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Adapun potensi gas dari Lapangan Abadi ini diperkirakan 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas.

 

Kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Masela yang ditandatangani pada 1998 lalu dan telah diperpanjang hingga 2055 ini berpotensi menghasilkan 9,5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel per hari.